
Cerita Sex Tante Perkosa Tante Muda Nafsu Sexnya Tinggi
Cerita Sex Tante Perkosa Tante Muda Nafsu Sexnya Tinggi
Perawanku – Cerita Sex Waktu Makan Di Temani STW Yang Cantik, Pak Edi kolegaku punya chemistry yang sama denganku. Meski dia lebih tua 20 tahun tapi jika kami bertugas keluar kota bersamaan, pada waktu luang kami akan jalan berdua. Tujuan pertama pasti wisata kuliner, dan tujuan berikutnya adalah mencari yang bening-bening.
Pak Edi sangat menguasai Solo dan Yogyakarta. Jadi jika ada penugasan ke Solo dan Yogya, dia paling bersemangat, apalagi aku berada dalam timnya.
Suatu hari dia bilang padaku, “Eh aku nemu tempat yang unik di Yogya,” katanya.
Tempat yang unik dimaksud, adalah semacam “show room” tapi khusus untuk para istri yang mencari tambahan dengan menerima “tamu”. Pak Edi bersemangat menceritakan bahwa tempat itu banyak ibu-ibu yang lumayan, dan harganya tidak terlalu mahal. Sayangnya mereka hanya bisa di “tenteng” antara jam 10 sampai jam 5 sore. Mereka tidak bisa diajak nginap di hotel, karena harus kembali kerumah.
Meskipun aku bukan penggemar STW, tetapi keunikan itu membuat penasaran. Suatu waktu jika ada tugas ke Yogya, aku prioritaskan “ bertamu” ke alamat yang diberikan Pak Edi.
Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Aku mendapat penugasan ke Yogya dan Solo.
Menyelesaikan pekerjaan di Yogya seperti supir ngejar setoran. Semua kerja bisa aku selesaikan sebelum makan siang. Selepas waktu makan siang aku punya waktu bebas.
Berbekal petunjuk dan alamat yang diberikan Pak Edi, aku naik becak dari hotel. Aku berhenti di bangunan yang ditunjuk pak Edi sebagai penanda, dekat dengan titik tujuan. Berjalan sekitar 30 m ada gang yang tidak terlalu besar. Suasananya teduh dan khas kampung-kampung Jawa, tenang ada suara-suara burung perkutut dan gending yang mungkin dikumandangkan dari radio atau rekaman secara samar-samar.
Aku berdebar-debar juga mendatangi tempat tersebut. Aku berusaha menyesuaikan sikap sehingga tidak kelihatan sebagai orang asing di wilayah itu. Di sebelah kanan di bawah kerimbunan pohon aku melihat semacam warung makan. Ini adalah tempat yang ditunjuk Pak Edi. Warung makan itu agak unik, karena ruang untuk makannya berada di dalam rumah, seperti ruang makan rumah biasa, hanya saja meja makannya ada sekitar 3 dengan kursi-kursi.
Dengan gaya percaya diri aku langsung membelok dan duduk di salah satu meja. Ketika itu meja-meja kosong. Jadi tamunya baru aku sendiri. Seorang perempuan paruh baya mengenakan kain panjang atau jarit menghampiri aku dan langsung duduk di kursi dekat aku.
“ Mau pesen apa mas?” tanyanya.
“ Disini apa yang enak,” tanyaku mulai melepaskan kalimat pembuka, kalimat itu kata Pak Edi adalah juga semacam password.
“Wah semuanya di sini enak kok Mas,” timpalnya.
Sambil aku mengamati menu yang disodorkan, mata ini tidak bisa konsentrasi, karena beberapa perempuan berseliweran. Mereka rata-rata berusia di atas 25 tahun sampai 35 tahun. Ada yang mengenakan jarit, tetapi ada juga yang mengenakan pakaian seperti layaknya ibu-ibu pergi ke pasar. Kelihatannya lumayan-lumayan juga. Seandainya aku pilih secara acak, aku kira ok-ok saja.
“Mas pesen ini dulu, yang lainnya nanti bisa diteruskan,” kata si perempuan mbak-mbak yang kutaksir berumur 35 tahun. Akhirnya aku memesan sepiring gudeg ditambah pecel, air mineral dan kopi. Disini letak uniknya, sepertinya pelayan yang mengantar makanan aku orangnya berganti-ganti. Sekitar 5 orang mungkin yang melayani aku. Sambil makan aku ditemani oleh perempuan yang tadi pertama menyambut aku. “ Gimana mas ada yang cocok,” tanyanya.
Terus terang aku bingung juga harus memilih yang mana. Si mbak lalu berpromosi, yang pake kain baju krem itu Ninuk, istri pegawai pemda, yang pake biru istri , yang krem satu lagi, yang baju merah. Semua dijelaskan si mbak. Kata si mbak mereka belum tentu bisa tiap hari kemari, karena kalau tiap hari bisa dicurigai suaminya. Paling-paling seminggu 2 kali. “ Jadi mas, yang hari ini sama yang besok, pasti beda,” kata si Mbak.
Aku bingung memilih kriteria dari semua yang disebutkan si mbak. Tiba-tiba terlintas di benakku untuk memilih perempuan yang paling jarang, atau sudah lama tidak kemari. “ Oo itu mbak Rina, dia udah hampir sebulan nggak kemari, suaminya terlalu ngontrol, tapi gak mampu biayai rumah tangganya, orangnya baik kok mas, ramah. Sebentar ya mas aku panggil,” katanya.
Rina berumur sekitar 28 tahun, agak gempal, tapi mukanya manis. Dia menyalamiku dan duduk di depanku. “Ngobrol aja dulu mas, kalau nggak cocok boleh cari yang lain,” kata si Mbak tadi berbisik di telingaku.
Rina agak grapyak dan suasana obrolan mudah sekali cair. Aku tidak tega menggantinya dengan yang lain, apalagi rasanya lumayan jugalah untuk temen bobok siang. Akhirnya disepakati dia bisa nemani sampai jam 5 sore. Aturan di situ, kita tidak bisa langsung nenteng pilihan kita. Dia nanti akan diantar ke hotel yang kita sebutkan. Kita harus menunggu di lobby untuk menjemputnya lalu digandeng ke kamar.
Setelah masalah harga dan cara pembayaran di sepakati, aku cabut duluan ke hotel. Hebatnya lagi aku ditawari digonceng sepeda motor untuk kembali ke hotel. Pengojeknya ya salah satu cewek yang ada di situ. Sekitar 10 menit menunggu di lobby, Rina tiba diantar oleh rekan yang kelihatannya juga sebaya yang tadi kulihat dia mengantar kopi untukku. Mereka datang berbonceng sepeda motor. Setelah serah terima, rekannya kembali dan Rina aku bimbing menuju kamarku.
“Lho mbak, tadi kan pakai kain, sekarang kok malah pake Jins,” tanyaku ketika dia duduk di bed .
“Iya mas, sebetulnya di tempatnya si Mbak Ambar itu, kita diharuskan pakai kain. Tapi kalau keluar dari situ boleh pakaian bebas, Lha kalau pakai kain naik motor repot toh mas,” katanya dengan senyum menggoda.
Tempat rendezvous itu ternyata adalah milik Mbak Ambar yang tadi menyambutku. Dia membuka warung makan itu sebagai penyamaran, agar tidak mencolok di tengah-tengah kampung. Ada sekitar 30 perempuan di situ, tetapi setiap harinya paling banyak hanya 10 orang. Mereka seperti bergantian.
Sebagian memang suaminya tidak tau, tetapi sebagian lagi menurut Rina datangnya di antar suami dan nanti sore dijemput lagi. Kalau Rina, bekerja sambilan begini tidak setahu suaminya. Dia beranak 2 dan suaminya bekerja sebagai guru. Rina beralasan ngobyek jualan batik membantu temannya.
“Abis gaji guru berapa sih mas, untuk kebutuhan rumah tangga baru 10 hari udah habis,” kata Rina menjelaskan mengapa dia “ngojek” di luar pengetahuan suaminya. Menurut Rina jika dia setiap minggu “mampir” ke rumah Mbak Ambar, lumayan bisa menyamai gaji suaminya, malah sering-sering lebih. “
Lho kata mbak Ambar tadi, “Ini” ongkosnya tigaratus, kalau 4 kali berarti satu koma dua toh,” kataku.
“Lho kalau dikasi sigitu, saya ya matur nuwun, tapi kalau dikasih lebih masak iya saya nolak mas,” kata Rina.
Ah sialan, aku terjebak oleh pertanyaanku sendiri. Berarti aku nanti harus kasih lebih dari price list. Aku tawari minum dan snack tapi ditampik oleh Rina. Dia menawarkan untuk dipijat. Tawaran yang sangat menarik, tentu saja aku setuju.
“Mas ke kamar mandi dulu nanti gantian saya, “ katanya.
“Lha kalau sama-sama aja kan enak sih,” kataku menggoda.
“Ah masnya genit nih,” katanya sambil meminta dulu ke kamar mandi.
Dari kamar mandi aku melepas semua baju kecuali celana dalam dan langsung tidur tengkurap. Entah berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena badanku terasa ditindih sambil dipijat. Nikmat sekali rasanya dipijat.
Aku mulai sadar bahwa rasanya kulit pungungku bersentuhan langsung dengan kulit Rina, dan terasa ada bulu-bulu nempel di punggungku. Aku menganalisa sambil tengkurap, kayaknya si Rina telanjang bulat memijatku. Penisku jadi pelan-pelan mengeras. Untuk sementara aku ingin menikmati pijatannya yang lumayan enak. Dia lalu memelukku sambil tidur telungkup diatasku.
Tengkukku diciuminya dan dia memberi kode gerakan agar aku berbalik telentang. Kuturuti arahannya dan aku telentang, sementara Rina tergolek di sampingku. Pemandangan yang sangat indah, toket gede dan badan yang sekel. Aku segera meremas susunya dan pentilnya ku pelintir-pelintir. Tangan Rina langsung membekap penisku dan perlahan-lahan dikocoknya.
“Mas pijetnya diterusin dulu, nanggung kan,” katanya.
Aku pasrah dan Rina bangkit duduk diatas pahaku, sedikit dibawah kemaluanku. Dia memijat bagian depan pundakku. Perlahan-lahan tumpuan badannya naik keatas, sehingga batang penisku yang mengeras sudah berada diantara belahan memeknya. Dengan nakalnya dia melakukan gerakan maju mundur sambil tangannya terus memijat.
Dengan keahlian gerakannya, batang penisku perlahan-lahan mulai menelusup ke dalam liang vaginanya. Setelah seluruhnya tenggelam, Rina mulai melakukan gerakan mutar, sehingga penisku terasa seperti diremas-remas oleh vagina Rina. Makin lama dia makin semangat. Aku diperlakukan begitu tidak mampu bertahan lama dan jebollah pertahananku.
Rina paham aku telah memuntahkan spermaku di dalam rahimnya. Dia menunggu sampai ejakulasiku usai baru perlahan-lahan melepas cengkeraman vaginanya. Rina bangkit , sambil menutup lubang kemaluannya agar maniku tidak tercecer. Dia berjalan ke kamar mandi. Aku yang baru saja merasakan kenikmatan, telentang pasrah.
Rina kembali dari kamar mandi membawa handuk kecil yang telah dibasahi. Penisku dibersihkannya secara telaten.
Rina lalu berbaring disampingku sambil tangannya mengelus-elus penisku yang telah layu. Dengan sabar di rangsangnya penisku sampai akhirnya dia bangkit dan mengoral penisku. Penisku yang tadinya loyo, dihisap-hisap Rina, perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Aku akui Rina cukup lihai juga mengoral penisku.
Setelah cukup keras dia kembali memasukkan penisku ke rongga vaginanya dan mulai berputar-putar. Aku tidak tahu berapa lama dia menderaku, sampai akhirnya dia mencapai orgasme dan ambruk di dadaku sambil nafasnya tersengal-sengal. Aku merasa penisku seperti di genggam-genggam oleh otot vaginanya. Aku membalikkan posisi dan sekarang berganti aku yang menggarap Rina.
Berbagai posisi mulai dari posisi biasa sampai akhirnya kedua kakinya kuangkat ke atas pundakku. Lubang kemaluan Rina cukup menggigit juga. Aku kemudian berganti posisi dogie. Cukup lama juga aku bermain dengan berbagai posisi, sampai aku lelah lalu berkonsentrasi untuk menembakkan spermaku untuk yang kedua kali.
Setelah tembakanku usai aku merasa sangat ngantuk dan akhirnya jatuh tertidur. Ketika aku terbangun Rina dan aku terbungkus dalam satu selimut. Dia rupanya juga tertidur di sampingku. Sebenarnya jika waktunya cukup aku ingin melakukan lagi, tapi butuh waktu interval lebih lama. Namun karena hari sudah mekin sore, akhirnya aku mengijinkan Rina mengakhiri pergumulan.
Aku antar dia keluar hotel sampai mendapatkan becak yang akan mengantarnya pulang.
Hari kedua aku kembali ke tempat Mbak Ambar. Dia rupanya sudah mengenaliku. Kali ini aku datang agak lebih pagi, mungkin sekitar jam 11. “Lho kok gak kerja mas,” katanya.
Aku berasalan mbolos. Aku kemudian memesan makanan . Kuakui makanan di warung Mbak Ambar memang lumayan enak. Seandainya tidak ada embel-embel tempat berkumpulnya para STW, mungkin aku akan sering mampir di warungnya hanya untuk makan .
Selama makan aku ngobrol macam-macem, sampai akhirnya aku tahu bahwa Mbak Ambar punya usaha yang sama di Solo dan Semarang. Aku nggak nyangka, kegiatan seperti ini bisa punya cabang di dua kota. Dia lalu memberiku alamat dan kontak personnya di kota-kota itu.
“Mas mau nyoba istri tentara nggak, lagi ada nih, dia udah 3 hari nggak kemari,” kata Ambar sambil menunjuk perempuan berumur sekitar 25 tahun, ayu dan bokongnya besar.
“Wah nanti aku ditembak,” kataku.
“Ah ya ndak tho, wong kadang-kadang dia diantar suaminya kok,” kata Ambar.
“Dia belum punya anak mas,” tambah Ambar gencar berpromosi.
Aku menyetujui lalu si Wiwik, istri sang tentara itu datang bergabung ke mejaku. Kami ngobrol ngalor-ngidul gak jelas. Seperti biasa aku diojekin ke hotel, lalu barang pesanan datang diantar ojek lainnya.
Wiwik penampilannya bersahaja dan lugu. Dia tidak banyak cakap seperti Rina kemarin. Hanya berbicara menjawab pertanyaanku. Meskipun cenderung pendiam, namun Wiwik tergolong berisik jika bertempur. Ini menambah semangatku untuk terus menggempurnya. Dia cukup sabar, dan telaten melayaniku.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
Perawanku – Benua Asia bagian tenggara ternyata tak hanya kaya akan keindahan alam dan budaya nya saja. Seperti kita ketahui bersama bahwa asia tenggara juga memiliki wanita-wanita yang cantik mempesona dengan ciri khas nya sendiri.
Namun kali ini kami tak akan hanya menampilkan kecantikan wajah mereka. Tapi juga, keindahan tubuh montok mereka ketika dalam keadaan bugil telanjang tanpa sehelai benang pun.
Langung saja deh kamu liat satu per satu foto bugil Model asia tenggara yang wajahnya tak hanya cantik tapi juga memiliki tubuh yang montok terawat ini:
Cerita Sex ini berjudul ” CERITA DEWASA GADIS DESA ASOY ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Perawanku – Cerita berawal pada saat kami baru pindah mengisi rumah baru di kawasan Bogor Selatan, Pada saat itu kami baru mengisi rumah +/- 1 bulan istriku mengeluh kesepian karena rumah sekitar kami masih banyak yang kosong dan harus mengurus 2 anak lelaki kami yang memang sedang bandel-bandelnya.
Maka kamipun sepakat untuk mencari saudara/pembantu untuk menemani istriku di rumah serta membantu menjaga ke 2 anak kami dan akhirnya istri sayapun berangkat ke kampung halamannya di Ciamis untuk mencari saudara/pembantu di kampungnya yang bisa menemani dia.
Singkat cerita akhirnya dapatlah saudara jauh dari istri saya yang bisa di ajak ke rumah baru kami tersebut, memang sich saudara jauhnya tersebut cukup manis dan sangat lugu sekali maklum orang dusun dan baru pertama kali keluar dari kampungnya sendiri dan langsung di bawa ke tempat yang cukup jauh dari lingkungan rumah nya tapi kalau masalah pekerjaan memang sudah cukup lihai dari yang namanya mencuci pakaian,piring,masak,ngepel dan lainnya sudah boleh di sebut rapih dech.
Pada awal-awalnya sich saya tidak ada perasaan apa-apa sama si ening ini (sebut saja seperti itu namanya lah), tapi setelah waktu berjalan +/- 2 bulan Si Ening ini bergabung di rumah kami barulah terlihat kalau anak ini sedang lagi seger-segernya dan baru mao gede maklum umurnya waktu itu masih 16 tahunan dan kalau saya perhatikan setiap gajih yang di kasih ke dia selalu di belikan segala macam keperluan pribadi (kosmetik dll) dan karena dia suka bersolek diri maka setelah 2 bulan itu dia sudah mulai kelihatan lebih dewasa dan lebih bersih di banding waktu pertama kali dating dari kampungnya di Ciamis.
Suatu hari (kalau tidak salah waktu itu hari Sabtu) Saya pulang kerja setengah hari, jadi waktu sampai di rumah itu kurang lebih sekitar Jam 3.00 sore dan pada saat saya masuk ke dalam ternyata tidak ada suara yang menjawab maka sayapun mencoba cari orang rumah dan ternyata yang ada hanya Ening saja yang sedang tidur di kamarnya yang tidak terkunci dan pada saat itulah baru pertama kalinya saya melihat dia dalam keadaan sedang tidur dengan hanya mempergunakan daster pemberian dari istri saya dan pada saat itu dasternyapun tersingkap sampai di atas pinggang.
Wowwow suatu pemandangan yang cukup segeeerrr untuk di nikmati maka pada saat itulah timbullah fiktor (fikiran kotor) saya untuk mencoba meraba bagian yang tersingkap tersebut dan secara perlahan saya dekati dia yang masih tertidur lelap di atas kasur gulung /palembang yang kami sediakan untuknya lalu tanpa ada kesulitan apapun saya sudah mulai mengusap/mengelus bagian kaki terus naik kebagian pahanya yang hitam manis itu dengan perlahan dan lembut.
Sampai saking asyiknya saya mengelus-elus bagian itu secara ga sadar torpedo/junior saya di balik celana mulai mengencang dan karena karena ini juga akal sehat saya sudah mulai hilang karena rabaan-rabaan tangan ini sudah mulai menjalar ke bagian toketnya yang baru mulai merekah.
Emang sich saya cuma meraba dari luarny saya tapikan para pembaca bias membayangkan betapa indahnya bagioan dalamnya kalau di buka, Tapi rabaa-rabaan itu saya stop karena si ening menggeliat di tidurnya yang mebuat say kaget dan langsung lari meninggalkan kamarnya dan tidak lama saya keluar dari kamarnya ening, istri,anak dan mertua saya datang habis makan Bakso bang kumis yang ada di seberang komplek kami.
Setelah kejadian hari itu saya selalu mencabo mencari kesempatan dalam kesempitan untuk menikmati yang indah-indah dari si ening tersebut bahkan pada suatu hari waktu saya mendapatkan uang sampingan dari salah satu kolega kerja.
Ssaya coba membelikan dia baju tidur terusan ,cawet dan bh yang semua warnanya phing yang di bungkus Koran (supaya istri ga curiga gicu..loh ..maksudnya) dan di dalamnya saya kasih sedikit tulis yang bunyinya : di pake..ya ..Ning supaya kamu makin betah disini dan jangan sampe ketahuan si ibu.
Rupanya pemberian saya itu tidak di tolak sama dia dan langsung ngucapin terima kasih..ya Pak. Dan rupanya pancingan saya itu berhasil, kenapa saya bilang berhasil..???, karena si Ening ini rupanya agak sedikit kasih angin ke saya dimana ada kesempatan selalu berlagak genit & manja (perlu di ingat coymana ada kucing yang di kasih ikan nolakya..ga..ya???) dan kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk selalu curi-curi kesempatan.
Bahwa pernah suatu kali saya bercandain dia di dapur dengan omongan : ning..kamu tambah manis ajach..dech,kamu dah punya pacar pa belom???, Tanya saya ke dia sambil colek Bokongnya yang masih padet(yang jelas saya nyoleknya ga di depan istri & anak..dong..hehe..he) dan diapun menjawab tanpa beban dan manja : belum sich..Pa, tapi kayaknya sich mo dapet nichabis dah ngasih ening baju segalasich. Nah.sejak kejadian di dapur itu sayapun semakin berani ajac.
Akhirnya kesempatan yang saya tunggu-tunggu datang juga, waktu itu anak-anak saya sudah mulai masuk liburan sekolah dan mereka minta di antar ke rumah neneknya di di Bandung dan kamipun (saya,istri & anak)berangkat ke Bandung untuk liburan sekolah dan karena saya harus tetap bekerja maka saya hanya nginap satu malam saja di bandung untuk kemudian kembali ke rumah pada hari Minggu sorenya.
Perjalanan Bandung Bogor terasa sangat lama sekali karena memang jalur puncak macet juga banyak bus-bus pariwisata yang melintas di jalur itu untuk mengantar-jemput orang-orang yang sedang berlibur/liburan sekolah.
Walaupun agak kesel dan capek akhirnya sampai juga ke rumah pada malam hari (+/- jam 07.00 malam) dan sesampainya di depan rumah saya bunyikan klaskon mobil supaya si ening membukakan pintu pager dan tidak lama kemudia dia keluar dengan memakai daster yang saya belikan dan di mata saya malam itu si ening nampak lebih seger dan ternyata pada saat mobil sudah saya parkir di damal teras rumah saya mencium wangi shampoo sunsilk urang aring (wowwangi bwanget para pembaca membuat hati ini tambah dug..dug..ser..).
Singkat cerita sayapun sudah selesai membersihkan badan dan menuju kemeja makan untuk menyantap makan malam yang telah di siapkan sama si ening,sayapun menyantapnya dengan penuh semangat maklum lapeeer..bwanget pembaca.
Selesai makan saya istirahat di ruang keluarga untuk nonton acara tv, sedang asyik-asyiknya saya nonton datanglah OMES (Otak Mesum) saya untuk memancing si ening dan sayapun autr strategi untuk minta tolong di pijat sama si ening, maka saya panggillah dia : Ning..tolong kesini, Ya..pak Jawabnya.
Tolong pijitin pundak saya dongkamu bisa kan..??? Tanya saya sambil pura-pura cuex, diapun bilang ya..pak bisa, dipijitnya mau pakai minyak apa..??tanyanya, kalau bisa sich pakai minyak kayuputih campur minyak goring ajach jawab saya dengan santai, maka diapun berjalan ke kotak obat untuk ambil minyak kayuputih terus ngeluyur ke dapur untuk ambil minyak goring, setelah itu dia mendekati saya dan bertanya : Mau di pijit di mana pa???, disi saja (Diruang keluarga) jawab saya, tapi tolong di periksa dulu pintunya sudah di tutup apa belum kata saya ke dia dan diapun memeriksanya, sudah pak. Maka sayapun sudah tengkurap di depan tv seperti orang yang sudah siap untuk di pijat.
Si Ening pun sudah siap memijat di belakang saya, pada saat dia mulai membalur minyak-minyak tersebut di badan sudah mulai terasa darah ini naik tapi masih tetap saya tahan dan ternyata tangan si hitam manis ini memang bisa di andalkan untuk memijat tapi di samping itu saya coba curi-curi pandang kewajahnya yang manis itu dan wangi shampoo itu masih saja tercium di hidung saya sampai-sampai si Otong saya sudah mulai naik menegang tapi untuk memecah keheningan saya coba ngobrol sama dia ngalor-ngidul sampai akhirnya tertuju kepada dia yang masih belum punya pacar.
Disinilah saya coba untuk agak berani memegang tangannya yang mungil itu dan diapun tidak menolaknya, dia hanya bilang : Jangan .pak nanti ada yang lihat, tapi saya tidak peduli dengan omongannya dan bahkan membuat saya semakin bersemangat.
Ga ..apa-apa kok Ning..,disinikan Cuma kamu sama saya aja kan si teteh lagi di Bandung, birahi setan saya ruapnya sudah tidak bisa terkendali lagi, maka sayapun langsung mencium jari-jarinya terus berlanjut ke tangannya terus ke atas dan akhirnya saya cium bibirnya diapun diam saja tanpa ada penolakan seperti waktu tadi pertama saya pegang tanganya.
Maklum Orang belum pernah di cium sama cowok bibirnya agak gemetaran dan masih kaku. Sayapun coba membimbingnya dengan sabar sampai akhirnya dia mulai bisa mengimbangi serangan bibirnya.
Saya masukan lidah ke dalam mulutnya dan saya permainkan sampai diapun mulai benar-benar pasrah bahkan dia mencoba membalas serangan bibir saya yang memiliki kumis tipis yang membuat semua mantan cewek-cewek saya dulu pasrah kalau sudah kena ciuman maut saya ini. Tidak hanya di situ saja.
Setelah dia pasrah maka sayapun sudah mulai berani lagi bergerelya di ke dua bukit kembarnya yang masih sangat ranum dari luar dengan lemah lembut saya usap-usap berulang kali sampai terasa sama saya kalau pentil susunya sudah mulai menonjol karena birahinya yang naik dan krena dia makin pasrah sayapun serang dia lagi kebagian lehernya saya cium dengan nafsunya sampai diapun mulai tersengal-sengal nafasnya menahan gejolak jiwa.
Ttidak hanya di situ sayapun sudah memasukan tangan saya ke balik BH-nya yang berukuran 34 dan diapun membiarkannya, sayapun mulai gerelya lagi tangan ini mengangkat daster yang di pakainya sampai hanya tersisa BH & CD yang berwarna Phing (Pembaca warna ini adalah warna Favourite saya dan selalu membuat saya bernafsu kalau cewek pakai pakaian dalam dengan warna ini).
Tanpa buang-buang waktu lagi saya pun langsung memainkan itilnya dari luar CD-nya yang sudah mulai basah, saya putar-putar terus berulang kali, sampai-sampai keluarlah omongan dari mulut si ening : Pa..ampun..pak ening ga tahan geli banget oh.ohohampun ..pak oh..oh..oh, saya bukannya kasihan tapi malah makin nafsu ajach..nich.
Saya turunkan cdnya sampai terlihatlah KUEH PEPE perawan yang sudah basah oleh cairan kenikmatan dan tanpa ampun lagi sayapun mengobel-ngobel memeknya dengan penuh perasaan dan kelembutan sampai akhirnya si ening kepalanya bergerak ga beraturan kekirikekanan sampai meracau ah..pa.aah pa ening kok mau pipis nich..ah,jari ini malah semaking memainkannya sambil bilang tenang ning..kamu pipisin ajach biar enak.., dan ga lama kemudian diapun mengeluarkan cairan keninkmatan seerrr.seerrrr seerrr dengan derasnya membasahi jari-jari ini sambil menggapit keduabelah pahanya sampai-sampai tangan saya tidak bisa di tarik berada di antara kedua belah pahanya yang hitam manis.
Si ening terpejam setelah merasakan kenikmatan yang tidak ada duanya keluar dari vagina keperawanannya, sayapun tidak tinggal diam saja melihat kepasrahannya, maka dengan cekatannya sayapun melumat kembali bibirnya sambil mengusap-usap dua bukit kembarnya yang sudah tanpa BH lagi, tidak lama saya menikamti bibirnya lalu turunke leher dan terus saya sapu dengan lidah menuju ke bukit kembarnya
Diapun sudah pasrah..rah..rah tanpa daya ketika bibir ini mulai melumat pentil susunya yang masih ranum dan mulai mengeras karena terangsang oleh permainan bibir yang berkumis tipis ini, dia hanya meracau..pak.. janganpak.. saya ..takut ada nyang lihatah..oh..ah..oh, tenang aja ning teteh ga ada koqaduhning nikmat bwanget susu kamusegeeerrr.
Sayapun dengan nafsunya melumat susu si ening,saya permainkan lidah ini di atas pentilnya beberapa kali dan sedikit saya gigit kecil diapun menjerit manja ohah..ampun pakening ga tahan mo..pipis lagi.aaahhh sayapun semakin ganas memainkan lidah ini mengemut bak anak yang lagi memem sama ibunya dan eningpun semakin tidak karuan gerakannya dan akhirnya diapun sampai untuk yang keduakalinya sambil ngomong aahahh..ening mo..pipiiiiis achkachkk enak..akhirnya eningpun sampai untuk yang kedua kalinya.
Puas juga rasanya sudah bikin perawan kampung ngerasain kenikmatan yang luar biasa, maka sayapun tanpa piker panjang lagi saya buka CD yang dari tadi sudah keras torpedo di dalamnya dan menyodorkannya ke mulut dia yang lagi digigit sambil ngerasain sisa-sisa kenikmatan, emang sich dia agak kaget sambil bilang : iiiiini apaan pak kok di deketin ke mulut ening????, Tenang ..Ning, coba kamu jilatin ajach nanti juga kamu bisa ngerasain enaknya rayu saya ke dia, Ah..engga ..ah .. ening takut..pak.
Akhirnya saya paksakan untuk di kulum kemulutnya sambil saya bilang : kamu harus coba dulu..anggap ajach kamu makan Ice Cream, caranya kamu jilatin dulu ujungnya trus kamu sedot-sedot terus kamu kulum pake lidah dan diapun mau juga mencobanya walaupun agak jiji juga ragu.
Awalnya memang agak kasar dia memainkannya, tapi saya coba sambil mengusap-usap rambutnya yang hitam terus turun ke lehernya untuk merangsang dia dan ternyata berhasil diapun mulai bisa memainkannya.
Ening terus di isap..terus enaaakning, mainin lidahnyaning..trus keluar masukindari mulut kamu..ning, Wow.enaakkk bwanget..kamu mulai pinter ..nichpuji saya ke dia, saya sudah mulai terangsang dengan permainannya, saya dorong dia ke ujung sofa dan saya coba mencari selangkangannya.
Setelah saya dapatkan maka saya mencari KUEH PEPE perawan yang ada di antara kedua selangkangannya lalu saya jilatin dengan nafsunya. Dia agak kaget juga waktu saya mulai menjilati mem*knya yang sudah basah dari tadi dan sempat nolak sambil bilang : Pakjangan..pak..ening malutadikan abis kencingnanti bau lhokatanya sambil meracau ohahoh….ah.pak jangan sambil menutupi memeknya dengan kedua pahanya yang hitam manis dan dengan sedikit paksaan saya buka pahanya lalu menyerangnya lagi dengan jilatan-jilatan kenikmatan ohoh.. akhkatanya.
Saya masukan lidah ini ke dalam mem*knya dan tampak jelas bagian itil yang memerah serta tercium bau khas memek perawan kampung yang membuat siapaun menciumnya pengen ngerasain juga dan setelah saya terus memainkannya diapun akhirnya pasrah dan tidak ada lagi penolakan bahkan dia makin pintar lagi memainkan torpedo saya di dalam mulutnya.
Permainan 69 sembilan itu berjalan +/- sekitar 15 menit sampai akhirnya kedua pahanya menjepit kepala saya sebagai tanda kalau dia mau keluar lagi dan saya bilang kedia..eningoh. tolong jangan di keluarin duluhoneyplease.dech tapi rupanya dia sudah ga tahan lagi maka keluarlah cairan kenikmatan itu lagi..dan. ach.ening. pipis lagi..pak nich.bapak nakal sih, terlihat dwajahnya yang memerah karena menikmatinya dan karena dia sudah keluar untuk ke 3 kalinya sedangkan saya belum keluar,maka saya paksa di untuk mengulum torpedo ini dengan segala kemampuannya dan setelah berjalan +/- 5 menit di mainkan oleh bibir mungilnya itu akhirnya sayapun hampir sampia keluar dan sengaja saya tidak bilang ke ening kalau saya mau keluar.
Saya Cuma bilang..ohohenaaak.ningkamu sudah pinter..oh ..ah enak bwanget dan akhirnya creeett.creetttcretttmuncrat juga peju itu dari torpedo yang ada dalam mulutnya dan pada saat keluar itu saya tahan kepalanya ening supaya tetap mengulum torpedo saya itu dan alhasil diapun menelann semua peju yang keluar bahkan sampai keluar luber dari mulutnya, dia hanya diam dan menatap saya dengan sendu sambil bilangeeeh…bapak jahat sama ening.kok ga di bilangin ..kalo mo pipis.
Ening jadi minum air pipis bapaknich dan dasar perawan kampung dengan polosnya di tanya ke saya : Pak kok air pipisnya kentel..yach..trus agak asin..lagi, ening takut pak. (dasar perawan kampung pake tanya segala lagi..gerutu saya dalam hati, setelah saya keluar saya minta ening untuk membersihkannya dan dia saya ajak ke kamar mandi untuk sama-sama membersihkannya di kamar mandi yang ada di kamar saya dan diapun saya gandeng ke kamar dengan sama-sama kami telanjang bulat (Bugil..gitu ..loh).
Setelah kami saling membersihkan badan di kamar mandi dalam kamar saya, saya gandeng dia untuk sama-sama berdiri di depan kaca lemari pakai kami yang cukup tinggi agar dia bisa lihat kita sedang berbugil ria dan sambil saya dekap dia dengan mesranya dengan di iringi rabaan-rabaan sex tangan saya ke bukit kembarnya yang masih segeeer juga ranum sedangkan tangan saya yang satunya coba mengobel memeknya dengan lembut (Pembacahal ini sengaja saya lakukan agar dia bisa saya ajak lebih lanjut lagi giculho).
Ternyata siasat saya membuahkan hasil yang okey dari ening, dia menggelinjat keenakan pentil susunya di usap-usap dan lehernya saya kecup-kecup kecil sambil sesekali saya jilat dengan lidah siasat itu terus saya jalanin sambil kecupan saya ke sekujur tubuhnya sampai saya berada tepat di bukit kembarnya dan saya ledek dia bak anak kecil yang pengen nenen ke ibunya Sayaku mo..memem..dong aku haus neh,tanpa ragu saya serang bukit kembarnya dan diapun diam saja sambil meracau..ahoh…ah enaaaakpak..gelii.kena kumis bapak..,
Eningga kuat berdiri nech ,dengan perlahan tapi pasti saya ajak dia untuk di celentangin di atas springbad dan tanpa susah payah diapun sudah pasrah celentang tanpa sehelai benagpun di atasnya. Saya mulai dengan menciumi mem*knya yang masih perawan itu sambil di jilati dengan lidah yang pengalaman ini, baru juga berselang 5 menit saya mainkan lidah ini si ening sudah mulai basah dan mengeruh achachohya..ya..terusin pak..enak bwanget jilatannya.
Ttidak hanya di situ saja menjilatinya lidah ini terus nyelusuri ke bagian duburnya dan di antara keduanya itulah saya pacu menjilatinya lagi ohenak..pak..ach..ach.eebapak joroqqq..kok dubur ening di jilatin jugaah..ach tapi enaaaaakkkkakh terusinohohohkarena melihat gelagat seperti itu tangan sayapun mulai gerelya ke bagian bukit kembarnya untuk di usap-usap dan tanpa di duga-duga dia menarik paksa torpedo saya untuk di kulum lagi dengan buasnya(hehehe rupanya dia sudah bener-bener horney..pembaca) dan sekarang di sudah tidak ragu & malu lagi untuk mengulumnya.
Serangan itu terus berlangsung +/- 20 menitan sampai akhirnya di terkulai lemas sambil bilang : aaahahh..ah.. oh..oh.. eing mo pipis lagi niiichoh pak awas nanti kena pipis eningahdan keluarlah semua yang ada di dalamnya, saya benar-benar sudah konak banget ngeliat dia seperti itu dan tanpa tunggu-tunggu lagi dan buang-buang waktu lagi saya pun langsung memantapkan posisi torpedo pas di depan KUEH PEPE perawan kampung itu, dengan lemah lembut saya bimbing torpedo itu memasuki lubang kenikmatan itu sambil bibir ini terus menciumi dan mengisap kedua bukit kembarnya si ening dan karena sudah terbuai kenikmatan diapun tidak ada perlawanan yang berarti sampai pada saat akan memasukan torpedo ini dia meracau Pakjanganpakjangan nanti..
achkachk.achkaduuh. sakiiiit, tenang ajach sayangsakitnya Cuma sebentar kok..nanti pasti..enaaakkkstep by step torpedo ini memasukinya dan dengan berirama saya ayun maju mundurmajumundur berulang kali sampai akhirnya ening tidak bersuara lagi bahkan dia sudah mulai menikmati irama birahi kami, ohmem*k kamu masih perawan saying…oh enak ..banget ..sempit…bwbwangeett.ening.. oh.. oh..enak, ening mulai mengimbangi permainan saya, torpedo ini masukin pelan-pelansaya tarik pelan-pelan terus itu keluar masuk beberapa kali saya kerjain suara ening..oh..pak enank..pak terus..pak di genjotin oh..oh..oh..akhakh tanpa sadar dia sudah mulai menggoyang pantatnya kekiri kekanan.
Saya makin semangat melihat goyangan perawan kampung ini apalagi melihat susunya yang turun naik terdorong gerakan badanya yang erotis, medadak saya cabut kont*l ini dari sarangnya dan ening berteriak : Oooh..jangan di cabut..oohh lagi enaaak neechhh.. .sengaja ini saya lakukan untuk memancing kepenasaran dia..dan ternyata berhasi.
Dia langsung mendorong saya ke atas tempat tidur untuk merubah posisi agar dia berada di atas daaannn di langsung naik ke atas perut saya mengambil posisi yang pas untuk memsukan kont*l ini ke dalam sarangnya dan setelah pas posisinya diapun langsung bergoyang laksana kuda yang kehilangan kendali, ohyesahyaya..ya.. enakjuga terdengar suara keluar masuk mem*kpreettttpreettttdalam kondisi seperti itu saya pegang pantatnya agar gerakan erotisnya tambah berirama turun naiknya dan tepat di atas kepala saya terlihat indah duabuah bukit kembar yang bergelantungan seakan meminta untuk di lahap dan tanpa ragu-ragu lagi sayapun melahapnya dengan penuh gairah ohhsusu kamu..enak bwanget Ning.terus goyang ning,mulut ini memainkan lidahnya di kisaran pentil susunya sementara dia terus bergoyang dan akhirnya gerakan-gerakannya semakin cepat..semaking..cepat tanpa terkendali sampai-sampai dia mencakar saya.
Sambil berteriak..ohpak.paksaya mo..mo.. pipis lagi okh..okh..karena gerakannya yang semakin dahsyat sayapun menurun-naikkan pantat saya agar dian cepat keluar dan alhasil dia mengejang lalu terkulai jatuh di atas dada sangat terasa air kehangatan yang keluar dari dalam mem*k itu menguyur kont*l yang masih berada di dalam sarangnya.
Saya tidak mau kehilangan kesempatan yang enak itu hanya di renggut sama ening saja dan setelah dia sampai, saya copot kont*l ini dari sarangnya dan ening saya suruh nungging (Dogy style) untuk saya masukin lagi torpedo ini.
Walaupun saya tahu dia masih belum hilang rasa nikmatnya dan setelah dia pada posisi saya masukan kont*l ini ke mem*k perawan kampung itu dengan mudahnya lalu saya gerakan keluar masuk dan karena mem*k itu masih basah bekas cairan kenikmatan yang keluar dari dalamnya maka gerakan itu bisa langsung pada yang inti yaitu tusukan panjang dan pendek, dia pasrah kont*l
Ini keluar masuk dengan bebasnya dan antara pantat dengan pangkal kont*l ini saling beradu sampai menghasilkan suara cretcret..cret.. prtprt.prt permainan ini berjalan +/- sampai 30 menitan dan akhirnya sayapun hampir sampai ke klimax yang saya tunggu-tunggu, gerakan saya tambah di percepat dan si eningpun ikut bergoyang juga sampai akhirnya saya bilang Eniiiing.saya..mo sampe ..nech.ohahterus goyang sayangohohoooohcret..cret..crettseeer ,ooh enak pakjangan di cabut..dulu kont*lnyaoh..enaaaaakkk terasaohbiarin aaajaahdulu di dalem..pak ening lagi eenaaakkkk please jangan di lepaaassss..ohoh,-
Rupanya si eningpun mencapai oragnsmenya untuk yang kesekian kalinya, dia hanya terdiam dan kamipun lunglai berduaan di atas springbad telanjang bulat setelah bergelut dengan birahi selama +/- 3,5 jam (saya bilang 3,5 jam karena sejak saya menciumi tangannya pada saat memijit saya sempat melihat jam dinding menunjukan waktu jam 20.30 dan selesai +/- jam 24.00).
Si Ening saya belai rambut hitamnya dengan mesra,saya cium pipinya dan saya kulum sebentar bibirnya, sebagi tanda terima kasih dan tidak terlihat di wajahnya rasa penyesalan sedikitpun bahkan sepertinya dia mau mengulang lagi pertemouran malam itu.
Maka sejak saat itu apabila ada kesempatan untuk ML sama dia selalu kami lakukan kapan saja dan dimana saja tidak mengenal tempat dan waktu, sampai akhirnya dia pulang ke kampunya karena di panggil sama orangtuanya untuk kawin dan sejak itu saya tidak pernah ketemu lagi sama dia.. Oh..sungguh pengalaman yang sangat nikmat, selamat jalan eningku, Perawan Kampung yang Manis.
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Ekstrim Ngentot ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.
Perawanku – Aku dan istriku sudah menikah 2 tahun yang lalau dan belum mempunyai anak dimana usia istriku 26 tahun dia orangnya cantik, seksi , tinggi, ukuran buah dadanya juga lumayan gede, sedangkan aku berumur 30 tahun berkelabalikan denga istriku kulitku gelap karena suka panas panasan saat main golf dan renang. Cerita Sex Terbaru
Istriku bekerja di salah satu perusahaan multi nasional di Jakarta dan mempunyai karir yang cukup baik, sedangkan aku sendiri lumayan sukses berwiraswasta sebagai kontraktor jalan dan bangunan. Secara ekonomi dapat dikatakan kami berkecukupan, apalagi kami tidak ada tanggungan,
Baik saudara maupun orangtua. Mungkin itulah yang menyebabkan kami hobi “dugem” setiap malam minggu sekedar untuk melepas lelah pikiran dan kejenuhan hidup di Jakarta.
Namun di malam minggu itu ada sesuatu yang lain yang mengubah hidup kami. Di malam itu, sengaja atau tidak, untuk pertama kalinya istriku berselingkuh di depan mataku. Dan aku membiarkannya. Begini awal ceritanya..
“Ra, ayo dong.. Kok dandannya lama amat?!” Lusi, istriku, berteriak dari lantai bawah rumah kami. Aku yang memang sedang mematut diri di depan kaca tersenyum mendengarnya, lalu membalas..
“Iya, sabar sayang, sebentar lagi!”
5 menit kemudian aku turun dan mendapatinya sedang cemberut di sofa ruang tengah kami. Lusi tampak sangat “cute” dengan terusan tipis berdada agak terlalu terbuka berwarna merah marun, sedikit di atas lutut dan tanpa lengan.
Sepatu hak 7 cm dengan warna senada menambah keserasian dan keseksiannya. Dengan polesan make-up sederhana, ia tampak manis. Sepertinya ia tidak mengenakan bra.
“Let’s go, babe.. Senyum dong. Kan mau seneng-seneng?” demikian aku membujuknya sambil kugamit lengannya yang mulus dan halus.
“Hh.. BT nih nungguin kamu! Cium dulu, kalo nggak aku ngambek..!” Lusi memonyongkan bibirnya lucu. Aku tersenyum, dan kucium pipinya lembut.
“Cup! Tuh, udah dicium. Jangan ngambek lagi dong. Yuk, kita berangkat”. Sedikit kutarik lagi lengannya. Bola Tangkas Android
“Hei.. Di bibir. Masa di pipi? Dasar deh, nggak romantis!” Lusi makin cemberut dan membuang muka, pura-pura ngambek. Maka kupegang dagunya, dan kutolehkan wajahnya ke wajahku, lalu kukecup bibirnya yang tipis itu. Tak dinyana, Lusi melakukan “french kiss” yang membuat penisku agak mengeras.
“Hihihi.. Kok jadi sesak gitu, celananya? Payah deh, gitu aja napsu”. Lusi cekikikan sambil tangannya mengelus ringan depan celanaku. Penisku jadi makin keras. Tapi cepat kutampik hal itu karena memang kita sudah harus berangkat. Jam sudah menunjukkan pk. 11:30 malam.
“Namanya juga lelaki.. Hehe. Yuk, ah. Udah malem nih, nggak enak nanti ditungguin teman-teman”. Aku menggamitnya sekali lagi dan kali ini Lusi menurut. Berangkat juga kami akhirnya.
Setibanya kami di sebuah Nite Club berlantai dua di bilangan Kuningan, waktu telah menunjukkan lewat tengah malam. Langsung saja kami menuju lantai 2 yang menawarkan musik bernuansa pop-jazz yang ringan dan mudah dinikmati.
Dari salah satu pojokan, seorang sahabat Lusi, Poppy, melambaikan tangannya memanggil kami dan bereriak agak keras, berusaha mengatasi suara hingar-bingar band yang sedang beraksi.
“Yuhuu!! Sini, sini!! Ya amplop.. Malem banget sih kalian?? Kita-kita udah pada mau pulang nih!” Poppy meledek kami sambil pura-pura menenteng tasnya dan berjalan pergi.
“Kalau jam segini udah mau pulang, kenapa loe nggak nonton bioskop aja, Neng? Ati-ati ya di jalan..” demikian sergah Lusi. Aku cengar-cengir saja memperhatikan mereka.
Kulihat “gank” kami yang biasa sudah kumpul semua. Pertama ada Poppy dan pacarnya (seorang keturunan Chinese yang cukup ganteng bernama Benny). Mereka masih menunggu restu orang tua untuk menikah karena, maklum, berbeda suku/keturunan.
Poppy adalah seorang gadis Sunda yang entah mengapa mirip keturunan indo. Lalu yang sedang menyalakan cerutu kesukaannya adalah sahabat kentalku Reno dan istrinya yang seorang model, Carol, yang malam itu..
Hmm.. Luar biasa dengan rok mini dari bahan kulit warna coklat tua, yang memperlihatkan hampir seluruh paha mulusnya, dipadukan dengan blouse ketat berlengan 3/4 warna putih dan cukup tipis. Ditambah dengan sepatu hak tingginya membuatku menelan ludah.
“Hi, guys. Sorry kemaleman. Abis gue dandannya lama sih. Takut Carol nggak naksir lagi, nanti. Anyway, Ren, bisa teler gue nyium bau cerutu loe, jeg!”
Aku ngomong sekenanya sambil tertawa. Carol senyam-senyum (GR kali) dan Reno pura-pura pingsan sambil memeletkan lidahnya, sambil jari tengahnya diacungkan ke arahku.
“Emang nih, genit deh Si Ara.” Lusi berkata seakan setuju dengan ekspresi Reno sambil mencibir ke arahku dan tangan kirinya menjewer telinga kananku keras-keras. Aaww!
Kulihat lagi duduk-duduk santai di sebelah Poppy, sambil merokok, jelalatan dengan jakun yang turun-naik karena memolototi makhluk-makhluk feminin yang berpenampilan “minimalis” alias 2/3 telanjang, dua bujang lapuk kawan-kawanku sejak SMA, Gary dan Eddy. Mereka tidak pernah membawa pasangan kalau lagi di Club.
“Ngapain kita bawa makanan kalau mau ke buffet?” demikian celetuk Eddy suatu waktu yang lalu saat kutanyakan alasannya. Benar juga, pikirku waktu itu. Hehehe.
“Jangan sampai gitu dong, prens.. Nanti bajunya pada lepas semua!” sambil terbahak Benny mendorong Gary agak keras sampai-sampai Eddy yang duduk disebelahnya ikut terdorong. Mata Benny yang agak sipit sampai tinggal segaris.. Eh, dua garis deh.
“Sial, loe, Ben. Minuman gue ampir tumpah! Gue guyur loe, ye!” Eddy mencak-mencak sambil berlagak mau menyiram Benny dengan segelas XO nya yang baru sedikit dicicipi.
“Sini, guyur ke dalam mulut gue. Hehehe.” Benny mangap-mangap persis ikan koki. Kocak sekali wajahnya. Lusi dan Poppy sampai tertawa keras sekali. Gary balas mendorong Benny sambil menjitaknya pelan.
Begitulah, kami berdelapan memang sangat akrab satu dengan yang lainnya, jadi memang seru kalau sudah ngumpul semua begini. Rata-rata sudah sekitar 5-10 tahun kami berteman. Ada yang dari SMA seperti aku, Gary dan Eddy, ada yang dari kuliah dan ada yang dari teman sekantor, seperti Poppy dan Lusi, dan Reno & Eddy. Dari pertemanan seperti itulah kami bertemu, merasa sangat cocok satu dengan yang lainnya, dan lalu bersahabat seperti sekarang.
“Gini, gini..” Gary tiba-tiba angkat bicara dengan logat betawinya yang khas.
“Gue ade usul, dijamin seru. Tapi kagak ada yang boleh marah atawa tersinggung. Gimane, broer and sus?” Teman kita yang satu ini memang segudang idenya. Ada yang waras tapi lebih banyak yang aneh bin ajaib alias norak.
“Usul ape loe, Bang? Jangan kayak nyang kemaren ye.. Bikin gue malu abis. Sompret loe!” Eddy nggak mau kalah betawi.
Beberapa minggu yang lalu memang Gary mengajak main “truth or dare” yang mengakibatkan Eddy lari keliling lapangan parkir salah satu restoran di bilangan Kemang dengan hanya bercelana dalam. Kakinya yang kurus dan tanpa bulu itu benar-benar pas buat diteriaki oleh para pengunjung yang lain,
“Wow, seksi bener nih.. Tapi kok jenggotan ya??” Hobi temanku yang satu ini memang memelihara jenggot sejak SMA, dan cukup lebat pula.
“Diem dulu loe. Lagian ini buat para cewek-cewek. Loe kan kakinya doang yang wanita, sisanya waria..” sambaran maut Gary yang demikian membuat Eddy mati kutu.
“Jadi..” lanjut Gary, “Setuju nggak?”
Kami saling berpandangan. Aku sendiri agak was-was kalau Gary yang memberi usul, karena biasanya diperlukan keberanian extra untuk “bermain” dengannya.
“Apa dulu idenya?” Lusi dan Poppy bicara hampir bersamaan. Sedangkan Carol malah cuek, asik mengepulkan asap berbentuk bulatan-bulatan dari mulutnya. Mulai suka bercerutu ria juga, dia ternyata.
Reno juga agak cuek sambil memeluk pinggang istrinya tersebut dengan mesra sambil menciumi tengkuk Carol yang jenjang. Sialan, pikirku. Si Reno hoki bener bisa dapet bini kayak bidadari begitu. Aku tahu Lusi juga cantik, tapi yah, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau!
“Loe pade lihat itu segerombolan cowok-cowok yang di meja seberang?” Gary menyorongkan dagunya ke arah yang dimaksud.
“Yang dari tadi gue perhatiin pada jelalatan ngeliatin penyanyi cewek yang pantatnya bohai itu.. Lihat kan?” lanjutnya antusias.
“Oh itu. Mau ngapain, Gar? Loe mau suruh bini gue ke sono, terus nabokin satu-satu? Hehehe..” Si Benny nyerocos nggak jelas. Apa dia mulai mabok? Padahal cuma minum ice lemon tea doang.
“Loe juga.. Diem dulu dong, broer.” Gary mulai agak kesal.
“Gue lihat mereka udah pada horny semua gara-gara ngeliatin pantat cewek penyanyi itu. Tuh, lihat sampe mau megang segala. Ck ck ck..”
Memang kulihat mereka duduk sangat dekat dengan panggung, jadi mungkin saja.
“Let’s play a game. I call it, ‘Seduce or be seduced’ game.” Wah, mulai coro Inggris, Si Gary. Gawat nih, pikirku.
“You go there, pick one or two or more guys, whatever, and then dance with him. Try to seduce him while dancing. If we see and decide that you’re the one who got seduced, then you loose and you must buy all of us here a round of drinks.” Waduh bagus juga Inggrisnya bocah ini ternyata, lho.
“Nyang ber-alkohol, ye!” Yah, jadi betawi lagi dia. Sambil ngomong gitu, dia melirik ke arah Benny yang masih asik dengan ice lemon tea nya sambil nyengir jahat.
“Reseh loe, kunyuk!” Merasa disindir, Benny nyolot.
“Gue lagi mau menjauhi minuman keras nih. Supaya “itu” gue bisa lebih keras. Huahahaha!”
Kami semua sampai kaget denger kerasnya tawa Benny. Orang satu ini memang dulunya jagoan minum, tapi belakangan, entah mengapa kegemarannya itu hilang tiba-tiba. Mungkin mau mengambil hati orang tua Poppy.
“Udah keras banget kok, Yang..” Poppy menggelendot manja di bahu Benny sambil memberikan ekspresi horny.
“Berasaa banget..” katanya lagi. Ya ampun..
“Eh, Gar.. Loe mau jadiin bini gue perek, apa?” kataku sedikit ketus. Sebenarnya aku deg-degan juga kalau-kalau Lusi tertarik sama ide gila ini.
“Kalau bini gue digrepe-grepe orang, gue keberatan nih.” kataku lagi. Sebenarnya aku sengaja supaya Lusi makin tertantang. Kukedipkan mataku ke arah Gary, dan langsung dia paham. Dihisapnya rokoknya dalam-dalam tanda mengerti akan maksudku.
“Tenang, Ra. This is just a game. Belum tentu juga ada yang mau sama bini loe.” tandas Gary.
That’s done it. Mata Lusi langsung melotot ke arah Gary dan berdiri.
“Eh, denger ya, Bang betawi.. Lelaki yang nggak suka sama gue pastilah hombreng atau buta atau yang masih bayi. Ya nggak, Pop? Rol, Carol.. Jangan nyerutu doang dong dikau.” Lusi menyerang membabi-buta. Tercium bau alcohol dari mulut istriku.. Hmm pasti seru nih. Lusi akan sangat nekat kalau sudah fly.
“Iya nih, Si Abang. Tega nian kau berkata demikian kepada kawanku yang bohay ini..” Poppy mulai teler juga kayaknya.
“Carol.. Say something, sexy..” sambil ngomong gitu Poppy mengelus-elus paha kiri Carol yang terpampang mulus diseberangnya. Darahku berdesir melihatnya.
“Wah, mulai ada ‘live show’ nih. Asiikk..” Eddy tiba-tiba nimbrung sambil melihat ke arah Poppy dan Carol. Padahal sepertinya dia tadi lagi asik ngobrol sama seorang cewek ABG yang duduk di meja sebelah kami.
“Iihh, Poppy.. Ntar gue basah nih loe elus-elus gitu..” kata Carol sambil menjilat bibir sexynya dengan gaya horny yang dibuat-buat. Gila, pikirku. Bisa ngaceng berat nih gue.
“Gue rasa semua cowok di sini bakalan horny sama Lusi, tapi apakah Lusinya berani?? Hmm?? Berani nggak, sayang?” Yah, Poppy malah nambah manas-manasin Lusi.
Lusi memandang sebentar ke arah Poppy yang langsung asik lagi dengan cerutu dan ciuman-ciuman kecil suaminya di tengkuk dan lehernya. Tanpa berkata apapun, berjalanlah dia menghampiri meja seberang yang penuh cowok-cowok horny.
Ada 6 orang jumlahnya. This is one bad combination.. Satu cewek cantik nan seksi setengah mabuk yang merasa ditantang, dan sejumlah cowok-cowok keren yang sudah sangat horny. Very bad.
Setiba di meja seberang, Lusi langsung pasang aksi. Aku dan teman-temanku memperhatikannya dengan sedikit tegang. Mula-mula kulihat dia berbicara dengan salah seorang dari mereka sambil bergaya agak genit namun tetap anggun.
Tak berapa lama kemudian, turunlah mereka ke lantai dansa sambil bergandengan tangan. Lelaki itu berpostur sedikit lebih pendek dariku, tapi sangat atletis. I think he’s a gym rat. Kekar sekali, mungkin ada keturunan Arabnya.
“Damn, beneran Si Lusi. Are you OK, buddy?” Reno bertanya setengah berbisik kepadaku.
“Fine. Gue mau lihat ini arahnya kemana. Tenang aja dulu, man.” Ujarku ke Reno.
“Wah, mulai ngegrepe tuh orang.” Tangan lelaki itu kuperhatikan mulai mengelus lengan atas istriku yang terbuka. Terus dielus-elusnya, lalu mulai turun ke pinggang dan berhenti di sana.
Saat dipegang pinggangnya, Lusi berjoget dengan seksi sambil mengangkat kedua lengannya sambil meliuk-liukan pinggulnya mengikuti irama musik pop-jazz. Liukan pinggulnya yang seksi, ditambah dengan ekspresi wajahnya, sungguh dapat membuat lelaki manapun terangsang.
Lalu wajahnya sedikit didekatkan ke wajah Si lelaki sambil tersenyum kecil. Jemari kirinya mengelus wajah lelaki itu yang tampak macho dengan brewok tipisnya. Diperlakukan demikian, Si lelaki mulai berani, lalu tangan kanannya bergerak pelan ke arah pantat istriku yang padat seksi itu.
Mulai dielusnya pelan pantat istriku, dan air mukanya sedikit berubah karena didapatinya istriku memakai G-string.
Kulihat ia berbisik sesuatu kepada istriku, lalu istriku tertawa menengadah sambil tangannya perlahan turun merangkul leher lelaki tersebut. Terlihat begitu mesranya, sehingga bagi orang-orang yang tidak tahu pasti mengira mereka adalah pasangan yang sedang jatuh cinta. Istriku lalu balas berbisik kepadanya, dan.. Hei! Lelaki itu mendekap pantat istriku dengan kuat sehingga dari pinggang ke bawah tubuh mereka menempel erat.
Keduanya lalu bergoyang erotis sambil meliuk-liukan pinggul mereka. Lusi, istriku yang cantik, tampak semakin seksi dengan gerakan-gerakan itu. Kulihat semua teman-temanku menelan ludah, baik yang pria maupun yang wanita. Termasuk Carol, yang sudah hilang konsentrasi pada cerutunya itu.
“Gila, gue jadi horny ngeliat bini lu sama tuh cowok.” begitu celetuk Poppy. Kuperhatikan wajahnya memerah dan dadanya naik turun. Mungkin benar, napsunya naik. Kuakui, aku pun demikian.
“Iya nih. Hebat! Gue akuin deh bini lu, broer!” jakun Gary naik-turun. Aku tersenyum saja sambil pura-pura tidak begitu peduli dan menyalakan rokokku. Entah yang keberapa batang.
Gerakan yang memutar itu kemudian berganti. Lusi dengan antusias tampak menggosok-gosokkan selangkangannya ke selangkangan lelaki itu, naik-turun, sambil merangkul erat lehernya. Sang lelaki tak mau kalah, mulai menciumi leher mulus istriku perlahan dari atas sampai ke dekat belahan dadanya yang montok, dan sebaliknya..
Begitu terus beberapa saat. Jelas terlihat dari wajah mereka bahwa birahi keduanya sudah memuncak. Tangan kanan Lusi terlihat turun ke pantat Si lelaki dan meremas-remasnya kuat. Begitu pula tangan lelaki itu menyengkram erat kedua bongkah padat pantat istriku yang masih bergerak naik turun, perlahan namun pasti.
Makin lama kulihat gerakan Lusi makin kuat dan sedikit dipercepat. Wajahnya pun berubah jadi lebih liar dan agak memerah. Dadanya yang padat membusung makin dibusungkan dengan tengadahnya kepalanya ke belakang.
Remasan pada pantat lelaki itu makin kuat dan sekarang ia menghisap jari tengah kirinya sendiri. Lusi bergerak makin cepat, makin mantap.. Kepalanya semakin jauh terlempar ke belakang.. Hisapan pada jarinya semakin kuat..
Cengkraman pada pantatnya semakin menjadi-jadi.. Dan.. Tiba-tiba pinggulnya berhenti bergerak naik-turun. Terlihat pantat dan selangkangannya berkedutan diatas selangkangan lelaki itu, sambil bibirnya dengan liar mengulum bibir lelaki tersebut yang terlihat agak shock dengan itu semua.
Lalu dengan perlahan cengkraman mereka mengendur, namun masih berciuman panjang dan mesra.
Lusi, istriku yang sangat kucintai, milikku seorang, mencapai orgasme dengan lelaki lain di lantai dansa sebuah Nite Club dengan disaksikan oleh setidaknya 12 orang.
Lima di meja seberang, dan tujuh di meja kami. Hatiku terasa sangat kacau, antara kaget, bingung dan napsu bercampur menjadi satu.
Kuperhatikan Lusi berbisik lagi kepada lelaki itu, Si lelaki mengangguk, tersenyum, mencium pipinya. Istriku lalu kembali berjalan pelan ke arah kami.
Tanpa berkata apapun ia lalu duduk bersebrangan denganku tepat di samping Poppy, lalu meletakan kepalanya di bahu gadis itu sambil menyender di sofa panjang tempat duduknya. Tak berapa lama, ia tertidur.
Tak ada satupun dari teman-temanku yang berani memandangku, kecuali Carol yang memandangku dengan dingin sekali namun menyelidik. Aku tidak tahu apa arti pandangannya itu. Yang jelas, aku mencoba sekuat tenaga seakan tak tahu apa yang terjadi barusan, walaupun cukup jelas terlihat ada noda basah di gaun Lusi, tepat didepan selangkangannya.
“Pop, tolong dong bangunin Lusi. Kasihan dia kayaknya capek banget. Kita duluan ya!” begitu rokokku selesai kuhisap, kuminta Poppy untuk membangunkan Lusi, memberinya minum segelas air putih dingin, dan aku menggandengnya pulang setelah say goodbye pada kawan-kawanku. Tak sepatah katapun keluar dari mulut istriku.
“Are you OK, babe?” tanyaku pada Lusi, tanpa menoleh, dalam perjalanan pulang kami di dalam mobil.
Mobil ini adalah sebuah BMW seri 5 terbaru yang merupakan hasil kerja kerasku sendiri. This car is a testament to my success, and I’m so proud of it.
“No.” ujarnya lirih. Lho, ternyata ada air mata di kedua pipinya.
“Maafin aku, sayang.. Aku keterlaluan..” tangisnya mulai keras dan terisak-isak.
“That was very wrong, I was so drunk and I am so sorry it happened.” dengan terbata-bata istriku berkata.
“It’s fine, babe. Aku sekarang hanya mau dengar dari kamu sendiri, dengan detail, apa yang terjadi tadi di sana?” kupertegas suaraku.
“I want you to be honest with me, and I will forget it all”.
Lusi menunduk sambil masih terisak pelan. Diam seribu bahasa. Sampai akhirnya kami tiba di rumah. Kutekan klakson mobilku pendek-pendek dua kali, dan beberapa detik kemudian pembantu rumah tangga kami terlihat tergopoh-gopoh keluar sambil masih mengantuk. Kulirik jam di mobilku. Pk 2:52 dini hari, nggak heran kalau dia ngantuk.
Setibanya di kamar tidur, kubuka pakaianku satu persatu, lalu masuk ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar. Lusi menyusul tak lama kemudian, pada saat aku sedang menyabuni tubuhku. Penisku terasa menegang melihat tubuh telanjang istriku sambil masih terbayang permainannya tadi di Club.
Aku terbayang betapa erotisnya mereka bergoyang dan betapa air maniku juga hampir menyembur tatkala Lusi mencapai orgasme. Hentakan dan kedutan pinggulnya yang liar saat dia mencapai puncak birahinya terus menari-nari di kepalaku membuatku tak sadar mengelus sendiri penisku yang 22 cm sudah sangat tegang.
Lusi terperangah melihat ulahku itu. Lalu dia mulai mengerti dan tersenyum penuh arti. Dia mendekatiku dan melekatkan payudara montoknya ke punggungku.
“So, that was a turn-on for you, eh?” sambil berkata begitu tangannya mengusap pundakku, terus turun ke lenganku dan bergerak ke arah selangkanganku.
Sampai di sana, tangannya mengambil alih kegiatan tanganku yang sedang mengelus penisku turun naik. Merinding aku dibuatnya, pinggulku sedikit tersentak, dan napasku jadi tertahan. Kepala penisku yang keunguan dan sudah mengeluarkan “pre-cum”nya jadi semakin licin dan nikmat terasa dengan adanya sabun yang dibalurkan istriku.
“Kalau digituin terus, aku bakalan keluar, sayang.” kataku setengah berbisik.
“Kamu seksi sekali tadi. Did you cum on the dance floor?”
“Ehmm.. What do you think?” Lusi terus mengocok pelan penisku. Kurasakan air maniku akan segera menyembur. Aku yakin Lusi juga merasakannya.
“Sayang, kontol kamu rasanya udah gede banget dan anget. Are you cumming, baby?” Namun begitu Lusi malah makin perlahan mengocoknya, dan genggamannya diperlonggar.
Jarinya tiba-tiba menekan pangkal penisku untuk menahan gelombang air mani yang akan segera meluap. Aku jadi blingsatan dibuatnya.
“Aduh, aku udah hampir sampai tuh, tadi.” Aku protes sambil mencoba mengocok sendiri penisku. Tapi tanganku dipegangnya.
“Eit, kamu nggak boleh ngocok sendiri. Sabar dong, sayang. Let’s finish up and go to bed.” Sambil mengecup bibirku ringan, Lusi bergegas mandi dan setelah selesai mengeringkan rambut dan tubuhnya. Ia lalu masuk ke dalam selimut dengan tubuh polos. Aku mengikutinya dengan semangat di sebelah kanannya.
Dengan lembut Lusi mengelus penisku yang sudah agak melemah di dalam selimut. Penisku tiba-tiba bangkit kembali dan berdiri dengan tegar.
Lusi lalu mulai mengocok penisku lagi sambil menghisap dan menjilati puting kiriku. Cairan dari penisku sanaget nikmat dijadikan pelumas oleh istriku. Kurasakan juga kedua biji pelirku dielus dan sedikit diremasnya. Benar-benar gelisah aku dibuatnya.
“Aku bilang sama Adam bahwa dia ganteng, dan aku pingin joget sama dia.” Tanpa ba-bi-bu Lusi mulai bercerita. Ternyata lelaki itu bernama Adam.
“Dia OK aja, lalu kugandeng dia turun.” Suaranya mendesah dan setengah berbisik.
Daun telingaku dan leherku diciumi dan dijilatinya lembut. Penisku kurasakan makin tegang dan benar-benar mulai membasah.
“Waktu sedang asik-asiknya berjoget, aku ngerasa tangannya kok jadi berani dan mengelus-elus pantatku. Tapi aku diamkan saja, karena kupikir, ‘Let’s play the game’. Terus terang aku jadi horny digitukan.” Demikian cetus Lusi sambil jilatannya mulai turun ke dada dan perutku.
Agak geli rasanya saat perutku dijilatnya, tapi tak lama karena lalu kepala penisku jadi sasarannya.
“Aahh..” setengah berteriak aku merasakan kehangatan mulut istriku yang menjilati dan mulai mengulum kepala penisku.
“Masukkan sampai dalam, sayang.. Oohh.. Hisap, sayang.. Eemmhh.. Eemmhh.. Aahh..” aku mulai meracau merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Mendadak Lusi melepaskan penisku dari mulutnya, lalu meludahi kepalanya sedikit sambil terus mengocoknya pelan dan berkata.
“Adam membisikiku katanya ‘kamu seksi sekali. Saya suka wanita yang memakai G-string. Very sexy!’ Aku tertawa saja mendengarnya, tapi senang juga dipuji begitu.”
Tangannya membuat gerakan seperti memelintir naik-turun penisku dan menggenggamnya agak keras, membuatku mendelik-delik keenakan.
“Aku bilang juga sama dia, ‘kamu juga macho banget sih, bikin aku horny aja’. Suaraku kubuat seseksi mungkin supaya dia makin berani.”
Setelah berkata begitu, lagi-lagi penisku jadi sasaran hisapan mulutnya dan jilatan lidahnya. Ohh, nikmatnya tidak terkira.
“Terus terang memekku basah sekali waktu itu. Apalagi waktu kita bergerak-gerak memutar. Aku bisa ngerasin kontolnya Adam menekan clit-ku. Aku jadi sadar kalau dia juga pasti merasakan juga clit-ku di kontolnya. It makes me so horny..
” Kulihat jari istriku bermain di kelentitnya dalam posisi menungging. Seksi sekali. Bau kewanitaannya mulai menusuk hidungku dan menambah birahiku.
Aku tak tahan lagi, kurengkuh tubuh istriku, dan saat dia masih dalam posisi menungging, kusodokan penisku perlahan ke dalam memeknya. Ahh.. Basah, hangat dan terasa berdenyut lembut. Kukeluar-masukkan dengan mantap penisku sambil kucengkram pinggulnya erat.
“Oohh, baby.. Fuck me.. Fuck me.. Oouughh.. Enak banget sayang..” Lusi terengah-engah dalam birahinya yang liar. Pinggulnya bergerak maju-mundur menambah dalam terobosan penisku dengan sangat erotis..
Buah dadanya berguncang-guncang ke depan dan ke belakang membuatku ingin menjamah dan meremasnya. Namun tanganku malah bergerak ke kelentitnya dan mengosok-gosoknya lembut dengan jari tengahku. Hal itu membuatnya makin berkelojotan.
“Shit.. Baby, aku pingin keluar.. Ooughh.. Cepetin kontol kamu, sayang.. Oohh..” Lusi benar-benar mendekati puncak birahinya. Saat kepalanya menoleh kearahku, kusambut & kukulum bibirnya dan kuhentikan gerakanku. Tangan kiriku meremas buah dada kirinya dengan gemas.
“Kok stop, sayang? Ayo dong, sayang..” Lusi dengan gelisah berusaha memaju-mundurkan pinggulnya, tapi kutahan dengan sekuat tenaga dengan mencengkram pinggulnya.
Tapi aku tetap membiarkan penisku di dalam vaginanya. Kuperhatikan ada cairan putih kental di pangkal penisku yang adalah cairan birahi istriku yang sudah membanjir.
“Continue your story atau aku akan berhenti di sini.” Sambil berkata begitu, aku terus mengosok-gosok kelentitnya pelan untuk membuatnya makin bernapsu. Kuremas lembut buah dadanya dan kumainkan pentilnya yang sudah sangat keras. Kurasakan vaginanya berdenyut pelan beberapa kali.
“Waktu sudah beberapa saat kontol menekan memekku, aku tahu kalau aku nggak akan berhenti sampai aku orgasme. Enak sekali soalnya.” Lusi melanjutkan ceritanya. Akupun mulai menggoyang pantatku lagi.
“Aku benar-benar nggak peduli lagi siapa yang ngelihat atau apa yang bakalan terjadi nantinya.”
“Lalu aku putuskan untuk benar-benar mendapat orgasme. Ku cengkram pantatnya supaya lebih mantap dan aku bergerak naik-turun karena dengan begitu aku yakin bisa lebih cepat. Dan Adam mengerti yang aku mau kerena kurasakan dia juga menyengkram pantatku dengan erat sehingga gesekannya sangat terasa..” sambil bercerita Lusi memaju-mundurkan pinggulnya menyambut kontolku.
Aku lalu mencabut kontolku dan telentang di ranjang. Lusi mengerti maksudku dan dengan cepat menaiki tubuhku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Cairan birahinya terlihat meleleh di paha bagian dalamnya.
Tubuhnya yang bergerakn naik-turun-memutar mutar sangat seksi luar biasa dan aku merasa tidak lama lagi akan menyemburkan air maniku di dalam vaginanya. Penisku terasa demikian nikmat di dalam pijatan dan gesekan vagina istriku. Kuremas kedua buah dadanya yang bergelayut manja dan bergoyang kekiri dan kekanan.
“Benar aja, nggak lama kemudian aku ngerasa orgasmeku udah makin dekat dan akupun semakin cepat ingin mencapainya.” Lusi melanjutkan ceritanya.
“Oouugghh.. Baby.. I’m cumming.. Oohh, I’m gonna cum.. Yess.. Aagghh..!” Lusi berteriak keras saat puncak kenikmatan birahi menyergapnya.
Aku bergerak semakin cepat dan liar. Kuremas pantatnya, dan kusodok-sodokkan penisku dengan cepat ke dalam vaginanya yang berkedutan sangat kuat, berkali-kali.
“Yaahh.. Aagghh.. Oh fuck.. Aku juga mau keluar, sayaang.. Aahh.. Aarrgghh..!! Dengan beberapa kali sodokan kuat dan cepat aku mencapai orgasmeku yang tertunda begitu lama. Tubuhku terasa enteng dan melayang.. Kukeluar-masukkan terus penisku beberapa kali lagi sampai kurasakan tuntas semburan air maniku. Vagina istriku berdenyut-denyut kuat beberapa kali menambah indah orgasme kami.
Lusi ambruk di atas tubuhku. Hanya napas terengah kami berdua yang terdengar bersahutan. Tubuh kami terasa licin oleh keringat yang membanjir. Kuelus-elus lembut punggung dan pantat telanjang istriku, sambil kucium kepalanya. Buah dadanya naik-turun seirama dengan napasnya terasa lembut di atas dadaku
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.
Perawanku – Bagian nikmat pada selangakangan cewek memang menjadi topik yang sangat menarik untuk dibicarakan, oleh karena itu pada kesempatan ini 139.99.33.211 akan membagikan album foto memek becek cewek bispak yang cukup lengkap. Cewek bisa pakai ini terlihat seperti melakukan kebinalannya ini di sebuah hotel. Alhasil memek dengan bulu rapinya menjadi becek karena diobok-obok oleh pria hidung belang. Silahkan disimak foto-foto memek becek si cewek bisa pakai tersebut dibawah ini.
Ingat siapkan tisu kamu yaaa.. hihihi
Ingin baca cerita sex? yuk ke halaman utama langsung. BANYAK Cerita Sex yang dijamin bikin nikmat.
Perawanku – Cerita Sex Ngentot Adik Iparku Di Samping Istriku, Usiaku sudah hampir mencapai tiga puluh lima, ya sekitar 3 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah. Di rumah itu kami tinggal 7 orang, ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek.
Jadi… begini nih ceritanya. Awal September lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.
Pagi sekitar pukul 9 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah… mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh… ternyata dia bersama tantenya Rosa yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Rosa mengganti celana anakku, “Kemana mamanya, Sa…?” tanyaku. “Lagi ke pasar Bang” jawabnya “Emang gak diberi tau, ya?” timpalnya lagi. Aku melihat Rosa pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku. “Kenapa kamu?” tanyaku heran “hmm Anu bang…” sambil melihat kembali ke bawah.
“Oh… maaf ya, Sa?” terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm… tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana hehehe….
Anehnya, Rosa hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir “Abis tempur ya, Bang. Mau dong…” Katanya tanpa ragu “Haaa…” Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.
Dua hari setelah mengingat pernyataan Rosa kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah… masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Titi kamal. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Rosa di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan “saluran air”, aku berpapasan dengan Rosa yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.
Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor.
“Siapa?” tanyaku
“Duhhhh… kan cuma kita berdua di rumah ini, bang” jawabnya.
“Oh iya, ada apa, Sa…?” tanyaku lagi
“Bang, lampu di kamar aku mati tuh”
“Cepatan dong!!”
“Oo… iya, bentar ya” balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Rosa.
Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.
“Sa, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku “OK, bang” balasnya.
“Kok kamu belum pake baju?” tanyaku heran.
“Abisnya agak gelap, bang?”
“ooo…!?”
Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Rosa. Dan… braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Rosa..
“Ou…ou…” apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka.
“Maaf, Sa”
“Gak apa-apa bang”
Anehnya Rosa tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.
Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami,
dengan berani kucium bibirnya, Rosa hanya terdiam dan tidak membalas.
“Kok kamu diam?”
“Ehmm… malu, Bang”
Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Rosa mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. payudara miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.
“Ouhh… sakit, Bang. Tapi enak kok”
“Sa… tubuh kamu bagus sekali, sayang… ouhmmm” Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Rosa tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.
Sungguh indah dan harum memeknya Rosa, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.
“Adauuu…. sakiiit” tentu saja ia melonjak kesakitan.
“Oh, maaf Sa”
“Jangan seperti itu dong” merintih ia
“Ayo lanjutin lagi” pintanya
“Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang” aturnya kemudian
Tubuhku kini terlentang pasrah. Rosa langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.
“Ohhh… Sa, enak kali sayang, ah…?” kalau yang ini entah ia pelajari
dari mana, masa bodo ahh…!!
“Duh, gede amat barang mu, Bang”
“Ohhh….”
“Bang, Rosa sudah tidak tahan, nih… masukin punya mu, ya Bang”
“Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan” Rosa kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.
“Ouuu…ahhhhh….” … seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Rosa.
“Awwwh, Baaaang….. akhhhhh” Rosa mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payu daranya.
Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya.Rosa semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.
“Akhhhh… aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih.
Awwwhhh??”
“Jangan dulu Sa, tahan ya bentar” hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Rosa genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Rosa terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.
“Ampuuuun…… ahhhh… trus, Bang”
“Baaang… goyangnya cepatin lagi, ahhhh… dah mau keluar nih”
Rosa tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.
“Oughhhhh… abang juga mau keluar, Zzhaa” kugoyang semangkin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Rosa membahana di ruang kamar.
Erangan panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.
” ouughhhhh…. ouhhhhhh”
“Enak, Baaaangg….”
“Iya sayang…. ehmmmmmm” kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Rosa dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.
“mmmmmmuaaachhhhh…” dikecupnya punyaku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.
Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapu Rosa siap dan dimanapun aku siap.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
Perawanku – Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.
Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.
Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.
Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.
Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.
Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.
Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.
Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.
Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.
‘‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang!” Kata Tante Rima
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.
‘‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante!” Tegasnya.
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku
Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.
Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!
‘‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima.
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu.
‘‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP.
“iya… jawabku singkat.
Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.
‘‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya.
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku.<br> ‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.
Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaannya dan merahasiakannya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkannya asal jangan sering-sering.
‘‘tapi, aku takut… jawabnya
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku.
‘‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya.
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku.
‘‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku.
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku.’‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa.
Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!
Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.
‘‘barang impor memang beda! Pujinya.
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.
‘‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya.
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya.
Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kont*lku.
‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya
“bukanya itu yang Tante cari… jawabku
‘‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya.
Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.
Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.
Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku.
aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.
Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.
Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.
‘‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!.
Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme.
“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya.
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.
Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.
Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.
BLEEEEEESss….Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya.
“ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.
Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.
‘‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya.
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku.
‘‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.
Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.
‘‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima.
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.
‘‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.
Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.
Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.
Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.
Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.
Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.
Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehee….ujung-ujungnya pamanku lah yang merasa bersalah dan meminta maaf pada tante karena jarang pulang.
Perawanku – Ada pemeo para istri yang kecewa pada suaminya karena suka berselingkuh, aEsJangan tinggalkan suamimu, kasihan anak-anak. Tunjukkan saja bahwa kamu juga bisa (selingkuh)aEt. Itulah yang aku atau tepatnya kami ingin lakukan sekarang.
Pada awalnya aku sangat marah dan rasanya dunia ini menjadi gelap saat mendengar suamiku selingkuh engan teman kantornya. Namun Indri, tetanggaku memberi nasehat sebagaimana tersebut di atas.
aEsKamu bisa langsung pergi ke Proyek Senen begitu yakin bahwa masmu selingkuh. Disana kamu bisa nongkrong di Warung Cendol atau Bakso Super yang banyak dikunjungi ibu-ibu. Tidak akan lebih dari 10 menit kamu akan didekati lelaki. Mungkin bapak-bapak, mungkin Oom-Oom, mungkin Mas-Mas, mungkin adik-adik atau bahkan anak-anak. Mereka itu minat untuk kencan dengan kamu. Kamu bisa pilih yang sesuai dengan seleramuaEt. Duh, duuhh.. Lancarnya berondongan cerita dari mulut Indri.
aEsKalau nggak percaya, ayoo.. Aku juga pengin iseng, nih..aEt.
Bagi Indri cukup masuk akal. Suaminya yang berlayar hanya pulang 6 bulan sekali. Dia memerlukan hiburan macam di Warung Cendol atau Bakso Super tadi. Tetapi aku khan tak perlu sejauh itu. Namun mendengarkan cerocosan mulut Indri lama-lama asyik juga. Joker368
aEsMir, nih dengerin ya. Itu tidak cuma di Senen. Kalau mau cari China pergi ke Mangga Dua, nongkrong di KFC atau Mc Donald atau di kafe lantai bawah. Di sana banyak cina yang pengin banget ngerasain memek orang Jawa. Kamu akan mendapatkan kenikmatan sekaligus uang. Mereka royal untuk dapat memek luaEt, Uiihh.. Uiihh..
aEsKalau di Senen tadi kebanyakan orang Sumatera, ada Padang, Batak atau PalembangaEt.
aEsKalau mau Arab, kamu pergi saja ke Pasar Tanah Abang. Pura-pura saja beli kain sarung atau batikaEt.
aEsKalau mau sopir truk, tukang buah atau juragan sayur pergilah ke Pasar Induk. Ha, ha, ha..aEt.
Walaupun aku kesal sama Mas Adit karena sering dengar cerita dari mulut ke mulut tentang pacarnya yang berganti-ganti, aku tetap tidak akan sejauh itu. Namun dari berbagai sumber akhirnya aku tahu bahwa apa yang diceritakan Indri adalah benar adanya.
Dengarkanlah kisah mereka.. Agen Obat Kuat Pasutri
Di Atas Kijang Yordanian
Dalam rangka persiapan perkawinan putri pertamaku aku perlu menyempatkan diri nyari kain untuk berbagai keperluan upacara. Dari teman tetangga aku diberi informasi bahwa di Pasar Tanah Abang banyak dijual bermacam-macam kain sesuai keperluanku. Iseng-iseng mumpung suamiku lagi kerja aku pergi sendiri ke Pasar Tanah Abang.
Ternyata benar. Di tempat itu banyak kios-kios yang menjual berbagai macam kain. Rencanaku hari ini hanyalah sekedar melihat-lihat lebih dulu. Aku memasuki sebuah toko yang terang benderang. Di etalasenya nampak terpajang beratus-ratus pilihan kain lokal maupun import. Mataku tak bosan-bosan memandangi koleksi toko ini hingga tak kusadari ada seseorang yang mengikuti aku,
aEsPilih yang mana Bu?aEt, rupanya aku sedang berhadapan dengan pemilik toko.
Seorang yang masih muda, aku taksir belum 30 tahun. Dari sosoknya yang tinggi jangkung dengan wajah Semit berkumis dan jambang dia tersenyum padaku sambil menawarkan barang dagangannya. Tampang dan warna kulitnya yang putih bersih nampaknya dia berasal dari Yordania. Memang orang Yordania terkenal kulitnya putih hampir mendekati Eropah. Wanitanya juga terkenal kecantikannya. Tentu saja lelakinya ya.. Banyak yang tampan macam pemilik toko di hadapanku sekarang ini.
aEsNggaakk.. Aku baru senang melihat-lihat. Mungkin beberapa hari lagi aku akan membeli untuk acara perkawinan anakkuaEt,
aEsWwoo.. Ibu mau mengawinkan anak? Memangnya ibu sudah punya anak?aEt.
Aku pandangi dia. Matanya benar-benar menunjukkan keheranannya. Tentu saja hatiku bangga. Keheranan orang Semit ini merupakan pujian yang jujur padaku.
aEsBenar Bu, saya heran. Karena ibu nampak masih muda banget, paling baru berusia 28 tahunanaEt,
aEsSaya hampir 40 tahun. Anak saya yang mau kawin ini perempuan umur 22 tahunaEt, aku menerangkan padanya. Dan dia tak lepas-lepasnya memandangi aku. Aku mulai risih. Pandangannya semakin lama semakin lain. Naluriku berkata, dia tertarik secara seksual padaku.
Aku pernah dengar banyak lelaki muda yang lebih bergairah tidur dengan perempuan yang jauh lebih tua. Dia sudah mendengar usiaku tadi. Dia juga terheran akan panampilanku yang jauh lebih muda. Dia sudah bisa menghitung, setidaknya selisih umurku dan umurnya 10 tahunan.
Cerita Sex Istri Doyan Selingkuh Hots
Mungkin orang-orang muda macam itu sering mengkhayal, perempuan seumurku akan lebih aE~hotaE? kalau berhadapan dengan lelaki seumurnya. Aku jadi pengin tahu. Seberapa jauh hasratnya tertarik pada diriku. Aku melangkah ke etalase berikutnya yang semakin masuk ke bagian dalam tokonya. Aku berpura-pura tertarik dengan salah satu kain yang terpampang.
aEsBiar saya ambil, nanti ibu bisa meraba-raba punyakuaEt, aku tersentak. Apakah memang dia mampu berbahasa Indonesia secara benar? Ataukah persepsiku yang menyimpang? Aku jadi penasaran.
Setelah gulungan kain itu dia taruh di meja, memang tanganku langsung meraba-rabanya. Kain yang lembut. Mungkin berbahan sutra campuran.
aEsBagaimana Bu? Halus ya? Daan.. Eehh.. Tangan ibu juga.. Halus banget nihh..aEt, dengan beraninya dia merabai tanganku. Bahkan kemudian memegang dan meramas. Aku terdiam. Pertama kaget. Kedua aku merasa seperti kena stroom listrik ribuan watt. Sudah beberapa bulan suamiku tidak menyentuh aku secara seksual. Kini ada pria asing menyentuh tanganku dan meremasnya. Dan lebih-lebih lagi tangan pria ini, sebagaimana pada umumnya pria Semit, dipenuhi bulu tangan yang lebat.
Ada semacam kebanggaan yang menyelinap di hatiku, bahwa ada pria asing berusia muda yang masih tertarik dengan aku. Darahku langsung naik kekepala. Mataku nanar kemerahan menahannya. Aku tak berani memandang pria Semit ini. Dan yang sungguh-sungguh tak kusegaja, tiba-tiba tanganku bergerak membalas remasannya. Aku jadi blingsatan dan bingung. Pasti dia memastikan bahwa aku menyambut hasrat syahwatnya. Aku masih terheran, kenapa tanganku balik meremasi tangannya. Adakah itu naluri dari hatiku yang paling dalam?
aEsIbu boleh meraba-raba punyaku..aEt, aku mendengar mulutnya berbisik sambil menarik tanganku turun dari meja untuk merabai selangkangannya.
Aku seakan hendak kelenger. Lelaki Semit ini kelewat berani. Dengan menggunakan gulungan kain sebagai tirai, tanganku ditariknya untuk meraba bayangan kontolnya yang besar dan hangat dari balik celananya. Kontolnya yang betul-betul sangat besar, panjang dan hangat langsung melambungkan khayalanku pada VCD porno yang pernah aku tonton. Tentu sangat sensasional bisa merabai seperti yang aku lakukan sekarang ini. Aku meremasi bayangan kontol gede di balik celananya itu sambil mendesis menahan hasrat syahwatku yang menggelegak. Aku tersiksa dalam badai birahiku.
aEsMau ke mobilku..? aEs, dia kembali berbisik.
Aku tahu apa yang dia inginkan, dan yang juga aku inginkan, namun aku tak mampu menjawab. Suaraku hilang. Tenggorokanku terasa kering. Aku merasa sangat haus. Aku luluh. Tulang-tulangku serasa lolos dari dagingnya. Dan aku lunglai saat lelaki Yordania ini menuntun aku keluar toko sambil berpura-pura membawa kain sutra tadi untuk memberikan kesan bahwa dia akan mengantar aku menuju kendaraanku.
Dia membawa aku ke basement dimana mobilnya diparkir diantara ratusan mobil yang lain. Sepertinya sudah dipersiapkan sebelumnya, lokasi mobilnya ada di paling ujung dan menyendiri.
Dia membukakan pintu Toyota Kijang barunya dan menuntun aku duduk di joknya. Lantas dia berputar ke depan membuka pintu dan duduk di belakang kemudi. Dia nyalakan mesin dan AC-nya. Seketika udara sejuk memenuhi ruangan mobil Kijang ini. AKu merasa sangat nyaman.
Sepertinya dia juga sangat dahaga dan ingin selekasnya menghapus dahaganya, dia rentangkan kursinya ke belakang dan telentang. Tangannya cepat mencopoti kancing celananya dan mengeluarkan kontolnya. Dia menegok ke arahku sambil mengayun-ayunkannya. Dia pamer kontolnya yang telah ngaceng dan wwuuhh.. Aku tak tahan lagi untuk sekedar melihatinya. Mungkin dia memang seorang aE~exhibitionistaE?. Namun kuakui bahwa kontol yang sangat indah di mata dan hatiku itu membuat tubuhku panas dingin.
Kemudian dia raih tanganku yang gemetar untuk dipegangkan dan diremas-remaskan ke kontolnya itu. Tanganku juga mengelus dan mengocokinya. Aku terjerat dalam nikmat yang sangat sensasional. Aku melihati betapa bonggol kontolnya begitu berkilat karena tegangnya desakan darah birahinya. Lubang kencingnya nampak menantang dengan precum yang menitik bening macam air suci pegunungan.
aEsJilati Bu.. Cium Bu.. Ayo jilat Bu..aEt, Yordanian itu menawarkan dengan mengasong-asongkan bonggol kepalanya itu ke arahku. Kemudian tangan kirinya meraih rambutku dan menekannya untuk merunduk menjemput kontolnya.
Aku memang sudah terobsesi. Aku sudah tak mampu menghindari situasi nikmat ini. Aku telah larut dan tenggelam dalam hasrat birahiku. Aku merunduk mengikuti tuntunan tangannya sambil membuka mulutku. Aku mulai dengan menjilat lubang kencingnya. Kemudian menyapukan lidahku ke bonggol kepalanya, mengecupi dan akhirnya melumati seluruh kontol Semit yang bersih dan gede banget ini.
Dengan tangan kananku menggenggam batangnya dan tangan kiriku mengelusi dan meremas-remas bijih pelirnya aku mulai memompa. Seketika aku mendengar lenguh Yordanian ini. Dia meracau..
aEsEnak buu.. Tereuzz.. Hhuucchh.. Enak bangeett.. Terus buu..aEt. Suaranya yang begitu tersendat-sendat karena terpaan nikmat mendongkrak hasrat birahiku. Aku mempercepat isepanku.
Pantat Yordanian yang mulai tak mampu menahan derita nikmatnya berkejat naik turun menjemputi isepan bibirku pada kontol gedenya. Dan semakin cepat, semakin cepat.. Akhirnya sperma Yordanian ini tumpah ruah dalam mulutku. Aku lahap karena rasanya yang sangat nikmat banget. Aku jilati yang tercecer di perutnya, di jembutnya. Dia mengerang..
Keadaan menjadi hening. AC mobil mulai terasa sejuknya. Aku masih ingin menciumi tubuhnya yang putih penuh bulu itu. Aku ingin mendengar racaunya saat melumati puting susunya. Namun nampaknya selera seksual Yordanian muda ini telah lenyap bersama keluarnya spermanya yang berlimpah tadi. Dia memasukkan kembali kontolnya dan membetulkan kancing celana dan bajunya. Dia merogoh dompet dan mengambil beberapa lembar Rp 100 ribu-an untuk diserahkannya padaku.
Dalam keadaan normal seharusnya aku tersinggung karena jelas-jelas menganggap aku sebagai pelacur. Namun entah bagaimana, ketersinggungan atas anggapannya sebagai pelacur ini justru menghadirkan nikmat erotis yang lain. Biarlah, aku rela menjadi pelacur Yordanian yang tampan ini. Bahkan misalnya dia meludahi akupun, aku akan senang hati membuka mulutku dan menelan buangan ludahnya.
2 lelaki dan aku
Bosan bengong di rumah aku iseng jalan-jalan ke Proyek Senen. Aku pengin lihat-lihat barang klontong di sana. Sekalian pengin merasakan Soto Sulung yang terkenal di tempat itu. Sekitar jam 10 pagi itu dengan taksi aku meluncur ke Proyek Senen. Situs Judi Slot online
Ternyata banyak barang-barang baru yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Ada macam alat masak yang bisa kukus. Ada gantungan baju lipat. Ada pangangan kue listrik. Ada penggorengan yang tidak lengket, ada alat penyedot tubuh buatan China saat kita masuk angin dan sebagainya. Aku berniat kalau ada uang akan belanja alat-alat itu.
Saat lapar tiba aku naik ke lantai 2 menuju ke blok D yang menghadap ke jalan Senen Raya. Di tempat itu aku duduk pesan Soto Sulung spesial. Aku juga minta orang juice dingin. Beberapa waktu aku bisa duduk santai sambil menikmati makanan dan minumanku.
Ketika aku melihat jam tanganku, tak terasa ternyata jam telah menunjukkan pukul 1.30 siang. Aku sebaiknya pulang sekarang. Aku panggil pelayan untuk membayar.
Namun pelayan itu datang memberi tahu bahwa semua makananku telah dibayar oleh tamu yang duduk si pojok sana itu, sambil tangannya menunjukkan ke arah yang dia maksud. Ketika aku melihat ke arah itu kulihat ada dua orang, relatip muda, dan salah seorangnya melambaikan tangannya padaku. Siapa itu? Rasanya aku belum pernah mengenalnya.
Melihat keraguanku lelaki itu berdiri dan melangkah mendekat ke mejaku. Aku tetap tidak mengenalnya.
aEsSurti, kan? Aku Ridwan teman SMA 22. Ingat?aEt, yaa.. Aku coba mengingatnya..
Sudah lama banget, mungkin sekitar 8 tahunan yang lalu. Banyak yang telah hilang dari memoriku. Namun untuk tidak mengecewakannya aku mengangguk sambil tersenyum. Sementara dia mengulurkan tangannya yang juga segera aku jabat sebagai kawan yang memang telah lama tidak berjumpa.
aEsMborong nih ya?aEt.
aEsAh, enggaakk.. Hanya iseng sajaaEt, aku asal jawab.
aEsKalau iseng ajak-ajak dongaEt, dia menyambar ucapanku.
aEsEii.. Aku kenalin nih, teman sekantorkuaEt, dia raih tanganku dan gandeng ke mejanya.
Dia kenalkan temannya Tanu, orang cina. Aku diminta duduk dulu bersama mereka. Sungguh mati, aku terus mencoba mengingat orang yang mengaku teman SMA ini namun tak juga ingat. Dia tahu namaku. Ya sudahlah, toh mereka nampak sebagai orang-orang baik. Dan lagian, mereka berdua ini sama manis dan gantengnya. Si Ridwan, jelas orang Jawa, jangkung dengan kulitnya yang kecoklatan, tampilannya bersih dan sehat.
Si Tanu, jangkung juga, matanya yang sipit dan senyumnya yang menawan mengingatkan salah seorang presenter MTV yang China itu, aku lupa namanya. Dan mereka menyambut aku dengan hangatnya. Ridwan secara santai meraih tanganku sambil ngomong..
aEsCerita dong, berapa anakmu? Mana suamimu? Kerja apa sekarang kamu?aEt, aku mencoba menjawab sedapatnya.
Namun matanya itu, mata Ridwan, sepanjang aku ngomong menatap aku begitu tajam sambil tangannya mulai meremasi tanganku. Sementara Tanu hanya menebar senyuman manisnya setiap mendengar omongan kami berdua.
aEsKan lama nggak jumpa, bagaimana kalau kita jalan-jalan bareng yuk. Kita kangen-kangenan sambil ngobrol. Aku masih ingat lho, Surti jadi Ratu SMA 22. Kamu dulu memang paling cantik dan seksi lhoaEt, sambil tangannya semakin seru meremasi tanganku.
aEsSekarang juga tetap sangat cantik dan semakin seksiaEt, timpal aE?sok tahuaE? Tanu memecah kebisuannya.
Aku jadi tersanjung pada omongan mereka berdua. Dan rasanya aku nggak mau bikin mereka kecewa. Aku turuti kemauannya untuk jalan-jalan bareng. Aku bangkit dari kursiku mengikuti langkah kemana mereka. Ridwan meraih lenganku, menggandeng seperti pacarnya. Aku mengingatkan,
aEsNanti teman suamiku ada yang lihat, bisa berabe akuaEt, aku melepaskan gandengan tangannya.
Kami menuju mobil Tanu di lapangan parkir. Ridwan mengusulkan aku duduk bertiga di depan agar bisa ngobrol lebih santai. Aku setuju saja saat Tanu membuka pintu untukku dan meminta aku duduk di tengah antara mereka berdua. Begitu meluncur di jalanan tangan kanan Ridwan merangkul pundakku sambil bertanya padaku,
aEsKemana kita Surti?aEt.
aEsTerserah kalian, khan kalian yang ngajak akuaEt, jawabku.
aEsBener nih, terserah kami?aEt.
aEsIya dong, aku khan tahu diri. Ha, ha, ha..aEt.
aEsWah, wah, wah.., disamping tetap cantik dan seksi, rasa humormu dan ketawa renyahmu rupanya nggak juga hilang RustiaEt, komentar Ridwan pada jawaban dan ketawaku.
Sementara tangan kirinya kembali meraih dan meremasi tanganku. Aku diamkan. Aku mulai menikmati remasan tangan ini serta pujian-pujian yang mereka lontarkan padaku. Dan tanpa sadar aku membalas remasannya.
aEsJangan ngiri luaEt, kelakar Ridwan pada Tanu saat temannya itu melirik tangan kami yang saling meremas.
aEsNggaklah.. Aku khan bisa juga kalau lagi tidak oper presnelling, nih..aEt, sambil tangan kirinya meraih tanganku yang lain.
Dan untuk menyegarkan suasana aku sambut pula tangan Tanu serta membalas pula remasannya. Begitulah kami berakrab-akrab sepanjang jalanan.
Aku nggak tahu lagi, kemana Tanu membawa mobilnya. Aku mulai menikmati aE~dikeroyokaE? 2 lelaki tampan macam sekarang ini. Tangan-tangan mereka sama-sama meraih dan meremasi tanganku dan secara bersamaan aku membalas remasannya. Dan diantara remas meremas itu terkadang ada satu dua remasan yang saling kami lepaskan dengan penuh hasrat birahi. Aku terkadang memerlukan sedikit menutup mataku untuk merasakan getaran hangat yang mengalir dari tangan-tangan mereka berdua.
Sudah 2 jam tanpa terasa kami merambati jalanan metropolitan ini. Sementara suasana ke-akraban diantara aku dan mereka semakin menghanyutkan hasrat dalam sanubariku ketika tiba-tiba mobil Tanu berbelok memasuki sebuah gerbang tinggi yang anggun. Di balik gerbang itu nampak terhampar taman yang indah dengan panorama laut Jawa.
aEsKita istirahat disini sambil menikmati panorama Kepulauan Seribu. Kita bisa pesan makanan dan minuman yang khas sesuai suasana Pondok Putri Duyung iniaEt, terang Ridwan sebelum aku bertanya mau kemana kita ini.
Aku baru menyadari bahwa kami telah memasuki kawasan Ancol tempat rekreasi terbesar di Jakarta. Ridwan menuntun aku untuk turun sementara kulihat Tanu bergegas menuju bangunan kantor Pondok Putri Duyung ini. Tak lama kemudian nampak Tanu keluar kantor itu dengan gantungan kunci berlambang ikan duyung di tangannya.
aEsKita istirahat di Kakap, anda berdua bisa jalan kaki menuju bangunan itu, aku ambil mobil menyusul kesanaaEt, Tanu menyerahkan kunci Kakap kepada Ridwan.
Banyak bangunan pondok-pondok di situ yang dinamai dengan ikan-ikan Kerapu, Kakap, Belanak, Alu-alu dsb. Aku merasakan ada sebuah aE~konspirasi erotisaE? yang sangat lembut sedang menggiring aku masuk ke dalamnya. Aku sendiri nggak tahu kenapa, tak ada keinginan untuk protes. Aku telah dibawa hanyut oleh hasrat sanubariku.
Bahkan aku sama sekali tidak berpikir keadaan suamiku. Sedang apa dan dimana dia. Bahkan justru aku memantabkan sikap diriku, apa salahnya sesekali aku melakukan hal-hal seperti ini.
Mobil Tanu mendahului langkah-langkah kami. Tempat istirahat yang bagus dan nyaman. Aku nggak kuatir akan ada orang yang melihat aku santai di pondok ini. Kami bertiga memasuki pondok Kakap. Ridwan membuka ointu dan menyilahkan aku masuk terlebih dahulu. Sikap yang aku sangat senangi. Mereka berdua sungguh-sungguh memandang aku sebagai aE~divaaE?. Aku semakin merasa tersanjung.
Kami memasuki ruang tamu yang mewah namun akrab dengan atmosfir kampung nelayan. Ada dekorasi potret perahu Bugis, ada gantungan baju yang berlatar bentuk ikan dan sebagainya. Aku langsung menghampiri beranda untuk menangkap angin laut dari Kepulauan Seribu. Aku berdiri disana dan memandang jauh. Nampak perahu-perahu nelayan diantara bagan penangkap ikan. Sungguh romantis suasana di pondok Kakap ini.
Tiba-tiba dengan sangat lembut ada dua tangan menyelinap pada pinggulku. Sebuah bisikan serak-serak menahan hasrat terhembus ke telingaku,
aEsApa yang kamu lihat cantik?aEt, bisikan itu seakan melayang dan langsung hilang dibawa angin laut. Sebagai gantinya sebuah bibir hangat memagut kemudian melumat dengan sangat lembut pada leher tengkukku. Aku tergetar hebat dan menggeliat. Sanubariku bak diterpa gelombang aE~tsunamiaE? terlambung tinggi melanda pucuk-pucuk syahwatku. Dan tanpa kusadari sepenuhnya, tanganku merengkuh tangan-tangan itu dan kami saling berpeluk.
Ternyata Tanu. Dia selangkah lebih awal dari Ridwan yang teman SMA-ku. Sementara Ridwan masih menelpon Room Service untuk pesan makanan dan minuman Tanu sudah tenggelam bersama aku dan saling berpagut.
Aku tergila oleh lidah Tanu yang merangsek dalam mulutku. Aku membiarkan dia menyedoti ludahku. Aku benar-benar merasa sangat aman dan nyaman dan ingin melepaskan sepenuhnya naluri liar dari hewaniah-ku. Sambil mengerang dan mendesis tangan-tanganku memeluk keras dan melepaskan cakarannya pada punggung Tanu. Hhmllmm..
Tiba-tiba angin laut menyingkap rok bawahku. Ada bibir lain yang mulai melata di betisku. Ridwan jongkok meraih dan melumat tungkai kakiku. Kini aku merasa benar-benar seperti anak rusa yang lumpuh dalam terkaman pesta 2 serigala. Mereka melahap apapun yang moncong-moncong mereka temukan. Aku bergidik. Nikmat nafsu birahi ini seakan tak mampu aku memikulnya. Aku mendesis-desis melepaskan rintihanku. Tanganku meronta mencari jambakan. Rambut Tanu aku cabik-cabik sebagai pelampiasan gejolak syahwatku.
Kini mereka menggiring aku ke sofa di aE~family roomaE? pondok Kakap yang indah ini. Mereka menyandarkan aku ke senderannya. Tanu melepasi blusku dan Ridwan melepasi rokku. Dan aku tergolek hanya dengan BH dan celana dalamku. Tanu langsung merambah kembali bagian atasku. Dia tancapkan bibirnya ke leherku dan kemudian melata dengan lumatannya ke ketiakku, ke dadaku. Dia menyedot-nyedot begitu nikmat puting payudaraku.
Ridwan kembali jongkok. Kini rambatan mulutnya sudah melumati kedua tungkai pahaku. Dia sedang menuju pangkal paha dan selangkanganku. Aku merasakan betapa setiap inchi dia meninggalkan tanda cupang-cupang pada lereng pahaku yang putih bersih ini. Aku melayang dalam nikmatnya korban pesta para pemangsa. Aku terbang ke awang nafsu birahiku. Aku tak mampu lagi menahan hasrat liar hewaniahku. Aku meraung-raung dan menggelinjang dengan hebat..
aEsAmpuunn.. Jangaann.. Aayyo.. Aku tak tahan Mas Mas mass.. Cepat.. Manaa..aEt, aku sendiri tak tahu makna apa yang kuraungkan. Yang jelas tubuhku seakan dirayapi berjuta-juta kelabang. Aku meronta-ronta. Bukan untuk melepaskan diri tetapi untuk membiarkan kelabang-kelabang itu terus melahapi diriku.
Tiba-tiba Ridwan melipat kakiku hingga menyentuh perutku. Di bawah sana aku merasakan sebuah bonggolan mendesaki lubang memekku. Kontol Ridwan berusaha menembusi lubangku. AKu sama sekali tidak menyadari kapan dia telah melepasi pakaiannya. Kini Ridwan bersama Tanu telah telanjang bulat.
Sementara di mulutku aku merasakan ada batang kenyal yang hangat menggosok-gosok bibirku. Aku baru menyadari bahwa Tanu ingin aku mengisepi kontolnya. Kini dua kontol serigala ini berusaha menembusi 2 lubangku secara berbarengan.
Bagaimana aku mengelak, sementara nafsu birahiku sendiri demikian menggelegak untuk secepatnya menjemput orgasmeku. Aku melahap kedua kontol itu ke lubang-lubangku. Kemudian aku nggak tahu lagi. Aku telentang di atas sofa dengan 2 lelaki yang sedang merangseki tubuhku. Dua-duanya mengayun-ayunkan pantatnya mendorong-dorongkan kemaluannya menembusi mulut dan memekku.
Sekali lagi ini adalah aE~konspirasi erotisaE? penuh birahi. Seperti symphony aEsI Had a DreamaE?-nya iklan rokok di TV, yang satu menggesek, yang lain memukul dan aku menggoyang. Kami mendaki puncak syahwat secara berbarengan. Aku yang pertama berteriak histeris karena sergapan orgasmeku. Kemudia Tanu menyemburkan spermanya di mulutku yang membuat aku tersedak dan gelagapan. Dan cairan hangat yang melimpah ruah ditumpahkan kedalam lubang rahimku oleh Ridwan. Symphoni ini mungkin bisa menjebolkan sofa pondok Kakap yang indah ini.
Kami bertiga langsung terkulai dalam keadaan telanjang di sofa dan karpet. Angin sepoi terdengar menyapu gordyin mengiringi debur ombak halus yang memukul pantai Pondok Putri Duyung. Kami bertiga menarik nafas-nafas panjang kami.
Sekitar 3 atau 4 jam kami memuas-muaskan diri. Kami saling mengumbar hasrat birahi kami. Segala kerinduan dan obsesi kami tumpahkan dalam pondok Kakap yang indah ini. Entah berapa liter aku dijejali sperma dua lelaki ini ke mulut dan memekku. Yang aku tahu hanyalah sisa-sisa dan jejak hewaniah mereka di tubuhku. Cupang-cupang tertebar di seantero tubuh putihku. Entah bagaimana nanti aku harus mempertangung-jawabkan pada suamiku. Aku tak pernah menyesali apa yang pernah terjadi. Que Serra Serra.
Di atas taksi yang membawaku pulang aku ingat ada alat penyedot tubuh buatan cina untuk saat kita masuk angin. Aku langsung tepuk punggung si sopir taksi. Aku minta diantar ke Proyek Senen saja. Aku bergegas turun dari taksi menuju toko penjual alat penyedot itu.
Saat suamiku pulang, sekitar jam 8 malam, aku sedang setengah telanjang dengan tubuh yang dipenuhi bilur-bilur merah akibat sedotan buatan China itu. Dan walaupun hasratku syahwatku masih padam karena sudah terkuras oleh 2 lelaki di pondok Kakap siang tadi, malam ini aku masih menunjukkan semangatku untuk melayani permainan ranjang suamiku.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
Perawanku – Cerita Sex Nikmatnya Memperkosa Adik Sahabatku Yang Bohai, Ini merupakan sebuah cerita yang pernah terjadi pada bulan januari tahun lalu ketika aku punya pacar, dan pacarku juga memiliki adik yang sangat seksi sekali sama dengan akaknya. Tapi pacaarku tidak pernah memberiku suatu kenikmatan yang sangat berlebih dibandingkan dengan adiknya yang sengaja aku perkosa saja demi memuaskan hasrat birahiku ini.
Cerita kali ini memang merupakan kenikmatan seks dari adik pacarku yang seksi dang bergairah sekali. Begini awal kisanya dari cerita bebas kali ini, kisah kali ini merupakan kisah nyataku bersama dengan seorang cewek sebut saja namanya putri, Putri adalah adik dari cewekku, cewekku itu telah mengkhianatiku sehingga timbul niatan yang tidak baik didiriku untuk membalas, tetapi karena aku dengan cewekku beda kota, jadinya niat itu agak sulit terwujud, namun putri adik dari cewekku itu kebetulan kuliah di Jogja.
Ya…Jogja adalah kota tempat tinggalku, dengan banyak hiruk pikuk banyak anak sekolah. Putri berumur 19 tahun, dan aku sendiri berumur 24 tahun. Putri menganggapku sebagai kakakknya, karena dari dulu putri sangat menginginkan punya kakak laki2, sedangkan mereka hanya 2 bersodara, begitu juga aku yang menginginkan seorang adik cewek, pada mulanya kami sering pergi bareng, bahkan putri pernah menunggui aku ketika aku mengalami sakit parah di RS, tetapi kembali lagi bahwa tidak ada niatan dan rasa apa-apa, karena kami selalu menganggap bahwa kami adalah saudara kandung.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
Perawanku – ini adalah kisah nyataku, yang sampai saat ini masih berlanjut antara aku dan pak warso.Pakwarso adalah sopir bribadiku yang sudah lama kerja di rumahku. Sore itu pak Warso mengantarku ke kantor notaris, karena ada urusan yang harus aku selesai kan.
Aku duduk di jok belakang, tiba2 saja aku mengamati pak warso yang selama ini menjadi supir keluargaku.”hhmmmm…ternyata dia boleh juga, badan dia kekar dan berotot, palagi itu nya yah…pasti nyummi” pikiran pikiran kotor mulai mempermainkan otakku.
“pak Warso…dah berapa lama sih menikah kok belum punya anak” pancingku
” 16 tahun Bu” jawab nya singkat
” kok lom punya anak…pasti Pak Warso kurang genjotan nya” kataku mulai menjuru
” siapa bilang bu…orang saya paling jago di ranjang…istri saya saja kadang minta apun nangis nangis” jawab nya
Aku dan pak warso memang dari dulu suka bicara blak blakan tapi baru kali ini menjurus ke sola ranjang.
” aahh…G percaya aku pak” jawabku
“apa ibu mau saya kelonin…biar percaya” jawab nya sambil masih menyetir mobil.
pikiranku semkain tidak menentun membayangkan tangan tangan Pak warso menyusuri tiap inchi kulit tubuhku.
” nggak ah pak laki laki mah besar di mulut doank…kek tamu tak di undang…belum juga di suruh masuk udah keluar duluan’ jawab ku sedikit menantang.
” Bu…andai saja Ibu bukan majikan saya, dah dari dulu ibu saya perkosa” jawab nya mengaget kan aku.
Sepulang dari kantor notaris pikiranku masih saja memikirkan kata kata pak Warso
ingin rasanya menikmatin benjolan di balik seleting celana itu.
“pak, tolong belikan ini ya…pake uang bapak dulu deh nanti aku ganti” kataku sambil menyerahkan secarik kertas yang sebenar nya bukan lah catatan belanja melain kan tulisanku menantang dia.
” PAK…AKU TUNGGU SAMPAI DIMANA KAMU BERANI SAMA AKU….KALO MEMANG JANTAN BUKTIKAN”
tulisku di kertas itu.
Aku menuju meja makan setelah memberikan note kecil pada pak warso, aku duduk di meja makan, yang arah nya membelakangi ruang tamu. Rumah ku selalu rame maklum keponakan dan orang tuaku juga tinggal denganku. Tiba tiba saja aku merasakan tangan kekar mencengkeram susuku, meremas nya dengan gemas nya, dan nafas memburu terdengar jelas di telingaku.
” aaahhhh…kamu mau aku entot dimana…katakan…hhhhmmmmm….” katanya sambil terus melumat kupingku dan meremas remas payudaraku yang montok.
” ssshhhh…..aaahhhh pak…terusin pak….nikmat sekali” jawabku sambil mulai merai bibir nya, aku semakin bernafsu ketika tangan pak warso turun keselakanganku. aku semain gila meneima rangsangan itu.
“ooohhhh….hhhhmmmm….terusin pak….ayo pak terusin” ketika tiba tiba aku merasa remasan remasan dia mengendor bersamaan lenyap nya dia dari belakangku. Aku kecewa bukan kepalang , aku masuk kamar dan menutup pintu.
Keesok hari nya aku sengaja nggak ngomong apa apa ke pak warso , aku masih marah akibat semalem. dalam perjalanan ke kantor ku aku hanya membisu.
” maafin aku bu, habis situasi nya seperti itu” tiba tiba dia membuka pembicaraan.
” sudah lah pak, kalo memang nggak bisa muasin orang nggak usah banyak bicara” jawabku ketus
Tapi tiba tiba laju mobil memutar ke arah menjauh dariarah ke kantorku, menuju pinggiran kota.
” mau kemana sih pak, aku bisa telat loh ” protesku.
Mobil terus melaju cepat menuju arah utara mendekati area pantai. sepuluh menit kemudian pak warso membelok kan mobil menuju sebuah Hotel. dalam hati aku tersenyum sendiri. Setelah pesan kamar Pak warso membawa mobil masuk kedalam, dan parkir di depan salah satu kamar. Hotel ini memang bagus karena memiliki kamar sweet yang indah dengan harga yang tak seberapa mahal.
Pak warso membuka pintu mobil, aku pura pura diam tak menghiraukan dia. Lalu pak warso menarik tanganku masuk ke kamar hotel. sesampai nya di kamar belum sempat aku berbicara, pak warso telah memelukku erat dan menciumiku dengan penuh nafsu.
” aaahhh…pak….ooohhhh…” desah ku sambil membalas kecupan kecupan nya, lidah pakwarso bermain main di rongga mulutku.
” sekarang kau boleh minta apapun yang kamu mau, aaaaahhh…aku sudah lama ingin mencumbu mu” kata pak warso di sela sela ciuman nya.
Tangan pak warso dengan kasar meremas kedua bukit kembarku, remasan yang kasar semakin membuat aku gila, tubuhku meliuk bagai kan penari yang gemulai.
Tangan pak warso mulai turun menyusuri berut ku …meraba pantat ku yang padat berisi.
” Bu….aaaahhh…aku sudah lama menanti saat saat seperti ini…ssshhh….aaahhhh….aku akan puas kan kamu ” ceracau pak warso sambil etrus menciumiku. ciuman itu turun ke bagian dadaku, sementara tangan kanan pak warso mulai menyelinap di balik rok spanku.
“Ooohhh….pak …ssshhhh…terus pak..puas kan aku hari ini” ceracauku
” hari ini aku milik mu pak…aaahhh….terus pak…terus…” kata kata yang tak terkontrol keluar begitu saja.
Pak warso membuka satu persatu kemeja kerja ku, dan melepas rokku dan melempar nya begitu saja. aku di dorong nya ke dinding.
masih dengan beringas nya pak warso menciumi, menciumi payudaraku, yang masih terbungkus bra, aku mengeliat geliat tak karuan.
” Bu…kamu begitu cantik, tubuh mu begitu indah…aku ingin menikmati tubuh indah mu ini” celoteh pakwarso, sambil tangan nya membuka pengait braku, seketika itu payudaraku yang montok menjadi sasaran lidah pak warso.
“terus pak…isep pak…isep terus…gigit…gigit puting nya pak” cercau ku
” OOohhh…indah nya….aaahhh…nikmat nya susu kamu bu”
” ayo pak …cepet pak nikmatin tubuhku ini…isep susuku yang montok ini”
“aahhhkk….oooohhhh….” aku memekik ketika pak warso tiba tiba sajamenyentuh bagian yang paling sensitif itu.
Tangan pak warso mengelus elus memekku yang sudah basah.
” pak…terus ..aaahhh…masukin jari nya pak ..ayo pak..” aku memohon padanya
Pak warso jongko di depanku, menarik pahaku kananku dan menaruh nya di pundak nya, kemudian pak warso menjilati memekku dengan rakus nya.
” ooohhh…pak…oh yah…ahhhh…terus pak…terus pak masukin lidah nya yang dalam pak”
” hhmmm….enak nya memek mu Bu…ahhh…ini itil nya ya bu…aku isepin ya sayang” kata pak warso.
” iya pak…isep pak..isep pak…terus pak ”
” ooohhhhhh……….aaaaaahhhhhhh….aaaaahhh….ahhhh…pak aku…aku…oohh…paaaak ..aku…” dengan menghentak hentak kan pinggulku tanganku menekan kua kuat kepala pak warso, tubuhku kejang kakiku gemetar, bagaikan mengeluarkan bongkahan batu yang teramat berat dri dalam rahimku.
aku mencapai orgasm yang pertama, kaki ku masih gemetar, pak warso tau aku tak bisa berdiri, dia membopongku keranjang. Kemudian dia menelpon room service memesan juice oranges kesukaanku.
Pak warso kembali menciumiku, melumat bibirku,kembali aku di permainkan nafsuku,kali ini aku lebih agresif, kubalas ciuman pak warso dan tanganku mengelus pundak pak warso.
ciumanku merambat ketelinga pak warso, kusapu habis telinga pak warso dengan lidah ku, kemudian ciumanku turun ke leher pak warso. Pak warso mendesah.
” aaahh…terusin sayang ciumi aku sampai kau puas” ceracau nya
tangan pak warso mempermainkan payudaraku, meremas dan memilin putingnya yang mulai mengeras.
Tanganku mulai pindah ke ikat pinggang pak warso, segera saja aku buka ikan pinggang itu dan menurun kan celana panjang pak warso. terlihat jelas benjolan di balik celana dalam itu. Aku berjongkong di depan pak warso, perlahan ku turun kan celana dalam itu dan….wow besar nya, gumam ku.aku mengulum batang pak warso yang keras bak gada besi.
” ooohhhh….terus isep sayang…yah …yah…ohhh…aaahhhh ” pak warso mengerang
” aaaahhh…..terus sayang kulum habis kontol ku…aaahhhh ”
aku mengulum terus memain kan lidah ku di ujung nya yang merah mengkilat, dan menusuk nusuk kan lidah ku ke lubang yang imut itu.
” eeemmmm….pak …aaahhh kontol bapak nyumi sekali” desahku, sambil terus mengocok batang pak warso dengan bibirku, ku isep dan ku mainkan buah pelir yang menggelantung itu.
” aaaahhhh…..aaahhhh….” pak warso mendesah desah ketika aku menghisap buah peler nya.
Pak warso menarik bahuku, dan mendorong tubuhku ke ranjang, aku telungkup di ranjang , dengan posisi setengah badan di ranjang dan kaki ku menjuntai ke lantai.
Pak warso menarik ke duah kakiku agar melebar pak warso kemudian sedikit menurun kan badan nya, memukul mukul kan batang itu ke bongkohan pantat ku.
” aaahhh…pak ….ayo pak …aku sudah tidak tahan jangan permain kan aku pak” kata ku menghiba.
pak warso membalik kan badanku , kemudian pak warso mennusuk kan gada yang merah itu ke lubang vaginaku.
” aaahhhkkkk….pak sakit pak…sakit…” teriak ku sata kontol bear tu mencoba menyeruak masuk, aku mendorong kaki pak warso dengan kaki ku agar menjauh.
pak warso lalu jongkok di depan vaginaku, dan menyapu bibir vagina itu dengan lidah nya.
” aaahhh…pak …oooohhhh….terus pak…terusin pak…”
” aku masukin lagi ya sayang” kata pak warso
aku tidak menjawab aku hanya menanti batang itu masuk ke memekku yang sudah lapar dan haus akan kenikmatan itu.
” aaaahhhhkkkk….pelan pelan pak…ouch…sakit pak…sakit…” rintihku
pakwarso dengan perlahan dan pasti menusukkan kontol besar itu ke memekku.
” ooohhh sayang…sempit sekali…seperti punya perawan…aaahhh ”
Kontol itu masuk keseluruhan pak warso diam sejenak , menunggu agar memek basahku bisa menerima kontol yang besar itu.
” yah pak…iyah…iyah…terus pak ..terus…masukin yang dalam pak terus…ooohhh”
” sayang memek kamu nikmat sekali….memek kamu sungguh nikmat…aku akan entot kamu sayang…aku akan memuaskan kamu” oceh pak warso
” ooohhh pak terusin pak…kontol bapak besar dan nikmat….oh ya…yah..yah…” ceracauku diantara sodokan sodokan kontol pak warso.
pak warso menarik kontol nya dan memintaku turun ke lantai yang beralaskan selimut, dia memintaku nungging. pak warso membungkukkan bandan nya dan menciumi pantat ku, kemudian dia melebarkan bongkohan pantatku. lidah pak warso menyapu anusku.
” aahhkkk…pak…ooohhh….terus kan pak…iyah…jilati pak..ayo jilati terus anusku pak”
” eemmm…nikmat nya sayang…aku amat suka anus kamu yang indah ini” kata pak warso
Kemudian pak warso berdiri dan mulai menusuk nusuk kan kontol nya, kenikmatan tiada tara membawa aku meliuk dan bergoyang mengikuti sodokan demi sodokan dari kontol pak warso.
‘ ayo pak…yang keras pak..yang keras…ooohhh …aaahhh”
” pak aku mau keluar pak…aaahhh…ayo pak cepetan pak…yang kenceng pak terus pak sodok memek aku pak…entot yang kuat pak …ayo pak.” ceracau ku
” iya sayang aku juga mau keluar…aaahhh…”
” pak…oooohhhh….aaahhhh aku kelu…ak..aku…akukeluar paaak” dengan hentakan keras ke belakangdan pak warso dengan hentakan keras kedepan aku merasakan seakan akan kontol itu menembus anusku.
” aaahhhhhh……..sayang….ooooohhhhh….oooohhhhhh” erang pak warso yang di iringi semburan hanggat di vaginaku.
kami berdua ambruk di lantai…menikmati sisa sisa kenikmatan sorga dunia itu.
Perawanku – Haloo, saya mau ngasih cerpen dewasa nih… Ya kejadiannya sih Tahun lalu, kalo ga salah itu pertengahan bulan September… Ini cerpen dewasa ada sedikit tambahan Fiksi sih, soalnya kalo cuma Real-nya kurang Greget gitu “menurut” saya sendiri ehehehe…
Kenalan dulu deh, Nama gw sebut saja Julian, umur 19, dengan tinggi kira” 180cm-an lah, berat 72kg, bisa dibilang atletis, kulit putih kaya chinesse, iya gw ada turunan dikit, Wajah? kata mantan” gw sih Ganteng (memuji diri sendiri) wkwkwkwk…
Jadi ceritanya Temen gw ini punya Kakak, udah Nikah punya anak 2 cewek semua, nah Kakak temen gw ini Nikah muda bray, jadi kalo gak salah itu dia nikah pas kelas 11 apa kelas 12 SMA gitu, MBA braayy…
Dia ini dulunya Nakal bray, cuma ketutup sama sifatnya kalo sama orang yg baru kenal, maklum temen” SMA dia dulu banyak yg Panggilan, tapi dia bukan WP, cuma temen”nya doang, gara” salah pergaulan itu jadi dia MBA, Lakinya Polisi (ini yg bikin gw takut” kalo ketahuan) wkwkwkwk….
Sekilas tentang Kakak temen gw ini sebut saja Mbak I, kulit putih, cantik, kalo artis mungkin 70% mirip Zaskia Gotik, body padet, tinggi kira” 165cm-an lah, berat 50kg-an, Dada? 36C, pantat nonjol, rambut di cat Blonde, dia kalo keluar rumah pake Jilbab, Umur kalo ga salah itu sekitar 27, nyari mulustrasi susah, jadi Kembangkan Imajinasi mu kawan kwkwkwk…
Oke, Mulai..
Gw kuliah jurusan Sistem Informasi, jadi temen” gw kadang kalo nanya soal komputer itu ke gw, nah kebetulan Laptop Kakak temen gw ini rusak, sekitar jam set 7 malem Dia WA gw nanya bisa gak benerin Laptopnya… Situs Idn Poker
*italic mbak I*
“Jul, lagi dimana?”
“Lagi dirumah mbak, ada apa ya?”
“Bisa benerin laptop mbak gak?”
“Laptop mbak rusak ya?”
“Iya, coba kamu liat dulu, ini laptop rusaknya apa”
“Oke mbak, jam 7 lewat aku kerumah”
“Menyesap”
Nah, abis di WA itu gw langsung masukin tas barang” yg sekiranya bisa benerin tuh laptop, jam 7 kurang 15 gw cuss deh, kebetulan rumahnya nga jauh dari rumah gw, paling sekitar 20 menit naek motor juga sampe, pas gw sampe kok rumahnya sepi yak, kata gw dalam hati, Mobil lakinya kaga ada digarasi rumahnya, terus pintu ketutup, lah jangan” dia pergi nih, terus gw WA dia…
“Mbak, aku dah di depan rumah nih, Kok sepi?”
5 menit gw tungggu ga ada balesan, pas gw mau balik ada WA masuk..
“Sorry, tunggu bentar, Mbak Abis mandi, kamu parkirin di Garasi aja terus masuk lewat pintu samping dalam garasi”
“Oh, Oke mbak..”
Gw parkirin motor digarasi, terus gw masuk lewat pintu samping sambil teriak “ROOM SERVICE”, gw emang udah akrab sih sama dia, gara” gw suka gangguin anak dia yg paling kecil, anaknya lucu banget soalnya, terus kalo ketemu gw sukanya minta digendong terus….
Terus gw duduk di Halaman belakang deket kolam Ikan sambil Ngudut, lumanyan nungguin dia pake baju, tapi yg aneh kok ini rumah sepi, anak”nya pada ga keliatan, soalnya biasanya kalo gw dateng pasti anak dia yg paling kecil langsung Teriak” manggil” gw…
Oh iya, Rumah Dia ini 2 tingkat bray, jadi Semua Kamar tidur itu diatas, dan dia ga punya pembantu, jadi dia sendiri yg ngurus rumah, maka dari itu badan dia bagus, padet, singset…
Ada sekitar 2 menit gw duduk terus ada yg nepuk kenceng bahu gw dari belakang…
* * PLAAKKK
“ANJEEENGGGG!!!!” Kaget sumpah gw bray, lagi enak” mikir adegan Mesum gw sama TTM-an semalem malah di geplak gitu, pas gw nengok kebelakang, gw dibuat Melongo…
Ya gimana kaga melongo kalo liat dia pake Tanktop warna hitam, terus pake hotpants warna putih, dan lu pada tau?
Dia ga pake BH braayyy, soalnya gw liat ada yg nyeplak didadanya, sebenernya sih outfit dia dirumah memang gitu, Tanktop + Hotpants, cuma dia selalu pake BH kalo ada Adeknya…
* PLAAKKK * selalu navigasi kena
“Biasa aja woy ngeliatnya, kayak ngeliat setan aja” dia langsung duduk disamping gw, terus ikutan nyalain Rokok Marlboro Black Menthol gw, iya dia emang ngerokok cuma jarang” dan itu pun kalo kaga ada laki sama anak”nya, adeknya tau dia ngerokok jadi ya dia biasa aja…
“Hehehe, lagian mbak ngagetin aja, orang lagi ngelamun juga” gw senyum cengengesan sambil nutupin kikuk… Situs Bandar Ceme
“Mikir mesum kamu ya?” Kampret, dia tau lagi, muka gw dah kaya kepiting rebus saking malunya, wkwkwk
“Ah, ga kok mbak, ini rumah kok sepi mbak, Suami sama anak” mbak mana? kok gak keliatan?”
“Mas Doni lagi keluar kota, liat kebun sawit punya dia, terus Arin sama Araa lagi dirumah Mbah-nya, nginep disana” Suami dia juga punya kebun bray, jadi bisa dibilang dia ini orang berduit…
“Loh, mbak ga ikut ke rumah Mbah?”
“Nanti agak Maleman di sana, semua yang Anda minta anter, hehehe”
Kamprett, ternyata dia minta anter sekalian nanti, but wait, Rumah Sepi, waaah otak mesum gw dah masuk booting nih, cuma gw tahan, takut ketahuan lakinya…
“Oh yaudah, Laptopnya mana mbak?”
“Di kamar, yuk ikut mbak”
Gw ikutin dia naik ke lantai 2, pas ditangga gw merhatiin pantat dia geol geol pas naik tangga, Anjiirrr, di DS enak bener kayaknya, pikiran mesum gw kembali datang, namum gw Tepis lagi (dah kaya kiper gw, tepas tepis mulu)
Sampe kamarnya dia langsung duduk di kasur sambil nunjuk letak laptopnya…
“Tuh, coba kamu liat dulu apa rusaknya”
Nah, Laptop dah ketemu, langsung deh gw nyalain, ternyata laptop Doi kena Blue Screen..
“Mbak, ini kena Blue Screen, jadi harus di install ulang, gapapa ya?”
“Yaudah gapapa, Lanjutin aja..”
Langsung deh gw keluarin cd OS gw, terus gw install, sambil nunggu instalan selesai, gw balik ngehadap dia kekasur, ternyata dia tiduran sambil maen HP, tapi kakinya ngejuntai kebawah, ngangkang…
Belahan Memek dia nyeplak jelas banget, kamprett, dah kaga pake BH, terus ga pake CD juga ni cewe batin gw…
Julian Jr. dibawah dah mulai bangun, gw panggil dia…
“Mbak, minta minum dong, haus nih..”
“Eh maaf, lupa hehehe, tunggu bentar yaa..?”
“Cemilan sekalian Mbak..” Agen Idn Poker
“Oke..”
Fyuuhh, gw mulai normalin Nafas yg mulai ga karuan dan nenangin Junior yg tegang, ada sekitar 5 Menit dia balik lagi bawain Kopi, Air dingin sama cemilan, dan dia taruh meja deket gw, abis itu dia jalan ke arah gw dan jongkok disamping gw sambil liatin laptopnya…
“Masih lama gak?
“Nggak kok mbak, paling setengah jam lagi, terus install program yg penting2 dulu..”
“Oooh, okeee deh..”
Pas dia disamping, Aroma badan dia kecium bray, mungkin gara” dia abis mandi tadi bau sabun-nya masih kerasa banget, bau sabun-nya itu bau Stroberry, ah gila, gw kaga kuat kalo lama” disamping dia terus kalo begini caranya, dia ngajak gw ngobrol, mungkin dia bosen kali, yaudah gw ladenin deh…
“Pacar kamu tiap malem minggu ganti terus yah, pas mbak ke tongkrongan pasti bawa cewek beda2 terus pas malam minggu…” gw sama temen2 gw emang punya tongkrongan, yaitu Cafe punya Mbak I ini, dan kalo malam Minggu dia sering Monitoring ke Cafe sambil ngajak anaknya jalan2 katanya…
“Cewek2 yang aku bawa ke tongkrongan? itu mah bukan pacar mbak, cuma temen aja..” jawab gw
“Ckckck, kamu ini, padahal cewek2 yg kamu bawa itu cantik2 loh, masa ga ada yg kamu jadiin pacar?” Tanya dia…
“Hahaha, emang cantik2 mbak, tapi masih kalah cantik sama Mbak..” Gw coba godain dia..
“Heeh, godain Istri orang, aku aduin mas Doni nanti, biar kamu di Dorr, hahaha” Dia ketawa sambil ngejewer kuping gw
“Aduuuh, duh Mbak, sakit tau, Emang beneran cantik kok, aku kan Jujur” gw godain lagi
“Eeh, sorry, ah kamu bisa aja” gw liat pipi dia merah bray sambil nunduk malu
Gw penasaran, gw lanjut godain dia, kali ini gw bisikin deket kuping dia plus gw tiup dikit…
“Kamu cantik banget sih..” kali ini gw manggil dia sengaja ga pake Mbak…
Dia langsung menggeliat kaya kegelian gitu sambil ngedesah pelan…
Terus gw duduk dibelakang dia yg masih posisi jongkok, terus gw tarik badannya supaya duduk diselangkangan gw, Dia agak kaget pas gw tarik…
“eehh Jul, kamu mau ngapain?”
“Ga ngapa2in kok” gw lingkarin tangan gw di perutnya sambil gw kecup2 kecil leher samping kanannya
“eeemmmhhh Jul…” gw kecup terus, dan dia miringin kepalanya ke arah kiri, seakan dia memberi jalan untuk gw mencumbui lehernya yg putih jenjang itu…
Pelan2 tangan kanan gw ngelus dadanya dari luar tanktop, dari mulai dada bawah dengan gerakan memutar sampai kearah putingnya yg keliatan mulai keras itu…
“Eeemmmhhh, aaahhhh, terusin jul, remes dong..” dia megang tangan punggung tangan gw dan ngeremes tangan gw…
Dia melihat ke belakang dan segera aku mencium bibirnya merah muda dan seksi itu …
“Eeemmmpphhhtttt eemmhhh aaaahhhh aaahhhh eeeemmpphhhtt” gw cium sambil meremes pelan Dadanya, ga pake lama, langsung gw tarik tanktopnya keatas, dadanya yg Besar padet lembut itu pun terlihat, ga keliatan kaya udah pernah menyusui 2 anaknya….
Gw gendong dia ke atas kasur, terus gw cium dia lagi, dia narik baju gw keatas, gw langsung paham dan lepasin ciuman gw, baju gw dah dia lempar kemana tau, langsung gw cium dia lagi….
Sambil gw remas dadanya yg luar biasa itu, dia cuma bisa mendesah tertahan gara2 ciuman gw, ciuman gw turun ke arah leher terus menuju dadanya, sampai kebelahan dadanya gw jilat, dia ngedesah sexy banget bray, karena gw sukanya maen pelan2 ya jadi gw tahan dulu hasrat gw untuk ngeluarin junior dari celana…
“Aaaahh aahhh aaahh” gw ciumin dadanya dari dada kiri, ke sebelahnya, sengaja Putingnya belum gw mainin, emang sengaja gw mainin libidonya…
“Jilatin putingnya dong saay aaahhh” dia udah minta, yaudah, gw kecup langsung putingnya…
“AAAHHH, iyaahhh jilatinnhh terusshh aahhh geeliihhssstttt” Gw jilatin terus putingnya yg berwarna merah kecoklatan dengan areola yg gak terlalu besar itu…
“Sssttthhhh aaahhhhh eemmpppttt aaahhhh sssstttt” dia merem sambil gigitin bibir bawahnya…
Setelah agak lama gw mainin dadanya ciuman gw turun kearah perutnya yg rata itu, gw jilatin pusarnya dia ngedesah agak kerass, hmmm berarti ini salah satu titik sensitifnya nih batin gw, gw tarik hotpants nya turun, dan telepas sudah pertahanan terakhir dari badan dia, gw raba vaginanya ternyata udah lumayan basah…
“Aaaahhhh aaahhh aahhhh” gw berhenti ciumin pusarnya dan tangan gw dari vaginanya terus gw ngeliat seluruh badan dia, gw terpesona liat badannya, ga kayak Ibu-ibu beranak 2, malah kaya Anak SMA, mulus banget…
Dia buka matanya sambil bilang ke gw..
“Kenapa? jelek yaa?” gw liat matanya sayu udah penuh dengan pandangan birahi yg tinggi, Ga gw jawab, cuma senyumin dia terus langsung gw jilat Vaginanya…
“AAAAAAHHHHHHHH AAAAAHHHH AAHHHHH, JUULL JANGAANNN!!!” Gw kaget, dia teriak agak kenceng, gw tanya dia kenapa..
“Kenapa?”
“Aku ga pernah dijilatin kaya begitu..” kata dia malu-malu, aah gw kirain kenapa, langsung gw Jilatin lagi vaginanya..
“Aaaahhh, enak banget, teeruuusshhh ssstttt aaahhhh enaakkk” gw jilatin cairan yg keluar dari vagina dia, gw suka rasanya, asin-asin giimana gitu…
“Aaaahhh, aahhhh aaaahhhh” gw masukin jari tengah sama telunjuk gw, terus gw korek korek dinding bagian atas vaginanya sambil nyari Gspot nya doi, gw mau bikin dia Squirt, batin gw dalam hati…
“Aaaah, iyaa kaya begitu aaaaahhhh, terusin sayaanggghhhh, aahh teruussss” Badan dia mulai menggeliat kaya cacing kepanasan, tandanya dia bentar lagi Orgasme, gw ceptin kocokan jari gw sambil lidah gw main di clitorisnya….
“AAAHHHH IYAA, TERUUSSS BENTAR LAGII AAAHHH AHHH AAAAAAAHHHHHHH”
CRUUTT CRUUTT CRUUTT
Desah panjangnya, Squirtnya kenceng banget celana jeans gw sampe basah kena cairan squirtnya, badan dia kejang2 gitu, gw tesenyum ngeliat dia kaya begitu, sekitar 1 menit dia udah mulai agak normal..
“Tadi itu kamu apain? rasanya enak banget, aku belum pernah ngerasain yg kaya begitu” ucapnya sambil ngambil nafas yg udah kaya orang lari 500m…
“Hehehe, enak yaa? mau lagi nggak?” tanyaku
“Nanti dulu, istirahat sebentar” jawab dia, gw langsung ambil minuman yg dia bawa tadi dan gw minum setengah, terus gw kasihin ke dia, Selesai dia minum dia langsung narik badan gw rebahan ke kasur…
Dia buka Ikat pinggang gw, terus ke restleting celana gw, langsung dia tarik sama celana dalam gw sekaligus..
Dan bebaslah si Junior, mata dia terbelalak ngeliat Junior gw, tangan kirinya menutup mulutnya, dan tangan kanan dia memegang batang junior gw…
“Astagaa, sayaang, ini gede bangett, muat ga ya ini di vagina ku?” tanya dia, nah senjata itu panjangnya 22cm dengan diameter 5cm, ini adalah aset kebanggan gw yg bikin cewek2 kelonjotan kalo maen sama gw…
“Cobain aja dulu” kata gw sambil tersenyum kearah dia…
Dia mulai mengocok pelan Penis gw, lalu ngedeketin wajah dia, dan tak berapa lama dia mulai mengecup kepala junior gw..
“Aaahhhh…..” desah gw, rasanya kaya kesetrum seluruh badan gw, menggigil, langsung dia masukin kedalam mulutnya yg kecil itu…
Aaah gila, Blowjob dia rasanya beda sama BJ yg pernah gw rasain, sekitar 10 menit gw di BJ, pas hampir gw mau jebol dia berhentiin Blowjobnya, pas gw tanya ternyata capek, aah untung belom keluar batin gw dalam hati..
Lalu dia Jongkok diatas junior gw, di gesek2nya junior gw ke vaginanya, setelah agak basah baru dia arahin masuk ke vaginanya…
“Eeeeemmmpphhh, gede baget sih, susah nih masuknya” kata dia dengan nada manja, lalu pelan2 kepala penis gw mulai masuk ke vaginanya, rasanya sempit banget, gila, ini cewek udah lama ga dipake lakinya kali yak…
“Aaaaahh, yaaangg baru kepalanya aja rasanya enak bangett”
“iya sayang masukin pelan2, ini punya kamu kok sempit banget, jarang dimasukin yaa?” tanya ku
“Emmmpphhh, iya mas doni jarang masuk, terakhir dia masuk itu 4 bulan yg lalu kalo ga salAAAAAHHHH!!!” dia menjerit pas gw paksa masuk semua penis gw, aaahhh gilaa dinding vaginanya serasa mijet2 penis gw, kepala junior gw nyundul pintu rahim dia, rasanya gimana gitu..
“Aaaahhhh, kamu jahaatt, sakit tau, bukannya pelan2 masukinnya” dia cemberut, gw cuma cengengesan liat dia kaya begitu…
Sekiranya 1 menit berlalu pinggul dia mulai maju mundur, tandanya dia udah mulai bisa menikmati..
“Aaaaahhh yaangg enak banget penis kamuu, oogghtt Rasanya mentok penuuhh bangett aahhhhh ssttt”
Lalu mulai dia meng turunkan pinggulnya ….
PLAAKK PLAAKK PLAKKK
“Aaaahhh ..aaahhh aahhhh emmm aaahhhh Ssttt Aahh enaak banget sayanggghhhsss”
agak lama gw di posisi WOT gw suruh dia tiduran ngangkang, saatnya MOT…
Gw masukin pelan2 penis gw ke vaginanya “Aaaahhhh enak banget yaang, aku mau begini terus sama kamuu aaahhh aahhh enaakk”
gw gerakin perlahan sambil ciumin bibir dia, desahan dia tertahan gara2 ciuman yg hot ini…
“Eeemmppttt aaahh eeemmmmppppaaah aaahhh terusin yg kencenggghhhhh” gw gerakin agak cepat sambil gw mainin dadanya yg super kenyal dan besar itu…
“Yaanngghh cepetin udah mau nyampee Iniiihhhh aah aaahhhh aahhhh aahhhh aahhhh”
“aaahh aahh aahhh aahhh aaaahhhh AAAAAHHHHHH!!!!!” dia Orgasme sambil kaki dia ngedekap punggung gw, penis gw rasanya dipijet2 didalem sana…
Sambil gw tungguin Orgasmenya reda gw jilatin lagi 2 buah gunung kembar nya, ga berapa lama dia mulai naik lagi, dan gw suruh nungging…
“Aaaahhhhh beneran, enak banget yaanggg, aahhh” desahnya saat penis gw masuk ke vaginanya
gw genjot agak cepat karena hari sudah agak malem, karena dia mesti nemuin anak2nya…
“Aaah aahh aahh aahh aaahhh aaaahhh eeemmpphhhh eemmhhhh aaaahhh” gw tarik badannya, tangan kiri gw mainin puting kirinya, sedangkan tangan kanan gw turun kebawah mainin Clitorisnya, dia noleh langsung gw sergap bibir manisnya…
“Eeeemmppphhh eeemmmppphhh aaah eemmmppphhh eemmmppphhhh” sekitar 5 menit kemudian gw dah ngerasa mau keluarr….
“Yaanggh, dah mau keluar niihh, keluarin dimanaaahhh??” tanya gw
“..aaahhh di daal aaaahh em aaaaaahhh aaajjjaaaahhh, kiiitaaahh keluaarrrhh samaaahh saaamaahhhh” Katanya
Gw genjot cepet ga berapa lama dia Orgasme dan gw Ejakulasi didalem Vaginanyaa..
“AAAHHHH Aahhh Aaaaaahhhhhhhhhh !!!!!!!”
Sperma gw menyatu sama ciran Orgasme nya dia didalem vaginanya, rasanya anget, badannya mengenjang beberapa saat lalu dia langsung tertunduk kaya orang sujud dikasurnya…
Gw peluk badan dia dan gw rebahin didepan gw sambil gw peluk dari belakang, Penis gw masih didalem Vaginanya…
“Aaah aah aahh aah, enak banget yaangghh, dduhh lemes banget akuu” kata dia di pelukan gw
“aah iya, aku juga lemes banget ini, vagina kamu sempit banget, jadi rasanya enak…”
“aah, aku mau main terus sama kamu pokoknya yanghh” waahh bahaya nih, kalo ketahuan mas doni bisa2 didorrr kepala gw…
“iyaa, terseraah kamu, yg penting bisa bisa kamu aja cari waktunya, makasih ya sayangg”
“iyaa sama sama yang” dengan nafas yg tersengal2…
“yang, aku cabut yaah, udah malem nih, kan kamu mesti ke rumah mbah..”
“Ya, ya kekurangan pelan2”
gw tarik penis gw yg udah 40% tegang itu keluar dari vaginanya “PLOOPP” langsung merembes cairan vagina dia sama sperma gw ke sela pahanya…
“Aaahhhhhhh, yaang aku mandi dulu yaa, terus kamu anterin aku kerumah mbah…” pintanya
“iya sayang…” dia bangun dan berlalu ke kamar mandi, dan gw membereskan Laptop dia…
10 menit kemudian dia keluar dari kamar mandi cuma pake Handuk doang melilit tubuh Sexy ibu 2 anak ini…
gw yang ngeliat dia kaya begitu langsung gw deketin dan cium bibir dia sambil pelukan..
“Yang, kamu mau lagi?” tanya dia..
“Enggak kok kan udah malem, kapan2 kan bisa, gih kamu pake baju dulu..” bohong banget gw ga mau lagi, cuma terkendala waktu ajaa brayy wkwkkw
setelah gw pake baju lengkap dan dia juga udah pake baju kaos lengan panjang dipadu celana Jeans ketat plus Jilbab birunya, astagaa cantik bener sumpah…
“Mbak, ini laptopnya aku bawa kerumah aja yaa, aku benerin dirumah aja..” tanya ku
“iiihhh, kok manggilnya Mbak lagi siih, kalo berduaan yg panggil sayang aja jangan Mbak” dia cemberut sambil mengembungkan kedua pipinya..
“Heheheh, iya sayaangg, yukk jalan udah malam nih…” kata ku sambil mengulurkan tangan kanan ku
“iya deh, yuk jalan…” dia tersenyum manis menggapai uluran tangan ku…
Kami berdua turun dari kamar dan langsung turun kebawah kearah pintu samping garasi…
baru ku pengang knop pintu garasi, badan ku langsung di baliknya dan dicium bibir ku dengan penuh nafsu..
“Emmmpphhh eemmpphhh eemmhhhppp” 2 menit kami berciuman, dan kulepas perlahan, matanya masih terpejam dangan mulut terbuka..
“Udah yang, kapan2 lagi, udah malem…” kata ku
“Hehehe, abisnya udah kangen tau…” pipinya memerah saat dia mengatakan itu, aku cuma tersenyum dan langsung menarik tangannya, dalam hati ku heran, ternyata dia manja juga yaa, pantesan anaknya manja bener, ternyata turunan dari Ibunya, hahahah …
Pukul 10 kurang 10 kami pun berangkat ke rumah mbahnya dan sampai pukul 10 lewat 20, setelah itu aku pun pamit pulang kepadanya….
“Mbak, aku pulang dulu yaa, nanti Laptopnya aku antar kalo udah selesai..” ku panggil Mbak karena ada Mbah didepan pintu rumahnya, heheh bahaya kalo panggil Sayang…
“Iya, Makasih ya udah dianter, ngerepotin nih jadinya..” sambil mengedipkan mata kirinya
“Ahh, gak kok mbak, aku pulang dulu mbak daahh” kata ku lalu menghidupkan motor…
“Yaudah, Hati-hati dijalan” katanya
Aku cuma mengangguk dan senyum kepadanya, aku pun pulang dengan perasaan yg campur aduk …
Tempat Senang, Bahagia, Takut dan Puas, ahahaha
Cerpen Dewasa | Dan Semenjak saat itu kami berdua selalu berhubungan secara sembunyi2, sampai saat ini, aku tidak akan bosan dengan tubuhnya, apalagi sekarang dia sudah rajin ikut senam, jadi tubuhnya makin bagus dan sangat sexy, benar2 MILF idaman ini…
Udahan aah..
–TAMAT-
Perawanku – Sebut saja namaku Lilis. Sudah dua tahun lebih aku bekerja sebagai seorang pembantu di keluarga Pak Dimas, seorang kepala desa yang sangat dihormati oleh warga setempat. Dan selama itu pulalah aku merasakan pahit-manisnya menjadi seorang pembantu, termasuk manisnya di perkosa.
Malam itu udara terasa panas, sampai-sampai aku susah sekali untuk tidur. Baru setelah aku ganti pakaian dengan daster tipis dan menyalakan kipas angin, barilah aku bisa tertidur. Dalam tidur aku sempat bermimpi, Pak Jali, yang merupakan sopir pribadi keluarga Pak Dimas, datang menemuiku. Lucunya, Pak Jali datang menemuiku dalam keadaan telanjang bulat.
Meskipun usianya sudah paruh baya, dan berbadan agak pendek, namun beliau masih memiliki postur tubuh yang kekar dan berotot. Khas orang desa yang suka bekerja keras. Dan yang membuatku geli adalah “buah terong” yang menggantung indah di pangkal pahanya. Ih…, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas. Entah kenapa belaian Pak Jali terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku.
Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Jali yang memeluk tubuhku.”Pak Jali…! Apa yang Bapak lakukan…?” Aku mendorong tubuh Pak Jali kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.”Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu…!” Kembali Pak Jali mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.”Pergi…!” bentakku.”Atau saya akan teriak!”Silahkan teriak! Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu.
Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!”Pak Jali tersenyum sinis.Aku semakin ketakutan ketika Pak Jali kembali mendekatiku. Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Jali. Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak. Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma, tenaga Pak Jali memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita.
Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Jali di Tubuhku.”Tolong, Pak! Lepaskan saya!” aku menangis dan mengemis kepada Pak Jali. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Jali menghunjamiku dengan ciuaman mautnya. Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Jali.Perlahan-lahan cengkeraman Pak Jali mulai mengendor.
Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Jali mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku. Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap, Pak Jali segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang.Sesaat terlintas di wajah Pak Jali sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu.
“Nah…, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak!” kata Pak Jali senang.Aku tersenyum tersipu-sipu.”Bapak benar, mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki”Kembali Pak Jali tersenyum senang.”Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?””Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya. Tapi…, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!”Kembali Pak Jali mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku.
Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa.Ciuman dan jilatan Pak Jali terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.”Oh…, Pak Jali! Jangan siksa aku seperti ini!” rengekku.Pak Jali tidak memperdulikan ucapanku. Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.”Wah…, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh…, sungguh mempesona. Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh…,
Lis! Aku suka sekali dengan memiaw yang seperti ini…!”Perlahan-lahan Pak Jali menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku. Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!”Ayolah, Pak…! Ouhh…, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Jali. Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain.Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Jali sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, aku mulai mengocok batang kont*l Pak Jali di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek.
Perlahan aku membimbing kont*lnya menuju ke memiawku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Jali hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku. Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.”Oh…, Pak Jali! Ayolah….aku udah nggak tahan lagi…, cepet masukin dong!”Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu. Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Jali yang sudah ngaceng.
Kemudian aku menekan pantat Pak Jali ke bawah supaya kont*l itu bisa masuk dengan sempurna.”Aaarrrghhh…!” aku menjerit kecil ketika batang kont*l Pak Jali yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Jali memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku. Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Jali mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.
”Hooohh.., Pak! Ssstt…, enak Pak!” aku jadi ngomong tak karuan.”A…yo, Lis!Goyangkan ju…ga pan..tatmu! Ooohhh…!”Aku menuruti kata Pak Jali. Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Jali. Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l Pak Jali dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.”Ohhh…, Lis! Ya…begitu…! Te…rus…goyangkan pantatmu! Uuuhh…, oohh…, yes…!”Pak Jali tampak begitu menikmati permainan kami. Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak Jali. Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Jali dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Jali yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat.
Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Jali masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya. Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.”Ooohh…, Pak! Saya…, mau ke..luar…!Ssshhhtt…, Arrhhhggg…!” Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku. Namun Pak Jali masih terus mengayunkan kont*lnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga merasakan batang k*ntol Pak Jali mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku.
Sampai akhirnya….”Aaaoouuhhh…, Lis! Nikmat bangeet!”Cairan putih kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Jali. Pak Jalipun kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat kecapean.”Oh…, Pak Jali! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak!” Aku memeluk tubuh Kekar Pak Jali.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Jali sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Jali membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah…, ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak enak. Kali ini justru aku mengharapkannya lagi….
Perawan – Ini ialah benar-benar cerita nyata yang sampai kini tidak pernah saya lupakan. Peristiwa ini terjadi selama bulan September dan yang adalah pengalaman kesatu ketika keperjakaan saya hilang
Saya perkenalkan diri, waktu tersebut saya berusia 27 tahun, masih single lah, bukannya tidak laku lho namun memang saya masih hendak bebas. Kata orang, wajah saya lumayan ganteng dengan badan atletis. Bekerja di sebuah instansi pemerintah di kota Surabaya.
Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan menulis segala kebutuhan dinas atasan ( sektretaris), pun mengetik surat-surat, sebab memang saya lumayan terampil dalam pemakaian komputer yang terkadang memberi pelajaran tentang pengoperasian komputer di luar kantor.
Seperti biasanya, sebuah instansi pemerintah tidak jarang kali ada siswa-siswi yang mengerjakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang adalah bagian dari kurikulum yang mesti dijalani oleh masing-masing murid.
Pagi tersebut sekitar pukul 09:00 saya sedang mengetik sebuah nota guna dikirim ke sebuah instansi lain, tiba-tiba saya ditemui oleh 3 siswi menyeluruh dengan seragam sekolahnya.
Si Devi mempunyai postur tubuh yang agak kurus dengan format wajah bulat dan memiliki format payudara yang nyaris rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek namun mempunyai payudara yang besar, dan yang satu ini mempunyai postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, paling cantik dan sexy laksana bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukurandadanya 34B.
Wah.. benak saya jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah bersangkutan badan, namun saya tidak jarang nonton BF). Umumnya mereka seluruh mempunyai wajah yang cantik, kulit putih dan bersih.
Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum terdapat yang PKL, namun akan saya tanyakan pada atasan saya dulu..”, kata saya, “Nanti, seminggu lagi, bantu adik-adik kesini untuk menantikan jawaban.” lanjut saya seraya tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah berbasa-basi sedikit, kesudahannya mereka pulang.
Seminggu kemudian, mereka bertiga pulang ke kantor. Setelah tersebut saya sampaikan bahwa mereka dapat PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah tersebut Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sementara Susy, saya suruh menolong pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.
Memang telah saya rancang sedemikian rupa supaya selalu dapat merasakan keindahan tubuh Susy yang saat tersebut kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan beda untuk menolong karyawan yang lain, sementara Susy saya suruh menantikan di ruangan saya. Setelah tersebut saya pulang ke ruangan.
“Apa yang mesti saya kerjakan, Pak?” tanya Susy saat saya telah kembali.
“Kamu duduk di depan komputer dan tolong tolong saya mengetik sejumlah nota.” sembari memberikan sejumlah lembar kertas kerja pada nya.
“Dan tolong tidak boleh panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya seraya bercanda.
“Baik Mas Bimo, namun tolong ajarkan saya mengetik, sebab saya belum mahir memakai komputer.”
Saya mulai memberi arahan tidak banyak tentang teknik mengetik seraya tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya seraya menikmati. Sebentar-sebentar menculik pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas sebab kerahnya agak tersingkap sedikit.
Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi diperbanyak dengan paha yang paling sexy, mulus dan kuning langsat yang roknya naik ke atas saat duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana metodenya untuk dapat menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.
Di hari kesatu ini, saya hanya dapat bertanya-tanya mengenai sekolah dan keluarganya dan terkadang berkelakar sambil merasakan keindahan tubuhnya. Ternyata Susy ialah anak yang enak disuruh bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka menunjukkan ke kisah yang porno-porno dan dia hanya tersipu malu.
Selama itu, saya juga beranggapan bagaimana metodenya untuk merasakan kesenangan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk menciptakan strategi, karena kelak atasan saya bakal dinas ke luar kota sejumlah hari sampai-sampai saya bebas berdua dengannya.
Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy telah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung sekitar 5 hari. Seperti biasa, dia tidak jarang kali menanyakan apa yang dapat dia kerjakan.
Inilah peluang saya untuk mengemban rencana yang telah disiapkan dengan benak kotor saya, lagipula ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sampai-sampai dapat tampak jelas celana dalamnya yang berwarna putih salah satu pahanya yang putih mulus.
Lama-lama, saya pun menyaksikan wajah Susy agak berubah dan tidak banyak gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya. Sengaja saya kerjakan dengan perlahan untuk menyerahkan rangsangan dan supaya jangan terkesan saya hendak mengambil kesempatan.
Saya mulai memutarnya dan sejumlah saat tampak adegan seorang perempuan sedang mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si perempuan di masuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, justeru posisi duduknya mulai telah tidak tenang.
“Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya
“Belum pernah Mas, hanya gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar. Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.
“Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti anda marah lagi..” kataku pura-pura sok suci tetapi tetap mengelus-ngelus pundaknya.
“Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian bikin pelajaran, namun Susy tidak boleh dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir
“Iya.. iya..” kataku guna menyakinkan, sebenarnya dalam hati, si otong telah tidak tahan.
Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan membelai tangannya, dia diam saja dan tidak ada firasat penolakan. Yang anehnya, dia diam saja saat saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas pahasaya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya bikin agak keras terdengar supaya lebih nafsu menontonnya.
Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, saat kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang paling besar dan panjang, sementara mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule. Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan tersiar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan.
Tangan Susy tetap sedang di atas paha saya, kemudian tangan kiri saya mulai bertindak membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang saat lehernya saya raba.
“Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah menciptakan saya semakin bernafsu.
Saya tetap tidak peduli sebab dia pun tidak menepis tangan saya, justeru agak meremas paha saya.
Tangan kiri saya pun tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.
“Sus, anda cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu.
“Masa sih Mas?” kelihatannya dia terayun dengan bujukan saya. Dasar anak masih 17 tahun.
“Bener tuh, masa saya bohong, lagipula payudaranya kelihatannya sama yang di film.”
“Ih.. Mas bimo dapat aja” katanya malu-malu.
Adegan film berganti kisah di mana seorang perempuan mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita tersebut sedang dijilati oleh pria lain. Tangan susy semakin keras memegang paha dan tangan saya.
“Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku memancing.
Terasa sekali bahwa Susy pun terangsang dampak saya perlakukan laksana itu, lagipula ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang ditembus vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di ruangan kelas
Saya yang telah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan ucapan-ucapan yang dibacakan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebetulnya juga hendak menikmatinya. Tangan kanan saya kian meremas-meremas payudara sebelah kanannya.
“Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah.
Kepala Susy mendongak menyangga birahi yang telah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dijawab dengan buasnya oleh Susy.
Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia guna meraba batang kejantanan saya yang telah menegang dan kencang di balik celana panjang.
“Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa yang bakal dia ucapkan sebab mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas seluruh kancing seragamnya seraya tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya sedang di depan, tampak payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat. Saya raba dan saya remas semua payudaranya.
Hal ini menciptakan susy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy unik diri dari ciuman saya.
“Mas.. tidak boleh diterusin, Susy ngga pernah melakukan seperti ini.” kelihatannya dia sadar bakal perbuatannya.
Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat laksana ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak inginkan meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya.
Birahinya mulai bangkit lagi. Susy menjawab ciuman saya dengan buas dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman dilangsungkan cukup lama selama 20 menit. Sengaja tangan saya tidak melakukan lebih jauh supaya Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan melakukan jauh.
Cepat sekali dia belajar. Saya menunduk dan kedua tangan meremas paha Susy, kemudian saya buka kedua belah pahanya, Susy memahami lalu merenggangkan pahanya seraya mengusung pahanya. Segera saya buka resleting roknya dan saya angkat roknya sampai-sampai nampak CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, telah basah.
“Mmhh.. mmhh..” Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, terlihat mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan. Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah sampai-sampai tinggal CD-nya yang tersisa, kemudian saya membuka baju sampai-sampai saya telanjang bulat alias bugil. Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia juga membalas.
Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah menghirup perutnya dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.
“Aaagghh Maass oouhh.. oughh..” kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kesenangan yang spektakuler yang baru sekali dialaminya, begitu pun dengan saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.
“Oouhh.. Mass, Susy ngga powerful mass.. oohh.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas dan bergetar keras.
“Aaahh..” Susy menjangkau klimak yang kedua kalinya.
Saya hisap seluruh cairan yang terbit dari lubang vaginanya.
Mata Susy terpejam merasakan kesenangan yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah. Tubuh kami tetap berdekapan dan kejantanan saya tetap di dalam kemaluannya.
Besok paginya, Susy datang duluan dan saat saya masuk,
“Selamat pagi Mas” dia memberi salam. Ah, senyumnya manis sekali,
“Selamat pagi sayang”
Saya hampiri dia dan kecup keningnya kemudian bibirnya. Dia menjawab ciuman tadi. Ah, estetis sekali hari ini. Susy masih PKL 2 minggu lagi.
Perbuatan kami kemarin bukan menciptakan kami insyaf, kami berdua mengerjakan lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, laksana yang pernah kami lihat di film BF.
Terkadang Susy saya suruh membolos dan janjian di hotel. Kami tidak jarang melakukannya dari pagi sampai sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan mudah terangsang.
Benar-benar kesenangan yang tiada tara, kami tidak pernah menyesali. Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah berlalu PKL, hubungan kami tetap berlanjut sampai akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya.
Perawanku – Sebentar lagi 17 tahun” “Oooh…udah gede-gede ya” kataku sambil melirik payudara gina, uh penisku perlahan lahan mengeras, membayangkan bisa meremas2 empat buah payudara dibalik jilbab gadis gadis ini. “ya iyalah om, kan udah sma” jawab gita yang tak sadar apa sebenarnya yang aku maksud.
“kalian nggak pulang, udah sore begini masak gadis2 cantik seperti kalian masi blum pulang” “om bisa aja ah, masi mau minum2 dulu om bentar lagi juga pulang” jawab gina sambil ngobrol kuperhatikan kedua gadis ini, walaupun kembar namun aku mulai bisa membedakan antara gina dengan gita.
Gina yang berusia lebih tua beberapa menit dari gita ini memiliki buah dada yang sedikit lebih besar dari adiknya.selebihnya tak ada perbedaan. “ ah seandainya bisa kutelanjangi kedua gadis berjilbab ini, apa mungkin rasa jepitan vagina 2 orang saudara kembar berbeda yah” kataku dalam hati yang sudah penuh nafsu. “Kalian udah punya pacar belum ??” tanyaku.
“gina udah tuh om, nama pacarnya andi, hihi…” “Iiih….apaan sih git, dia tuh cuma temen deket aja juga…” katanya malu kulihat ada yang aneh dengan kedua remaja berjilbab ini. Mengapa sepertinya sangat mudah akrab dengan orang yang belum dikenal seperti aku. Aku mulai berpikir sepertinya dua gadis ini bisa kupakai malam ini.
Akupun mulai mengeluarkan jurus mautku. “Kalian udah pernah pacaran kan ?” “Iya udah Om…tapi ya gitu deh namanya juga anak sma.” jawab gita
“Umm tapi maaf nih yah, kalian udah pernah begitu belum ??” tanyaku sambil tersenyum nakal. Gina sedikit kaget “begitu gimana om??” “umm begini.. kayak ciuman pelukan, dan main2 itu sama pacar kalian belum” Sejenak mereka kaget dengan pertanyaanku lalu gita balas menjawab
“Iiiih…om apaan sih…kok nanyanya begituan” “Ya kan om mau tau ??” Mereka terdiam sejenak kemudian saling berbisik. “Emang bener om mau tau ???” tanya gina menggoda. “ya iya dong dik gina yang cantik” kataku sambil mengedipkan mata sepertinya mereka sadar maksud gerak gerikku, lalu dengan tersenyum nakal gita menjawab.
“om, kalau mau kita bisa jalan2 sama om tapi kaloo… Agen Obat Kuat Pasutri
” gita berhenti berbicara lalu mengambil handponnya dan mengetik lalu memberikan handponnya padaku. Astaga pikirku, inilah saatnya. Saat yang dari tadi kunantikan. Gita ternyata meminta sejumlah uang dan persyaratan. Kesempatan ini tak boleh kulewatkan. Akupun tersenyum lebar dan jantungku semakin berdegup kencang.
Tiba2 aku tersadar suatu hal “eh maaf yah gina, gita, kalo kalian mau nemenin om kok kenapa kalian memakai jilbab” “oh ini, ini kan ketentuan wajib disekolah harus pakai jilbab om” jawab gina oh aku baru menyadari segala sesuatunya, kenapa menjelang malam hari kerja kedua gadis berjibab ini masi dipusat perbelanjaaan, kenapa mereka memakai barang2 mahal, kenapa mereka mudah sekali untuk diajak ngobrol sampai ke hal2 yang nakal.
“ok kalo gitu yuk kita pergi, om ke atm dulu ngambil uang saku untuk gadis2nya om” kataku sambil mengedipkan mata yang dijawab dengan sedikit tawa dan tatapan nakal.
Sekitar jam 6 sore, aku ersama kedua gadis berjilbab ini keluar dari mall dan menuju sebuah atm dibasement mall tersebut. Ternyata basement tersebut agak sepi, hanya berisi mobil2 dan beberapa supir, tukang parkir dan satpam yang sempat memandangku iri, karena aku yang asyik bercanda dengan kedua gadis berjiblab ini.
Cerita Sex Dewasa Gairah ABG 17 Tahun Berjilbab
Atm tersebut ternyata cukup tertutup, dengan ruangan yang cukup besar. Akupun mulai mengakses mesin tersebut sambil berbincang2 dengan kedua gadis berjilbab ini. Sambil memencet tombol2 aku lirik keadaan diluar, tampaknya posisiku cukup tertutup dan tak ada orang yang melihat, ah aku yang sudah tak tahan dari tadi mulai melancarkan aksiku.
Kedua gadis berjilbab ini berdiri dikanan kiriku, sambil menunggu mesin atm bekerja, aku tarik kedua tanganku kebelakang lalu meremas2 kedua buah pantat gina dan gita yang kenyal itu. “ iihh om nakal, masi dibasement juga” jawab gita dan sebuah cubitan kecil dipinggangku oleh gina.
“Iya deh iya deh om nggak nakal” jawabku sambil menarik tanganku dari pantat kedua gadis ini, lalu kurangkul pinggang kedua gadis berjilbab ini dan menarik mereka kearah tubuhku, uhhhh payudara payudara dibalik jilbab kedua gadis berjilbab ini sungguh sama kenyal dan nikmatnya.
“ihhh si om ini nakal banget sih” kata mereka dengan senyum manja. Lalu tanganku mulai meraba naik kepunggungnya lalu bergeser masuk keketiak mereka menyelusup kebelakang jilbab mengikuti alur bh mereka dan menggenggam payudara payudara gadis gadis ini yang tidak bersentuhan dengan dadaku.” iiiiihh si ooomm daritadi bandel banget sihhh” kata gina sambil kedua gadis ini mencoba melepaskan diri dari genggaman tanganku pada buah dada mereka.
“duh gina gita, jangan begitu dong, ini uangnya” kataku ketika tiba2 mesin atm tersebut mengeluarkan uang beberapa juta rupiah” akupun mengambil uang tersebut lalu memperlihatkan uang tersebut kepada mereka, tampaknya kali ini mereka luluh dan mata mereka tampak berbinar2 melihat uang yang cukup banyak tersebut dan mulai tersenyum genit.
Akupun dengan nakalnya menyampirkan jilbab gina dan gita kepundaknya lalu membuka 3 buah kancing paling, dan kulihat yang daritadi membuat penisku sangat keras, empat buah payudara gadis smu yang sangat menggemaskan terbungkus bra yang sangat sexy dengan jilbab yang menutupi kepala mereka, akupun menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah kedalam bra mereka sambil merasakan kenyalnya payudara mereka lalu aku lanjutkan dengan meremas2 payudara montok kedua gadis ini.
“uhhhh, dada gina lebih besar sedikit tapi sama nikmatnya dan sama cantiknya dengan gita, om udah bener bener nggak kuat nih, ini uangnya dp dulu yah nanti kalo udah selese nemenin om semua uang ini boleh kalian miliki” kataku dengan penuh nafsu.
Gita dan ginapun hanya tersenyum genit sambil keenakan menikmati remasan demi remasan dan plintiran pada payudara dan putting mereka. Tanpa disadari ada orang mengetuk pintu atm. Kami bertigapun kaget bukan kepalang, aku baru menyadari ada orang antri menunggu dari tadi.
Akupun segera menarik kedua tanganku dari payudara mereka, gita dan ginapun kaget luar biasa dan langsung mengancingkan kembali baju mereka dan menjulurkan jilbab mereka untuk menutupi buah dada montoknya. “ih om si, untung nggak dibuka pintunya kan malu om” kata gita “iya deh maaf, tapi om udah nggak kuat nih, kita cari tempat yuk nanti disambung lagi deh ditempat om” kataku “ih si om, kita cantik sih jadi om nggak kuat deh” kata gina dan disambut tawa mereka cekikian.
“yaudah, yuk, eh ayo gandeng tangan om dong” bisikku manja kekeduanya kamipun keluar dari kotak atm yang sudah ditunggu 3 orang yang mengantri dari tadi.mereka tampak kesal namun agak kaget ketika melihat seorang lelaki digandeng dua orang gadis smu kembar yang masih segar dan berjilbab.
Ah biarin ajah, emang gua pikirin, akupun menarik kedua daun muda yang sungguh menggemaskan ini kesudut lapangan parkir tempat mobilku berada yang jauh dari tempat tunggu supir dan satpam. Sambil berjalan kedua lengan atasku merasakan lembutnya bagian luar buah dada gina dan gita yang terus bersenggolan dengan tanganku yang mereka rangkul.
Aduh sungguh nikmat rasanya, batang penisku semakin tak kuat ingin segera menikmati kedua gadis kembar ini. Gedung parkir di mall ini hanya setengah mobil kebawah yang tertutupi tembok, selebihnya hanya ditutupi oleh kawat2 besi sehingga walaupun gelap namun samar2 bisa terlihat dari luar gedung parkir.
Ide gilapun muncul dikepalaku aku akan menikmati kedua gadis berjilbab ini ditempat terbuka sebelum nanti kutelanjangi, kumandikan dan kusabuni setiap inci tubuh mereka dirumahku nanti. Setelah sampai disudut tempat mobilku diparkir akupun mendorong perlahan kedua gadis berjilbab ini hingga bersandar ditembok dengan kedua tanganku menekan sebuah payudara gina dan gita.
“gina, gita, kita main disini dulu yuk, kan gelap nggak ada orang, om udah nggak tahan nih, nanti uang jajannya om tambah deh, tapi nanti malem main kerumah om dulu kita main2 lagi, besok pagi baru om anter kesekolah, gimana?”
gita dan gina hanya berpandangan lalu salah satunya mengangguk, “boleh om tapi ati2 yah kalo ada orang, kan malu om diliatin orang” akupun tersenyum dan tanpa basa basi langsung kusampirkan jilbab gina dan gita, langsung kubuka kancing2 bajunya dan kubuka seragam sekolah mereka, dan langsung kulepas bra mereka, kulemparkan bra mereka kejok belakang mobilku lalu kupakaikan kembali baju seragam mereka tanpa kukancingi lagi, sungguh indah tubuh saudara kembar ini.
Dengan jilbab putih yang masih mereka kenakan dan payudara yang putih dan empat buah putting berwarna coklat yang kecil sungguh indah sekali, akupun tak mampu menahan nafsuku, segera kumainkan empat buah payudara gadis kembar ini bergantian, dari remasan, plintiran pada puting2 payudara mereka hingga hisapan hisapan dan gigitan2 kecil membuat mereka menggelinjang mendesah menikmati permainanku.
Lalu kuhentikan permainanku, kuperintahkan kedua gadis ini untuk mengangkat kedua roknya perlahan. Pelan2 kulihat kaki mungil mereka yang dibungkus sepatu dan kaus kaki menutup betis mereka, lutut, dan aww, paha paha yang putih dan mulus lalu kemaluan yang masih tertutup celana dalam putih yang tipis. Aku sungguh tak kuat, langsung kutarik turun celana dalam mereka dan kupandangi vagina gina dan gita yang kecil karena umur mereka yang masih 16 tahun. Kuambil celana dalam mereka dan kulemparkan ke jok belakang mobil. Lalu kututup pintu mobilku.
“lho om kok kita nggak dimobil om ajah, kan takut ada yang ngeliat om” kata gita khawatir dengan keadaanya yang berjilbab namun baju seragam yang terbuka yang memperlihatkan dua buah payudaranya yang menggantung sambil mengangkat rok sampai pinggang yang memperlihatkan vaginanya.
“Nggak papa gina, nanti kamu tau, jauh lebih nikmat rasanya kalo ditempat begini lho” kataku sambil menarik kedua gadis itu dan kusuruh duduk dikap depan mobilku yang posisinya didinding lapangan parkir, yang hanya tertutup jeruji2 besi dan tampak dari luar samar2.
“iii om malu” jawab gita sambil duduk dan menutup rok dan bajunya sambil melipat tangan didadanya. Tampak didepanku dua orang gadis kembar berjilbab yang siap kunikmati beberapa saat lagi, disebuah gedung parkir, dan gilanya lagi walaupun agak gelap tapi pasti secara samar2 terlihat dari jalan raya diluar gedung. Tanpa memperdulikan ucapan gita akupun menarik kepala kedua gadis berjilbab ini dan mencium bibir merkea bersamaan, ah nikmat rasanya saat mencium mereka bersamaan.
Tampaknya mereka menyukainya, lalu tanpa basa basi kuangkat rok sekolah gina dan kujilat2 vaginanya, juga tangan kananku masuk kedalam rok diantara kaki gita dan mengelitik vagina dan klitorisnya sambil aku memuaskan kakaknya. Kedua gadis berjilbab ini hanya bisa menggelinjang dan mendesah pelan, perlahan nafsu mulai merasuki keduanya yang tampaknya sudah tak malu lagi dan mulai meremas remas payudara mereka sendiri.
Kurasakan cairan mulai membasahi vagina kedua saudara kembar ini. Akupun semakin tak tahan, langsung kubuka celanaku dan mengeluarkan penisku dan kumasukkan kedalam vagina gina sambil terus mengaduk2 vagina gita dengan 3 buah jariku. Ahh penisku serasa dipijit2 didalam vaginanya.
Walaupun sempit tapi ketika mulai kusodok pelan2 serasa tak ada yang menghalangi, ternyata gina sudah tidak perawan lagi, begitujuga dengan gita yang sedari tadi pasrah penuh kenikmatan dengan tiga buah jariku divaginanya. Akupun dengan cepat memajumundurkan penisku didalam vagina gina bergantian dengan gita.
Wajah mereka yang terbungkus jilbab sungguh tampak menggemaskan membuatku semakin bernafsu meremas2 payudara2 mereka.
Aku memerintahkan kedua saudara ini untuk menunduk dan bertumpu pada terali2 besi gedung parkir. Kuangkat rok panjang mereka dan kulipat dan kuselipkan dipinggang mereka, sehingga dengan bebasnya aku bisa melihat pantat, vagina dan bagian kaki gadis gadis ini.
Mungkin karnea kedua gadis kembar ini belum orgasme mereka tampak mau melakukan apa saja asalkan terus kuaduk2 vagina mereka. Mereka tak malu walaupun samar2 terlihat dari jalan raya didepan gedung parkir ini. Akupun semakin bernafsu dengan menyodokkan penisku kedalam vagina gita dan gina bergantian dari belakang sambil kutarik jilbab mereka yang membuat mereka mendongak keatas sambil menikmati hentakan demi hentakan penisku dilubang vagina mereka secara bergantian.
Tak lama kemudian gina merintih2 “om oomm remes payudaraku yang keras, terus masukin penisnya cepetan sedikit aku udah nggak tahan mau keluar” akupun yang memang penuh nafsu segera menuruti permintaan gina, kucengkram kedua payudaranya dari belakang, dan kupercepat hentakan penisku jauh lebih dalam kelubang vaginanya.yang membuat gina semakin menjerit2 kecil menikmatinya.
Tiba2 dari jauh kulihat seseorang haltebus yang mengarah kegedung parkir diseberang jalan tampaknya melihat adegan yang kulakukan, dan gina walaupuan daritadi merem melek menikmati permainanku menyadari ada seseorang yang ikut menikmati tubuhnya dari jauh. “om ada orang tuh dihalte ngeliatin kita, tapi aku udah nggak kuat om dikit lagi mau keluaarr.
Ah biarin ajaaaahhh…” jawabnya yang tampak semakin bernafsu karena dilihat orang tersebut. Akupun semakin bernafsu mempertontonkan adegan mesra ini keorang tersebut yang semakin membuatku terpacu.tiba2 “ahhhh ahhhh ahhh” gina merintih dan kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan yang sangat banyak dan akhirnya gina terdiam lemas walaupun aku tetap memacu penisku kevaginanya.
Akupun menghentikan aksiku. “duh om udah nggak kuat, om lanjutin sama gita aja yah..” katanya dengan tersenyum penuh kepuasan. “Iyah nggak papa sayang,tapi kamu disini aja ya temenin om main dengan adikmu ini” kataku sambil menjulurkan rok gina sehingga menutupi bagian bawah tubuhnya lalu kubalikkan tubuhnya kucium mesra, dan kupandangi adiknya.
“ihh omm kan udah sama kak gina tadi, aku dicuekin, daritadi udah nggak tahan om” katanya dengan cemberut nakal. Ternyata walaupun payudara gita sedikit lebih kecil dari kakaknya, namun hasrat sexnya jauh melebihi kakaknya. “gita juga mau om, ayo cepet tu orang dihalte depan lagi ngeliatin, gita udah nggak tahann ayo omm cepettt” kata gita memelas. Wah ternyata adiknya jauh lebih agresif dan maniak dari kakaknya.
Akupun langsung menancapkan penisku kevagina gita dari belakang yang sudah memasang posisi menunduk dengan menumpukan tangannya pada jeruji besi didinding gedung parkir ini.sambil kugenjot vaginanya, kuremas2 payudara kiri gita dari belakang dengan tangan kiriku sementara tangan kananku kugunakan untuk memeluk gina sambil mencium bibirnya dan meraba2 payudaranya.tak disangka gita ternyata begitu exebisionis, dalam genjotanku dia melambaikan tangan dan tersenyum genit kepada lelaki yang menatap aksi kita dari tadi.akupun tak peduli terus saja kupermainkan vaginanya.
Tapi lama kelamaan aku bosan dengan posisi ini, kubalikkan tubuh gita, dan kugendong lalu kududukkan ditepi kap depan mobil jeepku dan kusandarkan gina berdiri disampingnya, akupun melanjutkan aksiku menancapkan penisku kevagina gita sambil mencium dan menjilat jilat putting payudaranya bergantian dengan mencium bibir gina kakaknya, sambil tangan kiriku meremas2 payudara gina.
ohhh sungguh berlipat2 rasanya menikmati tubuh dua orang gadis kembar yang masih mengenakan jilbab putih namun 4 buah payudara mereka terbuka bebas dan sedang kujamah, sedangkan vagina gita sedang kunikmati dengan penisku dan vagina gina sesekali kuremas2 dari balik rok yang kuangkat keatas.
Tak lama kemudian, gitapun mencapai titik puncaknya,dia menggelinjang dan mendongak keatas sambil memeluk kepalaku diantara dua buah payudaranya dengan erat dan tiba2 tiga kali kurasakan semprotan cairan didalam vagina gita bersamaan dengan semprotan spermaku didalamnya.. “aahahhchhhhh ommmm aku ahhhhh” jeritnya… ginapun hanya tersenyum melihat ulah adiknya yang sedang dalam titik puncaknya.
Setelah beberapa saat kurapihkan pakaian kedua gadis kembar ini, kurapihkan rok mereka, lalu kukancingkan kembali baju mereka, kujulurkan lagi jilbab mereka menutupi payudara dan vagina yang kini tak mengenakan bh dan celana dalam. “Yuk kita belanja, kita nonton juga yuk, nanti kita lanjut lagi dirumah om yah” kataku genit.
Gina dan gita hanya tersipu malu. Lalu kedua gadis kembar ini kurangkul dan kuajak kedalam mall sambil dengan nakalnya kuraba payudara mereka yang kali ini dengan mudah kuplintir dari luar pakaian mereka putting yang menonjol dibalik bajunya, namun sengaja ditutupi jilbab mereka agar tak ketahuan, namun buah dada buah dada yang tak disanggah itu tampak lebih menggoda bergoyang goyang dibalik pakaian mereka walaupun sudah ditutupi jilbab, gesekan demi gesekan dan remasan tanganku dipayudara mereka sungguh nikmat, walaupun batang kemaluanku sudah lemas, tapi aku masih ingin menikmati tubuh gadis kembar berjilbab ini. film dewasa klik disini
Kamipun masuk kedalam mall dan mulai jaga image, gina dan gita jalan disampingku dengan biasa2 saja agar tak terlalu menarik perhatian.. kamipun menuju bioskop dilantai atas dan membeli tiket film, tapi sebelum masuk ke bioskop, gita mengajak kakaknya ketoilet untuk membersihkan sisa2 cairan vagina dan spermaku yang masih membasahi vagina nya.
Perawanku – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMA, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak.
Ah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara.
Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).
Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.
Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).
Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.
Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.
Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.
Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.
“Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante.
“Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante.
“Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku.
“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni.
“Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.
Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.
“Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Erni.
Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante membiarkanku memegang-megang vaginanya.
“Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”.
“Iyah Tante”, jawabku.
Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.
“Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku.
“Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku.
“Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami.
“Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante.
“Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante.
Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.
“Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
“Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.
Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
“Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku.
Aku pun bingung,
“Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos.
“Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante sambil memegang si kecilku.
“Ah Tante bisa saja” kataku.
“Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
“Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.
Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.
“Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
“Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos.
“Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante .
Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.
“Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.
“Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku.
“Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni.
Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.
“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
“Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante lembab dan agak basah.
“Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.
“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
“Enggak Tante”
Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante.
“Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah
“Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku.
“Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante.
Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante basah entah kenapa.
“Tante kencing yah?” tanyaku.
“Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah”.
Dilepaskannya pula celana dalam Tante dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku
“Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante hanya ketawa kecil.
“Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante.
Dia mulai memegang penisku lagi,
“Lex Tante mau itu nih”.
“Mau apa Tante?”
“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Erni.
“Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
“Tapi Alex enggak bisa Tante caranya”
“Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante padaku.
Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.
“Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya.
“Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
“Coba saja Lex”
Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante pun mulai mengulum penisku.
“Achh.. hgghhghh.. Tante”
Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.
Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.
“Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni.
Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.
Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.
Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante, langsung Tante kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.
“Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.
Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.
“Lex masukin donk Tante enggak tahan nih”
“Tante gimana caranya?”
Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.
“Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni.
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.
“Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku.
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.
“Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
“Tante, Alex kayanya mau kencing niih”
Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.
Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante yang hebat.
Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.
“Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku.
“Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku.
“Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante.
“Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Erni.
Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante.
Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik.
Baru kuketahui bahwa suami Tante ternyata mengalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni. Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi simpanan Tante bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku.
Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.
Perawanku – Saat itu aku berhasil masuk SMA pilihan ku, ya SMA yang aku idam-idam kan saat aku masih SMP dulu. Selain dekat dengan rumah, SMA yang aku idam-idamkan juga mempunyai prestasi yang baik dalam hal apapun.
Aku pernah bernazar, jika suatu ketika aku diterima diSMA yang aku idam-idamkan itu. Selama satu minggu aku berangkat sekolah naik sepeda tua milik kakek ku. Dalam waktu seminggu itu, aku mengikuti masa orientasi siswa (MOS). Waktu pertama kali masuk sekolah aku bingung akan kah aku berhasil disini, waktu itu sedang mengikuti upacara bendera dilapangan sekolah baruku. Ya, aku beserta siswa baru yang satu angkatan denganku mengikuti upaara bendera untuk mengawali dibukanya acara MOS. Kami semua mengikuti upacara itu dengan hikmat. kami semua mendengarkan pembina upacara mengucapkan selamat pada kami semua, karena telah diterima di SMA itu. Dan waktu itu bapak kepala sekolah menyampaikan bahwa MOS untuk siswa baru telah dimulai.
Setelah upacara selesai kami semua masuk ke kelas masing masing yang sudah ditentukan dalam kelompok, dan ternyata aku masuk kelompok terakhir. dan aku duduk dengan teman waktu smpku dulu. setelah itu kakak pembina osis masuk diruang kelasku dan bercerita tentang SMA yang aku idam-idamkan ini. tak lama kemudian kakak pembina itu menerangkan bahwa kami semua masuk dikelas paling akhir, dan disetiap kelas ada nama kelompok dan simbol warna masing-masing.
Nama kelompoknya adalah Hasanudin dengan simbol warna kuning. awalnya aku enggak tahu bahwa semua perlatan yang dibawa harus dikasih identitas warna kuning. ternyata hari ini baru perkenalan peralatan yang haru disiapkan buat hari berikutnya. kakak pembina menyuruh kita membawa mobil-mobilan yang dibuat dari kardus.
Setelah 3hari berlalu, aku melihat senyuman manis dari kelas sebelah. aku penasaran akan senyuman itu, semakin sering aku melihat senyuman itu semakin sering bertanya tanya ‘siapakah dia’. aku bertanya dengan teman sebangku ku, setelah lama berbincang ternyata temenku tau nama dia. akupun meminta nomor ponselnya, saat itu aku masih bingun aku harus mulai bagaimana.
setelah satu hari, aku baru berani menelfon nya. dan aku bilang nya bahwa tadi yang nelfon bukan aku, tapi temen sebangku ku. lama kelamaan aku sering mengirim pesan singkat padanya, hanya untuk menanyakan ‘lagi apa’, ‘sudah makan’, ‘lagi dimana’. semakin sering aku mengirim pesan, ternyata dia juga semakin sering mengirim pesan balik kepadaku.
Betapa senangnya hatiku karena canda tawa yang penuh dengan senyuman manis, walau hanya lewat pesan singkat. setelah 2 hari aku berkenalan, aku semakin dekat dengannya. dan dihari ke 3 setelah aku dekat denganya pada saat itu pula acara MOS selesai, yang ditutup oleh bapak kepala sekolah saat upacara bendera dilapangan sekolah.
Saat pulang sekolah, dia bersama teman nya main ketaman. dan tanpa kusangka aku diundang dia lewat pesan singkat untuk hadir kumpul bersama ditaman. Nah akupun merasa senang sekali pada waktu itu, lalu aku menyiapkan diriku dengan sangat baik. lalu saat aku sampai ditaman dan bertemu dengannya, aku langsung mengutarakan perasaan cinta dan sayang kepadanya.
tak butuh waktu lama dia langsung menjawab perasaan yang aku utarakan tadi kepadanya. tanpa ragu tanpa takut dan tanpa malu dia menjawab hal yang sama seperti apa yang aku utarakan tadi.
Akhirnya aku dan dia jadian…
Perawanku – Aku seorang IT manager di sebuah perusahan swasta di Bali, umurku 32 thn dan istriku 29 thn, kami sudah lima tahun menikah namun belum dikaruniai seorang anak. Enam bulan lalu aku memutuskan pisah ranjang dengan istriku karena sudah tidak ada kecocokan lagi.Rencananya dalam waktu dekat aku akan mengurus perceraian kami. Tapi karena terbentur waktu jadi urusannya terkatung-katung.
Istriku memilih tinggal sendirian kost di dekat Hotel tempat dia bekerja sebagai Public Relation Manager. Minggu pagi aku berniat mengunjungi dia, kangen juga sih, sudah 3 bulan aku tidak pernah ketemu dia.
Di depan pintu aku kaget melihat seorang bule keluar dari kamarnya, aku menunggu sebentar sampai si bule pergi dan nyelonong masuk kamar istriku, aku pura-pura tidak tahu tentang si bule yang barusan keluar. Kulihat istriku keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Tubuhnya masih tetap seperti dulu padat dan sintal, mungil tapi proporsional, Dia keget melihatku sudah duduk di atas tempat tidurnya.
Kutanya kabarnya namun tidak dijawab, dengan santai dia melepaskan handuk yang melilit di tubuhnya, buah dadanya dipamerkan begitu saja, membuat aku jadi bernafsu. Ukuran buah dada istriku memang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil, yah.., sesuai dengan ukuran tubuhnya yang mungil, bentuknya sangat menggiurkan mata laki-laki yang memandangnya, bulat, padat dan tidak melar. Melihat itu penisku langsung berdiri, apa lagi melihat bekas gigitan si bule di pundak dan buah dadanya.
Kupeluk dia dari belakang, kucium lehernya dan kubisikkan ajakan untuk bersetubuh, namun dia menolak dengan alasan ada janji dengan teman pagi ini. Selesai berpakaian dia langsung ngeloyor pergi meninggalkan aku sendirian. Lama aku berpikir, dan terlintas dibenakku untuk mengintai hubungan intim mereka. Aku tanyakan ke ibu kost untuk menyewa kamar sebelah, kutahu kamar sebelah tidak ditempati. Setelah dealt dengan ibu kos aku langsung balik ke rumah mengambil peralatan spy-ku yang dulu kubeli dari internet. Aku mempunyai dua buah pinhole video camera yang bisa ngintip lewat lubang kecil. Dulu alat ini aku gunakan untuk mengintip anak-anak kost di rumahku. Balik lagi ke tempat kost istriku dan langsung memasang peralatan spy-ku. MarkasJudi
Aku buat lubang kecil tepat di atas temat tidur dan satu lagi di kamar mandi. Selesai pasang kamera lewat plafon, aku coba connect ke TV-monitor yang kupersiapkan di kamar sebelah, hampir 70% dari ruangan tidur bisa kumonitor dan selanjutnya beralih ke channel di kamar mandi, di sini aku harus naik lagi ke plafon karena lokasi cameranya kurang tepat, kugeser sedikit agar tepat di atas bath tub.
Jam 12.00 aku selesai setup video spy-ku, lalu mandi sebentar membersihkan debu yang melekat di tubuhku setelah naik ke langit langit kamar kost. Sambil tiduran menunggu istriku kembali ke kostnya. Kira-kira jam 20.00 kudengar langkah kaki di kamar sebelah, kuintip lewat jendela, ternyata istriku dan si bule yang datang. Kunyalakan TV-monitor, kulihat si bule menunggu istriku yang sedang menutup pintu kamar, istriku tampak tidak sabaran, langsung menubruk si bule dan mereka berpagutan sambil saling melepaskan pakaian. Hanya dalam beberapa detik mereka sudah telanjang bulat, istriku jongkok di hadapan si bule yang penisnya setengah ereksi dan melahap penis besar di hadapannya. Mulut istriku tidak bisa menampung seluruh penisnya.
Perlahan tapi mantap penis si bule ereksi penuh karena permainan lidah istriku. Kutahu ini adalah keahlian istriku, dulu aku sampai merem melek dibuatnya. Si bule yang tinggi besar mengangkat tubuh mungil istriku ke tempat tidur dan langsung menindihnya. Dengan sangat bernafsu si bule melahap buah dada kenyal milik istriku. Dari TV-monitor aku dengan jelas sekali melihat wajah istriku yang lagi merem melek menikmati permainan lidah si bule.
Puas menikmati kedua gunung kembar istriku, si bule beralih turun ke perut lalu ke bukit yang ditumbuhi bulu jarang-jarang. Desahan istriku sangat jelas kudengar lewat earphone karena sebelumnya sudah kupasangi wireless microphone di belakang head board-nya. Tangan istriku menarik kuat-kuat sprei sewaktu lidah si bule mulai menyusuri lubang vaginanya.
Selang berapa menit si bule merubah posisinya untuk ber’69’. Desahan istriku langsung hilang bersamaan dengan disumbatnya mulut istriku dengan penis besar si bule. Dengan sangat bernafsu istriku memainkan penis di mulutnya, sedangkan si bule sendiri sibuk memainkan lidahnya di clitoris istriku, kulihat kaki istriku mulai menegang dan paha istriku menjepit kepala si bule.
Setelah puas ber-’69’, si bule duduk bersandar di head board dan istriku duduk di pangkuannya dengan saling berhadapan. Dengan bertumpu pada lututnya, perlahan istriku memasukan penis besar si bule ke lubang vaginanya. Istriku menjerit kecil ketika penis si bule mulai menerobos masuk. Dia mendongak ke atas sambil meringis menahan sakit saat menurunkan pantat bahenolnya agar penis si bule masuk lebih dalam.
Setelah diam beberapa saat untuk melumasi penis si bule, istriku mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, sedangkan si bule melahap dan mejilati buah dada istriku. Ini adalah gaya yang paling disukai istriku. Gerakan istriku maju mundur makin lama makin cepat dan tidak beraturan, selang 5 menit tubuh istriku bergetar hebat menikmati orgasme sambil melumat mulut si bule.
Mereka istirahat sebentar sambil mencumbui istriku agar bangkit lagi. Dengan memainkan buah dada istriku yang kenyal, dia bangkit lagi gairahnya, Istriku lalu mengangkangkan pahanya lebar-lebar, dari TV-monitor aku bisa lihat vagina istriku yang kemerah-merahan akibat gesekan penis besar si bule. Dia menusukkan senjatanya ke vagina istriku dan mulai menggerakkan pantatnya maju mundur dengan keras, saking kerasnya sampai terdengar suara, “Plak! plok.., plak! plok!”, dari benturan paha mereka.
Istriku mendesah hebat setiap kali si bule menghunjamkan penisnya dalam-dalam. Rasa cemburuku timbul saat melihat perlakuan kasar si bule terhadap istriku, tetapi aku menikmatinya, penisku rasanya sudah tidak kuat menahan sakit karena tegang sejak tadi. Posisi ini tidak bertahan terlalu lama, si bule minta istriku nungging dan dia menusukkan senjatanya dari belakang, aku bisa dengan jelas melihat penis si bule keluar masuk menusuk vagina istriku.
Lima menit berlalu si bule menunggangi istriku, perlahan-lahan dia mulai kesetanan, gerakanya mulai tak beraturan apalagi istriku juga ikut menggoyangkan pantatnya dengan kesetanan. Akhirnya si bule memuntahkan seluruh spermanya di dalam vagina istriku. Dia berteriak histeris menikmati puncak orgasmenya. Kulihat istriku mencium mulut si bule mesra sekali, dari slang English-nya kutahu dia adalah orang Italy.
Berdua mereka ke kamar mandi, aku cepat-cepat mencolokkan cable RCA dari camera yang di kamar mandi ke TV-monitor. Di kamar mandi kulihat istriku jongkok memutar kran shower sementara si bule memegang shower head-nya. Lalu mereka saling menggosok dengan sabun. Si bule lama sekali membersihkan vagina istriku sampai dia merem melek. Bath tub mereka isi setengahnya lalu tiduran berdua di dalamnya dengan si bule di bawah dan istriku di atas pelukan si bule. Mereka saling berpagutan mesra. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 23.00 malam, aku buru-buru pulang karena besok senin pagi aku harus kerja. Terpaksa aku kehilangan adegan hot selanjutnya. Dulu aku berniat membeli alat perekam VCR 24 jam, namun tidak jadi karena harganya mahal. Sesampainya dirumah mataku tidak bisa terpejam, dalam pikiranku masih terbayang adengan hot istriku dengan si bule. Coba aku punya perekam, aku bisa melihat adegan mereka selanjutnya. Membayangkan mereka, aku jadi tidak bisa tidur sampai pagi. Daftar Nova88
Senin malam jam 20.00, sepulang dari tempat kerja aku langsung meluncur ke tempat kost istriku, suara desahan terdengar dari kamar istriku, “wah telat aku”. Cepat-cepat kubuka pintu kamarku yang ada di sebelah kamar istriku, TV-monitor kunyalakan, namun mereka tidak kelihatan di kamar tidur, terlihat tempat tidur yang acak-acakan dan pakaian berserakan di mana-mana. Kucoba colokkan monitor yang di kamar mandi, dan “astaga!” Mereka bertiga, istriku, si bule dan temanya bule satunya lagi, yang ini bentuk penisnya lucu, bagian bawah kecil namun kepalanya sebesar bule satunya lagi. Sekarang kutahu nama bule yang menyetubuhi istriku kemarin namanya Jullio, itu aku dapat dari teman istriku di tempatnya bekerja.
Jullio adalah tamu yang sering menginap di hotel tempat istriku bekerja dan dia mempunyai business di Indonesia. Di kamar mandi, istriku kulihat sedang nungging sedangkan Jullio memompa vagina istriku dari belakang, tangan istriku berpegangan ke pinggir bath tub sambil melumat penis anehnya milik si bule satunya yang duduk di ujung bath tub. Aku baru tahu kalau istriku bisa sebuas ini sama cowok bule. Wah ini adegan yang sungguh sangat menyesakkan dadaku, rasa iri, cemburu, marah, menyesal, birahi, sedih bercampur aduk, pokoknya tidak bisa dijelaskan. Keadaan tempat tidur yang acak-acakan menandakan merekan sebelumnya bergumul di sana dan pergumulan mereka di kamar mandi saat ini mungkin babak kedua atau mungkin ketiga. Aku telah kehilangan adegan tersebut. Kalau kubayangkan mungkin lebih seru dari yang di kamar mandi.
Jullio mencabut penisnya dari vagina istriku dan menancapkanya lagi ke lubang pantat istriku, seumur-hidup aku belum pernah menikmati lubang istriku yang satu ini, setiap aku minta dia selalu menolak dengan alasan sakit lah, tidak enak lah, Namun dengan si bule ini kenapa dia berikan. Ini tidak adil!, Jullio nampak mulai kesetanan, semetara istriku berteriak kecil setiap penis besar ini masuk lebih dalam.
Dalam 5 menit Jullio mencabut penisnya dan menumpahkan seluruh air maninya di punggung istriku. Sementara bule satunya lagi asyik menikmati permainan mulut istriku, karena sudah bernafsu si bule satunya lagi langsung menggendong istriku ke tempat tidur. Istriku di tempatkan di pinggiran bed dengan posisi nungging sementara si bule berdiri di lantai, di pingiran bed dan bersiap-siap menusukkan senjatanya ke lubang pantat istriku. Goyangan pantat si bule menimbulkan suara, “Ceplak.., ceplok..!”,.
penis si bule yang bentuknya aneh itu makin keras menghunjam pantat istriku sambil tangannya meremas keras pantat bahenol istriku. Datang dari kamar mandi si Jullio langsung ikutan nimbrung, dia menyusup ke bawah tubuh istriku dengan kaki menjuntai ke bawah dia memasukkan penisnya ke vagina istriku lalu menurunkan badan istriku, si bule satunya lagi tetap berdiri dengan penis menancap ke pantat istriku, dia agak membungkuk karena badan istriku merendah dan nempel ke tubuh Jullio. Mereka mulai bergoyang, mulut istriku dengan lahap menjilat dada bidang si Jullio yang di penuhi dengan bulu.
Si bule satunya sudah mulai kesetanan, pantatnya kian keras bergoyang dan akhirnya, “Cret.., cret.., cret”, spermanya tumpah di punggung istriku, sementara si Jullio masih asyik menikmati goyangan istriku dari atas, karena si bule satunya lagi tidak lagi menusukan senjatanya, istriku lalu duduk bersimpuh di penis si Jullio dan bergoyang maju mundur. Tangan si Jullio meremas buah dada kenyal milik istriku, desahan istriku makin hebat sampai akhirnya lemas terkulai di atas tubuh Jullio. Agen Judi Bola Nova88
Jullio bangkit dan mulai menyodok lubang pantat istriku yang lagi tengkurep lemas. Plok.., plok.., plok..!, bunyi pantat dan paha mereka beradu, selang beberapa menit si Jullio menumpahkan spermanya di atas punggung istriku dan terkulai lemas di sebelah istriku. Si bule satunya datang dari kamar mandi, langsung berpakaian lalu pamitan pada mereka. Sempat-sempatnya dia melumat mulut istriku sebelum pergi. Jullio menggendong istriku ke kamar mandi. Setelah saling membersihkan di kamar mandi, mereka tidur bugil dengan saling berpelukan.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 24.00, aku putuskan untuk tidur di sini dan besok aku akan bolos kerja. Sampai jam 02.00 di kamar istriku tidak ada aktivitas, mereka masih tertidur pulas dengan tetap saling berpelukan. Akhirnya aku tertidur karena bosan menunggu.
Jam 04.00 aku terbangun dan melihat ke monitorku. Kulihat tangan istriku mengocok penis si Jullio yang sedang berdiri setengah tiang. Kepala istriku dituntun paksa oleh si bule untuk melakukan blow job. Mulut istriku yang mungil tampak mengembung akibat sumbatan penis si Jullio. Setelah berapa lama akhirya tumpah juga isinya di mulut istriku, si Jullio akhirnya tertidur pulas lagi, sementara istriku ke kamar mandi membersihkan mulutnya.
Jam 07.00 si bule bangun, berpakaian dan pamitan ke istriku yang bermalas-malasan di tempat tidur dalam keadaan bugil. Setelah si Jullio pergi, aku menyerbu masuk ke kamar istriku, dia kaget sekali melihat aku datang, aku langsung membuka pakaianku dan menindihnya. Berberapa kali dia berontak, namun akhirnya penisku bisa kutancapkan ke vaginanya. Puas mengocok vaginanya, aku minta dia nungging untuk menyodok lubang satunya. Dia menolak, “Lis.. kamu jangan munafik, si bule dua orang itu kenapa kamu kasih..ah?”, aku keceplosan ngomong. Dia terheran-heran dan menanyakan dari mana aku tahu hal itu. Akhirnya aku menjelaskan aktivitas spy-ku di kamar sebelah. Wajah istriku tampak merah padam antara malu dan marah, apalagi kujelaskan secara detil pergumulannya yang hot dan binal dengan si bule. Dia memintaku agar cepat-cepat mengurus perceraian kami, karena dia akan segera menikah dengan si Jullio dan pergi ke Italy. Aku menyanyakan apakah dia benar-benar mencintai si bule namun tidak dijawabnya. Aku memberi tahu bahwa hidup di luar negeri itu susah dan budaya mereka beda. “Aku takut nanti di sana kamu dijadikan budak nafsu mereka”, saranku.
Setelah kejadian itu, mereka selalu berpindah-pindah dari satu hotel ke hotel lainnya untuk bercinta. Aku jadi kehilangan objek spy-ku karena ketololanku sendiri. Aku tidak bisa menaklukkan rasa cemburuku. Setelah kami resmi bercerai, istriku diboyong si bule ke Italy. Sampai sekarang aku tidak pernah terima kabar darinya.
Perawanku – Cerita Sex Buah Terlarang, Istri sudah punya. Anak juga sudah sepasang. Rumah, meskipun cuma rumah BTN juga sudah punya. Mobil juga meski kreditan sudah punya. Mau apalagi Pada awalnya aku cuma iseng-iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Dan itu semua karena makan buah terlarang.
Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya sangat bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu menggairahkan. Dari perkawinan kami kini telah terlahir seorang anak laki-laki berusia delapan tahun dan seorang anak cantik berusia tiga tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya kedudukan dan jabatan yang lumayan.
Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam badai. Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api hingga hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku sendiri tidak menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu.
Awalnya aku cuma iseng-iseng main ke sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis-gadis cantik berusia remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja datang ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja mencari laki-laki hidung belang.
Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik dengan salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat dan sintal, Kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari delapan belas tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku hanya memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan lagu-lagu yang dilantunkan pengunjung secara bergantian.
Tapi sungguh tidak diduga sama sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya. Sambil tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan tanpa malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.
Sendirian aja nih…, Omm.., sapanya dengan senyuman menggoda.
Eh, iya.., sahutku agak tergagap.
Perlu teman nggak.. dia langsung menawarkan diri.
Aku tidak bisa langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis muda belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika dia minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya sudah begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru malam ini aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya.
Semula aku memang canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang cukup pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka.
Hampir tengah malam aku baru pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya, dan kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja.
Esoknya Aku datang lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana. Pertemuan kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah berani mencium pipinya. Malam itu akau benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah. Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.
Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu. Dan setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut namanya Reni. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu tidak seperti biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku menurut saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang kreditan yang belum lunas.
Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa gadis ini ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata Reni tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia juga tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah kupesan.
Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Bahkan wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan gairah. Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau Reni sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara.
Perlahan aku membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti pakaian yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di tubuh Reni yang padat berisi. Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku yang basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya. Sekujur tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh bagian tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main dipinggiran daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Reni menggerinjing dan semakin bergairah.
Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, dan menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa, tiba-tiba Reni menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis kebanggaanku ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi keindahan pagar ayunya.
Jangan, Omm…, desah Reni tertahan, ketika aku mencoba untuk membuka kembali lipatan pahanya.
Kenapa tanyaku sambil menciumi bagian belakang telinganya.
Aku…, hmm, aku… Reni tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan gairah yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Reni kemudian tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit demi sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak, dan aku kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu sehingga aku bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang mulai tampak merekah.
Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu benda yang keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang vaginanya yang mulai membasah. Dia menggeliat-geliat sehingga membuat batang penisku jadi sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal. Aku memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku dengan kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi.
Berhasil!, begitu kepala penisku memasuki liang vagina Reni yang sempit, aku langsung menghentakkan pinggulku ke depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Reni dengan seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku. Dan keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga sangat tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek sesuatu di dalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku, saat aku mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam ini aku juga mengambil keperawan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku seolah masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan.
Aku bisa mengetahui ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang hangat dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak menyangka sama sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua sudah terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara yang begitu berkobar-kobar.
Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar penisku dapat bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan kenyal, Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan maju mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi.
Malam itu juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan. Meskipun dia kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa menyesal karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya. Aku memandangi bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang masih polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya.
Maafkan aku, Reni. Aku tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak semula…, kataku mencoba menghibur.
Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku dan turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar saja sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala pembaringan.
Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit handuk dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya. Dan itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk lain.
Aku memeluk pinggangnya, dan menciumi punggungnya yang putih dan halus. Reni menggeliat sedikit, tapi tidak menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang. Gairahku kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan terbentang pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu-bulu halus tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya.
Dan secepat kilat aku kembali menghujani tubuhnya dengan kecupan-kecupan yang membangkitkan gairahnya. Reni merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik kembali.
Pelan-pelan, Omm. Perih…, rintih Reni tertahan, saat aku mulai kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.
Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Sementara gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa kali Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai tersengat kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme yang mungkin pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai di pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam vaginanya, merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol dan tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan spermaku muncrat berhamburan di dalam liang vagina Renny. Akupun akhirnya rebah tak bertenaga dan tidur berpelukan dengan Reni malam itu.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
Perawanku – Cerita Sex Janda Seksi Pembawa Nikmat, Kisah ini berawal dari aku yang sedang jalan-jalan dan bertemu Janda seksi binal, badanya singset seperti gitar spanyol. Penasaran ? mari kita simak..
Saya mempunyai seorang temen cewek, sebut saja namanya Dina. Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yg melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Dina mempunyai tinggi kurang lebih 168 cm, 50 kg dan menggunakan bra ukuran 34B Artikel Judi Pakai Pulsa (hal itu saya ketahui ketika saya ML sama dia), dan kulitnya kuning langsat. dgn wajah layaknya cewek kampus, dan tidak terlihat sama sekali kalau dia juga seorang pecinta sex bebas, sama seperti saya.
Beruntung saya memiliki wajah dan badan yg cukup lumayan, sehingga saya tidak mengalami kesulitan dalam mencari teman untuk melepas birahi, apalagi ditambah dgn ukuran saya yg boleh dibilang lebih dari rata-rata. Wajar saja kalau teman cewek saya rajin mengontak saya disaat mereka butuh dan begitupun juga sebaliknya.
Suatu hari, Dina menelpon saya. Dia cerita bahwa dia punya teman kost baru, dan cakep pula. Judi Online Daftar Pulsa Dia juga bilang kalau temannya itu mirip artis ternama di ibukota, yg namanya sudah terkenal. Dia janji mau mengenalkan saya ke dia. Maka kemudian saya dan Dina membuat suatu janji pertemuan di hari Sabtu.
Pada hari yg telah di janjikan, saya telah membuka sebuah kamar di daerah Juanda, dan seperti yg telah direncanakan, Dina datang membawa seorang temannya yg bernama Santi.
“Tok.. tok.. tok..!” 3 kali saya dengar ketokan pintu, maka secara otomatis saya membukakan pintu.Begitu pintu terbuka, terlihatlah Dina yg sedang tersenyum kepada saya, dan di belakangnya tampak temannya yg akan dikenalkan ke saya. Dan benar saja, temannya itu menang benar mirip sekali dgn artis ibukota yg Dina ceritakan.
“San, kenalin donk.. ini loh temen aku yg aku mau kenalin ke elu.” begitu ucap Dina sambil masuk ke kamar.”Oh iya, aku Santi.. dan elu sapa..?” sapanya ramah.Saya sempat terdiam sewaktu Santi menjulurkan tangannya, karena saya tidak habis pikir kalau cewek ini begitu cantiknya, dan saya harus dapat mencicipinya hari ini juga.
“Hmm, nama aku A..” begitu saya sadar, langsung saya merespon dgn julurkan tangan.Hmm, kulitnya halus Agen Judi Deposit Pulsa juga, pikir saya. Kalau dari yg saya lihat, Santi ini sedikit lebih pendek dari Dina, tetapi dia mempunyai buah dada yg lebih besar daripada Dina. Kira-kira tingginya 162 cm, 45 kg, dan saya rasa ukuran dadanya 34C, soalnya dadanya besar sekali.
“Eh, kamu berdua jangan diem gitu donk, kasih aku minum kek..!” tiba-tiba suara Dina memecahkan kesunyian yg ada.”Oh iya, sori Vinn, tuh kamu ambil aja deh di kulkas..!” jawab saya sekenanya.”Gini..,” kata Dina. “Temen aku Santi ini seorang janda anak satu, tapi kamu pikir deh, umurnya baru 24 dan body-nya masih segini, ngga kecewa donk kamu aku bawain yg kaya gini.” lanjut Dina lagi.”Ah elu bisaan aja Vin,” sahut Santi dgn tersipu, sehingga tampaklah wajahnya yg sedikit memerah.Aduh.., ini membuat saya jadi horni saja. Cerita Sex Janda Muda
Tiba-tiba saja Santi menarik Dina ke kamar mandi.”Ikut aku bentar deh Vin..!” kata Santi.Lalu Dina dgn terburu buru juga ikut dan sambil bicara kepada saya, “Dah kamu tiduran aja dulu di ranjang, temen aku mau bilang sesuatu kali nih ke aku.”
Tidak lama mereka keluar dari kamar mandi.”Eh sori yahh tadi sempet bikin kamu kaget.” kata Santi.”Eh, ngga apa-apa kok.” jawab saya masih bingung.”Emangnya kenapa sih tadi..?” saya masih bingung.”Udah deh kamu ngga usah tau, urusan perempuan kok barusan, yg penting sekarang kamu santai aja di ranjang kamu dan ikutin permainan aku.” timpalnya lagi.
“Wah-wah-wah, permainan apa lagi nih..?” pikir saya dalam hati.Tapi saya sudah senang sekali, apalagi saya melihat Dina tersenyum nakal ke arah saya. Duh, saya jadi tambah horni saja deh.”Sebelum aku kasih kamu ijin, jangan sekali kali kamu sentuh aku, ok..?” kata Santi.”Ok-ok deh..,” jawab saya meskipun saya masih agak bingung dgn arah permainannya.
Tiba-tiba saja Santi langsung mendekati ke ranjang dan segera menciumi saya di bibir. yahh sudah otomatis saya akan merespon juga donk. Lidah kami saling ‘bergerilya’, sedangkan saya hanya boleh telentang saja di ranjang. Kemudian ciuman Santi turun ke leher saya, hm.. enaknya pikirku. Dijilatinnya leher saya, terus dia juga menjilati kuping saya.Tanpa sadar saya mendesah, “Ahh, enak, San, terusin dong..!”
“Sekarang aku bukain baju kamu, tapi inget..! Tangan kamu tetep diam aja yahh, jangan sentuh aku sebelum aku kasih Judi Bola Online123 ijin..!” sahutnya lagi.”Aduh sengsara banget nih..! Masa mau ML tapi tangan aku ngga boleh megang-megang sih..!” pikir saya dalam hati.
dgn cepet Santi membuka baju saya dan langsung dilempar. dgn sigapnya Santi langsung bergerilya di dada saya, bagaikan seseorang yg lama tidak mendapatkan tubuh laki-laki. Digigitnya kedua puting saya.”Ahh, enak gigitan kamu,” saya mendesah pelan.Samar-samar saya melihat Dina duduk di samping saya sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum. Cerita Dewasa Janda HOT
Tanpa sadar tangan saya mencoba mencari buah dada Santi untuk saya remas-remas. Eh tanpa saya duga, tiba-tiba saja tangan saya ditepis oleh Santi dan Dina.”aku kan udah bilang, kalo belum aku kasih ijin jangan sentuh aku..!” kata Santi.”Iya, kamu tuh gimana sih..?” kata Dina, “Ikutin donk permainannya Santi..!” lanjut Dina.”yahh habis gimana donk..? Namanya juga reflek..!” timpal saya sambil mendesah dan agak kecewa.
“Pokoknya kamu sabar deh..!” kata Santi sambil membuka celana saya.”Hmm.., CD model low cut dgn warna hitam nih..!” ujar Santi sambil bergumam sendiri.”kamu tau aja kesukaan aku..!” kata Santi, “Dan kamu seksi banget dgn CD warna gini, bikin aku horni juga tau..!” kalimat Santi yg terakhir sebelum dia mulai ber-‘karaoke’.”Oohh, enak, sedot lagi donk yg kuat San..!” kata saya sambil mendesah.
Kurang lebih 5 menit Santi telah ber-‘karaoke’ terhadap penis saya. Kemudian Santi dgn sigapnya melepas seluruh baju, celana dan pakaian dalamnya.”Nah, sekarang kamu baru boleh sentuh aku..!” kata Santi.Maka karena dari tadi saya sudah menahan mau nyentuh dia tapi tidak boleh, maka kesempatan ini tidak saya sia-sia kan.
Langsung saja saya rebahkan Santi di ranjang dan gantian saya ciumi bibirnya, dan Santi juga membalasya dgn tidak kalah ganasnya. Kemudian saya turuni ciuman saya ke daerah lehernya. Hmm, lehernya yg bersih itu saya ciumi dan saya jilati. Samar-samar saya mendengar Santi mulai mendesah.
Kali ini saya turun ke buah dadanya, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun putingnya Santi.Dan Santi kemudian bicara, “Ayo donk isepin puting aku, please..!”
“Wah ini saatnya balas dendam nih..!” pikir saya dalam hati.”Hah..? kamu minta diisepin puting kamu, sabar yahh sebelum aku mood, aku ngga bakal isep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.Saya lihat Dina juga ikut tersenyum melihat temannya terkapar pasrah.
Tidak lama setelah saya memainkan buah dadanya, saya turun ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Santi yg begitu halus dan dicukur rapih. dgn sigap saya langsung menghisap vagina santi.”Ohh.., ohh.., enakk..! Terusin donk Sayaang..!” sahut Santi sambil mendesah.Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.
“Sayaang, aku mau keluar,” lirih santi.Dan tiba-tiba saja cairan vagina Santi keluar diiringin teriakan dari Santi yg kemudian saya telan semua cairan vagina Santi.”Duh Say, kamu kok hebat sih maenin memekku..?” tanya Santi.yg saya lakukan hanya tersenyum saja.
“Please donk, masukin punya kamu sekarang..!” pinta Santi dgn memelas.”Nanti dulu, puting kamu belum aku hisap..!” jawab saya.Maka dgn cepat langsung puting yg berwarna coklat muda itu saya hisap dgn kencanganya secara bergantian, kiri dan kanan. Cerita Mesum dengan Janda
“Ahh, enakk Sayaang, terusin..! Tambah kenceng donk..!” teriak Santi.Hmm, mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horni lagi, apalagi si ‘adik’ sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vaginanya.”Shit..! Sempit banget nih memek..!” pikir saya dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga barang saya ke vaginanya.”Gila bener San, barang Judi Bola 3033 kamu enak dan sempit banget sih..?” jawab saya dgn napas yg mulai tidak teratur.Dan kalimat saya dibalas dgn senyum oleh Santi yg sedang merem melek.
Begitu masuk, langsung saya goygkan. yg ada hanya suara Santi yg terus mendesah dan teriak.”Ahh terus Sayaang, tambah cepet donk..!”Dan sekilas di samping saya tampak Dina sedang meremas-remas buah dadanya sendiri.
“Sabar Vin, akan tiba giliran kamu, sekarang aku beresin dulu temen kamu ini..!” jawab saya sambil sambil menggoygkan Santi.Dina hanya dapat menganggukan kepala, soalnya dia tahu ini bagian dalam permainan yg mereka buat, jadi Dina juga tidak boleh ikut sedikit pun dalam permainan saya dan Santi.
Tidak lama kemudian Santi minta gantian posisi, kali ini dia mau di atas.”aku cepet keluar kalo di atas..!” katanya santai.Kami pun berganti posisi. Berhubung Santi tadi sudah keluar, maka kali ini ketika kami ‘main’ vagina Santi sudah becek.”Ahh.., enakk.., barang lo berasa banget sih..!” jawab Santi sambil merem melek.
5 menit kemudian Santi teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.Tetapi saya kan belum keluar, wah tidak begini caranya nih. Ya sudah akhirnya saya gantian dgn gaya doggy.Kali ini kembali Santi menjerit, “Terusiin Sayaang..!”Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.”San, mau keluarin dimana..?” tanya saya.”Di muka aku aja.” jawabnya cepat.
Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Santi.Kemudian Santi dgn cepat membersihkan penis saya, bahkan saya saja sampai ngilu dgn hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Dan saya tetep melihat Dina tetap meremas dadanya dan dia pun melihat saya dgn tatapan ingin mendapat perlakuaan yg sama seperti temannya.
“Vin, ke kamar mandi dulu yuk, aku mau bersih-bersih nih..!” jawab saya sambil mengajak Dina.Kemudian Dina dgn cepat menarik saya ke kamar mandi. Di kamar mandi kami saling membersihkan satu sama lain.”Vin, aku istirahat dulu yahh, aku cape banget soalnya,” timpal saya dgn suara lemas karena horni tapi penuh dgn kebahagiaan.
“Ok deh, tapi jangan lama-lama yahh, aku udah ngga tahan nih, horni banget..!” jawab Dina sambil membersihkan penis saya.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
Cerita Sex ini berjudul ” Keangkuhan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cmerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.
Perawanku – Dan di saat keakuan itu mulai menyerang dan merontokkan segisegi kemanusiawianku, maka di saatsaat seperti itulah kelelakianku yang sejati menyeruak dari persinggahannya dan menyerukan keberadaannya. Surabaya, sepuluh tahun yang lalu
Pemuda Lee miringkan sedikit tubuhnya, mengangkat dagunya, memastikan kecakapannya terlihat nyata di depan cermin. Sebentar kemudian tangannya sudah terlihat sibuk menariknarik ujung rambut yang semula begitu rapi di keningnya.
Kali ini dengan yang benarbenar fresh. Dan Lee tertawa dalam hatinya. Benaknya membayangkan adeganadegan mesum seperti yang sering dilakukannya bersama gadisgadis binal itu.
Yang sekarang sedikit berbeda. Kali ini benarbenar orisinil. Gadis lugu yang menunggu diajar. Lalu Lee tersenyum setelah melirik bundel uang dalam dompetnya.
Cukup. Ucapnya dalam hati. Meraih kunci mobil dan melangkah keluar kamar. Lampulampu jalan menjadi saksi bisu tekadnya yang menggebugebu. Kali ini cukup seminggu. Dan menurutnya itu sudah terlalu lama. Tapi okelah, untuk pemula.
Sampai sang waktu menamparku, aku takkan pernah bisa menyadari keberadaan takdir yang akan menghampiriku.
Gia.
Lee. Menjawab seraya tersenyum simpul, pemuda itu merasakan kebanggaan itu melambungkan harga dirinya.
Memang, dia tak pernah sekalipun dalam hidupnya berkenalan dengan gadis di bawah ratarata. Dan itulah juga yang terjadi saat ini. Lee dan Gia di hadapannya, gadis yang menantang birahi siapapun yang melihatnya. Gadis yang baru saja ranum, yang belum pernah terjamah oleh tangantangan usil. Tapi Lee bukan pemuda sembarangan tanpa strategi.
Menurutnya gadis lugu hanya bisa ditaklukkan dalam kepasrahan. Lain tidak. Untuk itu dia harus ekstra hatihati. Terutama saat menyerahkan boneka beruang itu sebagai tanda perkenalan. Dia tentu saja tak ingin gadis Gia menolak hadiah perkenalannya, dan gadis manapun termasuk Gia adalah tipikal gadis biasa yang merona saat menerima hadiah boneka beruang.
Thanks, tapi tak perlu.
Tidak apaapa, asal kamu bisa tersenyum.
Dan Gia tersenyum. Tersanjung.
Panahpanah asmara menjeratku, mempermainkanku, bahkan aku tak pernah tersadar dari mimpimimpi yang dirangkainya dengan begitu indah.
Dan sampai sejauh mana aku bisa mempertanyakan ketulusannya, jika yang kutahu hanyalah kebahagiaan saatsaat kubersamanya?
Gia belum pernah menemui pemuda seperti Lee, yang menyanjungnya setinggi langit. Membuatnya merasa diperlakukan sebagai seorang wanita seutuhnya di usianya yang masih tergolong remaja. Lee bisa membelainya dengan mesra, mengungkapkan kehangatan itu dalam sanubarinya.
Lee bisa mendengarkan semua keluh kesahnya selama berjamjam tanpa sedikitpun menunjukkan raut kebosanan, untuk kemudian menghiburnya dengan katakata indah semanis madu yang bisa membuatnya bermimpi indah semalaman. Lee bisa membuainya dengan lilinlilin romantis makan malam di restoran mewah dan hadiahhadiah yang begitu bermakna baginya.
Dan Gia tak kuasa menolak saat Lee mengecup bibirnya seminggu kemudian.
Jangan, Lee.
Maaf, Lee menundukkan kepalanya dan merautkan wajah bersalahnya yang paling tulus, aku sedikit kelewatan.
Gia membenahi kancingkancing bajuna yang terbuka. Matanya berkacakaca saat menatap kekasihnya dengan pandangan kebingungan.
Maafkan aku, ya? Lee mengangkat kepalanya dan membenamkan wajahnya ke dalam dekapan si gadis.
Gia tak mampu melawan saat kepala itu menempel di buah dadanya. Kehangatan air mata yang mendadak membasahi seragam sekolahnya begitu tulus. Air mata seorang pria yang penuh penyesalan.
Tapi Lee tidak mengambil keuntungan terlalu lama. Segala imagi negatif harus disingkirkan terlebih dahulu.
Ayo kita pulang. Senyum mengembang di sela air mata.
Gia mengangguk lemah. Menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya saat kendaraan itu melaju.
Lalu perasaan itu datang dan merenggut kewarasanku, membuatku seperti kehilangan akal sehat yang selalu kubanggakan. Tapi kebanggan itu secepat hilangnya secepat kembalinya. Dan kebanggaanku adalah pada letak keakuanku.
Siang itu Lee mengeluh. Uang kiriman sudah sangat tipis. Bahkan untuk membeli sebungkus rokok terasa susah mengingat siang nanti ia sudah berjanji dengan Gia untuk makan bersama.
Tapi namanya lelaki. Rokok dulu. Wanita belakangan.
Dan Lee menimbangnimbang suatu alasan.
Aku mau mengajakmu ke sebuah tempat, tapi kamu jangan kecewa. Lee berkata pada Gia usai menjemput si gadis.
Boleh. Gadis Gia menjawab sekenanya.
Warung mie itu terlihat penuh sesak. Bau keringat menyatu bersama udara bekas hujan yang belum kering. Tapi Gia menghabiskan mie di hadapannya dengan nafsu menggebu, hingga Lee dapat melihat bulirbulir keringat yang keluar dari kening si gadis.
Lee, kamu tidak makan? Mau disuapin, ya?
Tapi Lee hanya terpana. Ia tak pernah melihat kepolosan itu.
Baru sekali ini. Rencananya begitu berantakan. Ia semula mengira gadis itu akan menolak lalu akhirnya rencana makan siang mereka batal dan ia bisa menghemat uang sakunya. Ternyata gadis itu justeru menikmati makan siangnya dengan gaya yang begitu mempesona. Mempesona?
Ah, ya. Suapin, dong.
Bahkan Lee tak menghiraukan reputasinya sebagai anak bereputasi saat matamata sirik memandangi tangan
Gia yang menyuapkan mie ke mulutnya. Ia begitu terpesona.
Tapi Lee hanya tertawa seusai mengantar Gia pulang.
Gadis bodoh.
Keangkuhan itu masih sebegitu kuatnya.
Waktu menghancurkan dan mengikis kebekuan itu tanpa pernah disadari oleh pembawa cinta yang tersembunyi.
Tatkala lagulagu burung cinta berkumandang yang ada hanyalah perasaan aku dan dia. Bukan aku lagi seperti diriku sendiri.
Lee merasa pusing, makalah itu lenyap ditelan tumpahan kopi. Ingin rasanya ia menendang kucing budukan tadi namun apa daya si kucing lebih cepat menghilang.
Pemuda itu sekarang menekuni komputernya, mencoba mengembalikan empat halaman penuh katakata omong kosong yang sudah dirangkainya seharian.
Lee, aku sedang butuh kamu.
Wah, aku sibuk. Besok saja.
Tapi justeru Lee melewatkan dua jam yang berharga untuk menemani Gia menyelesaikan tugastugas sekolahnya.
Ini begini, dan ini begitu.
Gia memandang wajah serius Lee sambil tersenyum. Perlahan gadis itu mengecup kening kekasihnya. Begitu mesra.
Apaapaan ini?
Aku sayang kamu, Lee.
Dan Lee hanya bisa berkata,
Aku juga.
Sejenak ingatan tentang makalah itu terbang lenyap. Berganti kemesraan dan sentuhan kehangatan. Gia membelai Lee dengan penuh kasih dan membiarkan pemuda itu menyusupkan jemarinya ke balik bajunya, memijat dan meremas buah dadanya. Lee terengah dan menikmati rangsangan yang mampir tanpa rencana.
Tapi kenikmatan itu terhenti saat Gia mendorong tubuh Lee menjauh.
Jangan kelewatan.
Lee tidak mengumpat. Hanya tersenyum. Hanya kebingungan.
Karena ia bukan seperti dirinya sendiri.
Tapi Lee masih mengeraskan hatinya saat kembali ke dunia makalahnya yang sama sekali belum terselesaikan sekatapun.
Aku hanya sedikit terlena.
Benarkah itu, Lee?
Ah Keangkuhanku. Begitu aku memujanya setinggi langit dan bintang. Begitu aku mempertahankannya dalam setiap desing mata pisau yang mencoba meluluh lantakkannya. Begitu aku mencabarkannya walaupun aku tahu musuhnya adalah ambang kehancuran baginya.
Tentu saja benar!!
Lee mulai merisaukan dirinya sendiri saat makalah itu selesai. Satu bulan sudah sangatsangat jauh dari target yang sudah disiapkan. Dan Lee hanya bisa mendapatkan bibir dan seremas dada.
Ah, Lee hanya sedikit `terlena.
Hayo, Lee. Buktikan kalau kamu hanya terlena. Kamu tidak ingin kalau sahabatsahabatmu seprofesi mentertawakanmu, bukan?
Lee mendenguskan udara dari hidungnya.
Mau bukti kalau itu benar?
Gia, aku mungkin tak bisa ke rumahmu nanti malam.
Tapi, Lee. Aku sudah masak semur lidah kesukaan kamu.
Huh. Mau membuatku terlena? Sori saja.
Maaf, ya. Aku harus ke kampus sekarang.
Lee?
Klik. Dan Lee tersenyum puas. Kalau tidak bisa mendapatkan yang lebih ya ditinggal saja. Lagipula dada sudah merupakan medali perunggu yang lumayan. Dan cara meninggalkan yang paling menyenangkan adalah dengan mencari masalah duluan. Jauhi.
Dan nanti malam dia bisa kembali ke pelukan Resky.
Malam yang hangat dan dada telanjang. Lee membiarkan gadis itu melumat kemaluannya. Jemarinya menjambak rambut gadis itu. Menggerakkannya ke atas dan ke bawah.
Beberapa saat kemudian Lee sudah menikmati pergumulannya dengan Resky. Gadis itu mengerang saat pemuda Lee menggerakkan pinggulnya dengan lincah, menekan dan menggesek, memenuhi liang kemaluannya dengan kehangatan. Dan Lee tersengat saat puncak rangsangan itu tak bisa dihadangnya.
Gia..
Dan ia membayangkan sudutsudut kamar yang temaram. Sosok gadis yang meringkuk, menangis meratapi ketidak hadirannya di atas tempat tidur. Terisak. Bantal yang basah. Bahu yang berguncang.
Mangkuk semur lidah di tempat sampah. Jadi makanan kucing buduk.
Gia…
Lee melompat, membiarkan Resky terlena dalam kenikmatan yang telah diberikannya pada gadis itu. Secepat kilat diraihnya handphone dan menelepon Gia.
Kamu jadi ke sini? Tidak apa, ini kan masih pukul sepuluh.
`Tidak apaapa?
Tidak. Lagipula semur lidahmu masih di kulkas. Tinggal dihangatkan. Entah mengapa Lee merasakan kelegaan itu dalam hatinya.
Sangat lega.
Kucing buduk? Enak saja.
Dendam kopi belum lunas, Cing.
Tanpa terasa sang waktu terus berlari, meninggalkan rona pelangi yang mewarnai kehidupanku dengan polapola abstrak. Polapola yang memberikanku kenyamanan, semakin melenakanku dalam buaiannya.
Tapi sosok keangkuhan itu tetap ada, entah mengapa.
Gila. Sudah dua bulan berlalu. Tapi aku masih belum juga memperoleh kemajuan apapun. Lee mendesah dalam hatinya. Benaknya benarbenar galau.
Kok lama, Lee? Salah seorang sahabatnya bertanya.
Katanya harus pelanpelan. Lee memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum.
Walau tak dapat disembunyikan bahwa senyuman itu palsu.
Janganjangan kamu..hahahahaha.
Tawa yang menyebalkan. Tuduhan yang ngawur.
Enak saja. Siapa yang bilang begitu?
Tapi Lee tersentak. Orang hanya marah kalau yang dituduhkan padanya benar adanya.
Baiklah. Desis pemuda Lee sambi berjanji pada dirinya sendiri.
Mari kita mengakhiri cerita roman picisan ini.
Ah pemuda pecinta, seandainya engkau menemukan sosok ketulusan itu dalam diri penaklukmu..
Jangan, Lee.
Maafkan aku, Gia. Lee membalikkan tubuhnya dan bersiap melangkah pergi.
Kepalanya terasa begitu pening. Lebih pening tatkala lengan gadis itu memeluk kakinya.
Jangan tinggalkan Gia sendiri. Please.
Please. Kata yang tak pernah bisa ditahannya. Air mata.
Lee mengeraskan hatinya, membiarkan gadis itu terseret bersama langkahnya.
Lepaskan, Gia!
Tidak, Lee. Tidak
Gia.
Aku salah apa Lee? Aku salah apa?
Kamu tak salah, Gia. Aku yang salah karena bertemu denganmu.
Lee mengeraskan hatinya. Gadis itu masih terseret. Isak tangisnya.
Lee.
Pemuda Lee tak tahan lagi, membalikkan tubuhnya dan memegang pundak si gadis Gia. Keras dan setengah mencakar.
Dengar Gia! Aku tidak mencintaimu. Aku hanya bermainmain.
Gia tersentak dan membeliakkan matanya yang berkacakaca. Tiada sepatah katapun keluar dari bibirnya yang bergetar. Lee mengangkat tubuhnya dan meraih pegangan pintu.
Lee. Kedua lengan itu kini memeluk pinggangnya.
Air mata membasahi pungungnya. Kehangatan dan kesedihan.
Lee berhenti. Keraguan terbersit di hatinya. Terenyuh. Tegakah ia?
Kulakukan apapun asal kamu tidak pergi.
Kali ini Lee yang tersentak. Apapun?
APAPUN???
Wahai pemuda pecinta, apakah yang kaulihat di balik bening bola mata penaklukmu? Nafsukah? Atau kasih sayang dan ketulusan?
Gadis Gia membiarkan pemuda itu menelanjanginya, menciumi seluruh bagianbagian sensitif di tubuhnya. Pemuda yang menggelutinya adalah kecintaannya, buah hatinya. Kekasihnya. Lee mengeluh dan mendesah di balik nafsunya.
Bibir Gia bergetar saat jemari pemuda itu menyapu bulubulu kemaluannya dan meraba bibir vaginanya yang perlahan membasah. Lee merasakan ketegangan itu. Dia dapat mencium bau keringat seorang perawan yang belum pernah terjamah. Bau yang begitu harum dan menggoda setiap syaraf birahi dalam tubuhnya. Pemuda Lee menempelkan ujung kemaluannya ke permukaan liang kehangatan si gadis Gia. Bersiap
menusuk dan merenggut keperawanan itu.
Saat Lee melihat mata Gia.
Mata itu terbuka. Menantang penuh kepastian.
Lee menekan ujung penisnya.
Mata itu masih terbuka. Menantang. Pasti.
Musik masih mengalun, beberapa pemuda dan pemudi masih bergoyang dengan asyik. Tapi Ray sudah kehilangan pengaruh gin tonik yang sejam lalu masih memanasi otaknya.
Lalu?
Bapak di hadapannya tersenyum. Senyuman yang mengandung nuansa kegetiran disamping kerutan di kening dan bawah matanya, menodai jejakjejak ketampanan yang masih tersisa.
Sebentar, saya mau ke belakang dulu.
Ray menghembuskan nafasnya. Lega karena tense itu sedikit meregang. Dipandanginya tubuh bapak yang baru dikenalnya satu setengah jam yang lalu. Ray menatap gelas kecil di hadapannya. Mendadak gin tonik itu tidak lagi terasa menggoda.
Pintu kamar mandi membuka. Pemuda berambut panjang itu menyusupkan kepalanya. Tersentak melihat sosok yang membungkuk di depan wastafel.
Bapak?
Lee merangkul pemuda itu dan menumpahkan seluruh kepedihan yang tersimpan sepuluh tahun lamanya. Ray terbata. Tak mampu mengatakan sepatah katapun.
Bapak..
Bapak meninggalkannya.
Dan Lee hanya terisak.
Ia menceritakan kisah terpendam itu.
Kisah yang membuatnya berubah.
Kisah yang membuatnya meratapi kesepian kehidupannya.
Karena pemuda ini begitu persis dengan dirinya.
Dan Ray sadar itu.
Sangatsangat sadar, sampai kebingungan.
Café Pink, bersinar dalam derap musik dan goyangan anak muda.
Tenggelam dalam kepedihan.
Seorang bapak yang pathetic.
Dan seorang pemuda kebingungan.
Jika kesempatan itu melambai padamu, jangan pernah lari dan menghindar. Karena kesempatan itu berarti kebahagiaan ataupun penyesalan ..untuk selamanya.
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.
Perawanku – Cerita Sex Pemerkosaan Dokter Amoy Muda, Seorang dokter wanita muda keturunan Tionghoa menceramahi Yoga begitu ia masuk ke dalam kamar periksa, Yoga yang merasakan badannya masih sakit, berjalan terpincang hanya bisa diam tidak menjawab.
“Saya perhatikan cuma kalian anak-anak muda asli daerah sini saja yang suka balapan liar. Apa udah gak sayang sama nyawa kalian..?
Dokter muda itu masih terus berceloteh. Yoga berusaha tetap cool dengan celotehan pedas itu. Kalau diikutkan perasaan, hatinya memang panas dihina bergitu. Tapi karena badannya sakit dan lutut serta sikutnya tengah dibalut dengan perban karena terjatuh dari motor maka dia mengambil sikap diam.
Yoga teringat peristiwa malam tadi saat dia dan teman-temannya berlomba balapan motor liar di jalanan malam kota. Nasibnya malang karena tergelincir di tikungan dan badannya terhempas ke jalan aspal yang keras. Badan, lutut dan sikunya memar serta mengeluarkan banyak darah. Nasib baik helm yang dipakainya tidak terlepas tetap melindungi kepalanya, kalau tidak kepalanya mungkin bisa bocor.
Yoga memilih untuk mendapat perawatan di sebuah klinik dokter umum. Dia enggan ke rumah sakit karena para suster di sana pasti akan menyindir hobinya itu. Tapi tak disangkanya, di klinik dokter umum ini pun sang dokter meyinggung-nyinggung hobinya itu. Dokter keturunan cina muda itu sungguh cantik dan Toge.. yupzz bahkan toket gedenya teramat sangat masih kenceng, maklumlah mungkin dia masih perawan. Dokter ini pantas jadi seorang model, fikir Yoga.
“Duduk, anda sakit apa?” Tanya dokter muda itu.
Yoga berjalan perlahan sambil memandang ke dinding di belakang dokter yang memakai baju dokter warna putih. Di dalam sebuah figura terlihat ijazah dokter ini. Dr. Sinta Angeline Chie.
“Saya sakit di sini dokter,” jawab Yoga malu sambil menunjukkan selangkangannya.
“Memangnya kenapa?” tanya sang dokter.
“Terjepit resleting dokter,” jawab Yoga terputus-putus menahan malu.
“Coba anda buka celananya dan berbaring di sana,” sambil tangannya menunjukkan sebuah tempat tidur kecil yang dijadikan tempat pemeriksaan.
Yoga membuka celana yang dipakainya dan berbaring di tempat tidur pemeriksaan seperti yang diarahkan oleh si dokter Tionghoa tersebut.
Dr. Sinta memeriksa sambil memegangi batang kontol Yoga dengan tangannya yang terbungkus sarung tangan karet.
“Ini salah kamu sendiri. Kalau saja kamu tidak membuang kulit yang membungkusi kepala penismu ini tentu tidak akan begini jadinya.” Dr. Sinta bersuara sambil mengelusi kepala licin kontol Yoga yang lecet.
Yoga berfikir. Salahkah aku karena aku disunat. Dokter cina ini menyalahkan aku karena kulit kulupku telah dibuang.
“Anda tak tau kan, kulit kulup berfungsi untuk melindungi kepala penis. Kalau kulupnya dibuang itu emangnya untuk apa?” Dr. Sinta masih mengomel.
“Saya suka perempuan-perempuan kalian, kepala mereka ditutup dengan baik. Tapi saya tak suka penis kalian, kulit penutup kepala malah dibuang.”
Yoga sungguh geram saat kontolnya dihina seperti itu oleh sang dokter. Namun perasaan marahnya tidak ditunjukkan karena lukanya sedang diperiksa. Kalau gak bisa nahan emosi udah diterjang dokter cina itu. Malunya semakin menjadi saat sang asisten dokter tersebut senyum-senyum ketika Dr. Sinta terus-terusan mengomel.
“Susi! Kalau Suami kamu disunat gak?”
“Enggak, dokter,” jawab Susi yang tampak dari penampilannya berasal dari Papua.
“Kamu suka yang disunat atau gak disunat?” tanya Dr. Sinta lagi.
“Saya tak permasalahkan itu dokter. Asalkan kontol itu bisa bangun cukup keras dan bisa memuaskan saya.” Jawab Susi ringan.
Yoga geram. Dokter ni mau mengobatinya yang lagi kesakitan ini atau malah mau mengobrol dengan asistennya.
“Saya kalau nikah nanti mau pilih yang tak disunat,” Dr. Sinta berceloteh tanpa rasa malu kepada Yoga yang sedang dirawatnya. Atau dokter amoy ini memang sengaja ingin memojokkan Yoga.
“Kalau ternyata dia disunat lalu bagaimana dokter?” tanya Susi.
“Sebelum dinikahi, saya pasti akan periksa kontolnya terlebih dulu. Saya perlu uji keperkasaannya.”
“Dokter tak masalah kalau nanti saat malam pertama dokter sudah tidak virgin lagi?”
“Sekarang pun saya sudah tak virgin.” Oceh mulut tipis dokter muda itu.
Yoga hanya diam saja di atas ranjang pemeriksaan. Perasaan geramnya masih bersisa. Rasa malu dan terhina muncul sepanjang dokter bermata sipit itu berceloteh menganggap rendah kontol miliknya. Sang dokter terus menyapu cairan obat ke bagian kepala kontol yang terluka. Yoga merasa pedih ketika obat diusapkan. Sensasi geli juga ada ketika kapas obat merayap di kepala kontolnya.
“Okay, dah selesai. kontolmu ini berukuran kecil sekali. Tak ada perempuan yang suka.” Sempat pula dokter muda ini menyepet Yoga dengan sinis.
Emosi Yoga kembali tersulut bara api. Ngomongnya sih pelan tapi dalem… Mungkin kalau dia tidak sedang sakit waktu itu juga dokter cina itu akan diperkosanya. Kata-kata dokter tersebut melukai perasaannya. Yoga merasa terhina.
“Aku merasa terhina dengan dokter haram sialan itu.” Yoga menceritakan kejadian yang menimpanya kepada Reza kawannya seminggu setelah pemeriksaan.
“Lalu sekarang kamu mau ngapain?” tanya Reza.
“Aku mau balas dendam, biar dia rasakan batang kontolku ni,” Yoga masih menyimpan amarah.
“Kau mau ikut aku?” tanya Yoga.
“Bolehlah, aku ingin menjajal liang bool tuh amoy.”
Jam sepuluh malam itu Yoga dan Reza sedang menunggu di depan klinik Dr. Sinta. Satu persatu asisten dokter tersebut meninggalkan klinik. Sepuluh menit mengamati munculah Dr. Sinta. Dia sedang memegangi kunci untuk menutup kliniknya. Lalu dengan cepat Yoga dan Reza menerobos dan memegangi sang dokter muda dari belakang. Sambil mulutnya dibekap badan dokter tersebut didorong masuk ke dalam klinik.
Yoga dibantu Reza menarik dokter amoy tersebut ke dalam ruang periksa pasien. Lampu dinyalakan terang dan dokter tersebut dibaringkan di atas tempat tidur untuk memeriksa pasien. Yoga mengeluarkan pisau kecil yang disimpan dalam sakunya dan ujungnya dirapatkan ke pipi licin sang dokter.
“Kalau kamu menjerit pisau ini akan menoreh pipimu yang cantik ini.” Yoga memberi ancaman kepada Dr. Sinta.
“Kalau mau selamat ikuti saja perintah kami,” sambung Reza.
Dengan penuh ketakutan Dr. Sinta mengikuti saja ancaman mereka tanpa berupaya melawan. Dua orang pria lokal yang berbadan kekar ini bisa melakukan apapun kepada dirinya. Yoga memegang erat paha Dr. Sinta yang memakai rok pendek berwarna hitam. Dr. Sinta hanya memejamkan matanya saat kancing bajunya di copot satu persatu .. hingga tampaklah toket gede dokter amoy itu.
Lalu rok mininya yang berwarna hitam diangkat jemari Yoga keatas. Airmata mulai jatuh keluar dari kelopak matanya saat Yoga kemudian menanggalkan rok yang dipakainya itu sehingga menampilkan paha dan batang kakinya yang amat putih namun memeknya masih di bungkus celana dalam berwarna cream. Yoga menjilati paha dokter amoy itu karena terangsang menikmati pemandangan indah di hadapannya.
“Minggu lalu kau menghina burungku. Kau bilang burung bersunat buruk rupa. Kau bilang lagi burungku kecil, tak ada perempuan mau. Sekarang aku mau kau rasakan burung milikku ini.”
Dengan perasaan yang masih takut Dr. Sinta mulia teringat pada lelaki di hadapannya. Dr. Sinta masih ingat pemuda yang mengangkang dan dirawatnya disini karena kepala penisnya terjepit resleting. Dr. Sinta lalu mulai menyesal kerana telah menghina pemuda ini. Tak disangkanya pemuda ini berdendam kepadanya.
Lalu Dokter sinta disuruh berdiri, setelah berdiri di doronglah dokter sinta ke tembok, hingga ia terpojok di tembok itu setelah itu dibukalah baju dinas dokter Sinta yang berwarna putih itu… dan kini dokter sinta hanya mengenakan Celana Dalamnya yang berwarna cream, dia hanya bisa pasrah bersender di tembok sambil menutup mukanya.
Kenudian dokter sinta kembali di baringkan di tempat tidur tadi dan Akhirnya hanya celana dalam Dr. Sinta yang berwarna cream itu yang menutupi tubuh mulusnya. Yoga pun menciumi dari ujung kaki hingga sampai ke celana dalam Dr. Sinta.
Mengeliat-geliat lah Dr. Sinta diperlakukan begitu. Yoga kemudian menarik turun celana dalam Dr. Sinta dan menampakkan gundukan memek putih yang tertutupi dengan bulu-bulu halus warna hitam dan amat mennggairahkan.
Yoga pun terus mengarahkan mukanya ke celah belahan memek dari Dr. Sinta dan menjilat-jilatnya dengan penuh nafsu. Mengeliat-ngeliat Dr. Sinta diperlakukan begitu. Memeknya terasa geli dijilati Yoga. Walau pun tanpa kerelaan tapi lidah Yoga yang menyiksa kelentitnya membuat nafsunya membara juga. Sambil menjilat memek Dr. Sinta, tangan Yoga tak henti-henti meraba-raba paha dan seluruh tubuh Dr. Sinta. Dr. Sinta menjerit-jerit kecil disaat Yoga menghisap biji kelentitnya yang terasa nikmat. Terangkat-angkat pantat Dr. Sinta menahan cobaan tapi nikmat.
Yoga tak peduli dengan memek si perempuan sipit yang bau Air kencing itu. Mungkin Dr. Sinta tak mencuci memeknya sehabis kencing. Yoga mulai mengganas dan ingin menggarap bagian atas tubuh Dr. Sinta juga.
Bibir Dr. Sinta kini menjadi mangsa ciuman Yoga dan jari-jemarinya meremas buah dada toge nan padat milik Dr. Sinta. Kelihatan pipi Dr. Sinta yang lembut dan putih itu berubah menjadi kemerah-merahan kelika Yoga semakin mengganas. Yoga mulai membuka pakaian dan celana jeansnya. Yoga pun menanggalkan celana dalamnya dan mengeluarkan batang kontolnya yang telah lama mengeras. Batang kontol sepanjang enam inci itu mengganguk-angguk menunggu mangsanya.
“Jangan… tolong jangan lanjutkan…, saya minta maaf,” kata Dr. Sinta memohon belas kasihan.
“Sudah terlambat kau minta maaf. Sekarang kau rasakanlah kontol yang sudah disunat ku ni.” Yoga tertawa kecil.
Yoga mengurut batang kontolnya. Helm bulat warna coklat tua itu mengkilat. Sengaja didekatkan ke muka amoy cantik itu… Dr. Sinta tak menyangka batang penis kecil dan pendek waktu dia periksa minggu lalu dapat tumbuh hingga sebesar itu.
“Sekali kau mencoba kontolku yang udah disunat ini, kamu akan ketagihan. Rasakan sensasi dan kenikmatannya.”
Yoga terus mengangkangkan Dr. Sinta yang tidak berdaya itu lalu kelihatan lubang memeknya terbuka lebar dan siap untuk digarapnya. Yoga tidak menunggu lama lagi.. yogapun menusukkan batang kontol yang pernah dihina sang dokter cina ke dalam liang memek Dr. Sinta yang masih sempit itu. Yoga merasakan kenikmatan yang tidak terhingga ketika batang penisnya masuk menerobos ke dalam memek si amoy. Dr. Sinta hanya menutupi mukanya. “Jleb-jleb-jleb” blebes .. bunyi memek milik Dr. Sinta digenjoti Yoga dengan penuh nafsu.
Reza yang tadinya hanya menonton mulai beraksi karena nafsunya juga ikut membahana badai, selain itu karena reza juga sering membuka situs bokepdo.com, jadi nafsunya semakin beringas. Toket milik wanita cina yang sintal itu diremas-remasinya.
Ketiak licin dokter amoy itu dicium dan dihirupinya. Cukup wangi ketiak dokter muda ini. Dr. Sinta kegelian saat lidah Reza mulai bolak-balik di kulit ketiaknya yang licin.
Yoga meneruskan aksinya. Batang kontolnya ditarik dari lubang memek Dr. Sinta. Diangkatnya badan dokter muda itu dan diletakkan di lantai. Diarahkan dokter amoy itu supaya merangkak. Kontolnya yang basah dengan lendir memek Dr. Sinta didorongnya masuk dari belakang. Dr. Sinta hanya mampu mengerang. Terayun-ayun toketnya yang tergantung. kini mereka melakukan Doggy style
Reza yang mengamati saja tingkah laku Yoga dan Dr. Sinta tak dapat lagi menahan nafsunya. Celananya dipelorotkan dan kontol miliknya yang sedikit lebih besar dengan milik Yoga berdiri menegang dengan keras. Kontol itu dipaksakankan masuk ke mulut Dr. Sinta.
“Sekarang hisap juga kontol yang udah sunat milikku. Nanti tentu kau akan merasakan enaknya,” usik Reza sambil mengarahkan kontolnya yang besar dan panjang itu ke muka Dr. Sinta. Dr. Sinta hanya mampu melihat tanpa berani melawan.
“Buka mulutmu dan sedotilah, tunggu apa lagi,” perintah Reza dengan suara keras.
Dr. Sinta membuka mulut tanpa daya dan mulai mengecapi kepala licin bentuk helm jerman menerobos ke mulutnya. Dr. Sinta menghisap dan mengemut batang kontol yang besar hingga Reza mengerang-ngerang keenakan.
Lama-kelamaan Dr. Sinta telah keletihan dan hanya mampu menuruti saja perlakuan Yoga dan Reza kehadapnya. Akhirnya Dr. Sinta tidak mampu bertahan lagi dengan genjotan dari kontol Yoga dan dia pun telah basah berkeringat karena hampir klimaks. Mata Dr. Sinta kelihatan amat kuyu dan keletihan sementara buah dadanya menegang tajam karena merasakan orgasme yang amat hebat, maklumlah kali pertama baginya dientot oleh lelaki yang bersunat. konto yang sebelumnya dianggapnya tidak menarik ternyata terasa sungguh hebat.
Akhirnya Dr. Sinta klimaks dan air juice memeknya keluar juga dengan banyaknya dan kelihatan meleleh pada liang memeknya. Kali pertama Dr. Sinta mendapat orgasme dari persetubuhannya dengan penis yang udah disunat. Sebelumnya teman lelakinya yang masih berkulup yang melayaninya ngentot. Mengerang hebat si amoy cantik saat dia mengalami klimaks. Menggigil badannya merasakan kenikmatan yang amat sangat.
Yoga juga turut orgasme menyusul sang dokter saat melihat amoy muda yang cantik yang digenjotnya itu klimaks dan dia meraung kuat dalam orgasme sambil menembak-nembakkan air kejantannya ke dalam liang memek Dr. Sinta. Perempuan cina itu dapat merasakan cairan panas menerpa kencang ke rongga rahimnya. Pangkal rahimnya terkemut-kemut menyedot benih pria pribumi yang amat banyak. Mungkin dua buah zakar punya Yoga ngecrot disana mengosongkan seluruh amunisinya.
Reza juga tak tertahan lagi saat mulut mungil yang hangat itu membelai batang penisnya. Reza yang belum pernah merasakan kengahatan dari perempuan tak dapat bertahan lama dan menembakkan air maninya ke dalam mulut Dr. Sinta. Dr. Sinta dengan lemah menelan semua mani dari kontol Reza. Terasa anyir tapi ditelan juga.
“Sekarang kau nikmati kontol yang kau hina. Kau bilang tak ingin kontol yang sunat. bagaimana rasanya?”
“Enaak..” Dr. Sinta menjawab dengan perasaan malu.
Sekarang Dr. Sinta mengakui batang penis pria lokal milik dua orang ini lebih nikmat dari batang teman lelakinya. Dia telah salah sangka. Dan dia merasa bersalah karena menghina kontol lelaki ini. Tapi bila dipikirkan ada pula hikmahnya. Dia dapat menikmati batang penis yang dipotong kulit penutupnya. Rasanya juga nikmat. Dr. Sinta mulai berpikir untuk menyuruh teman lelakinya dikhitan juga.
Reza dan Yoga mengenakan pakaian dan meninggalkan dokter cina tersebut terbaring kecapekan di lantai.
“Tak sempat aku merasakan memeknya amoy. Hisapannya pasti dahsyat, aku sudah tak tahan.” Reza mengeluh perlahan.
“Kau jangan sedih. Minggu depan kita garap lagi dokter cina tu.”
Yoga dan Reza tertawa berderai dalam mobil. Yoga dan Reza membuat rencana mereka selanjutnya. Apalagi Reza bersikukuh ingin menikmati juga memek milik amoy yang cantik itu. Kali ini mereka akan mengajak seorang teman dekat mereka yang juga ingin merasai memek amoy yang ketat itu. Maklum saja dua orang jejaka jones ini belum pernah merasai nikmatnya ngentot. Hanya nyabun dan coli saja yang mereka tahu, itupun sudah terasa nikmat yang tak terhingga.
Perawanku – Cerita Sex Gairah Sex Bu Firdha, Guru Biologi Berjilbab Yang Alim, Hari itu aku berangkat mengajar pagi-pagi ke sekolah. Habis mau bagaimana lagi, tempat tinggalku agak jauh dari tempatku mengajar. O,ya aku mengajar di SMA negeri di kota X. Sekolah ini termasuk unggulan, namun bukan dalam hal akademisnya melainkan dalam hal ekskulnya.
Setiap pulang para siswa terlebih dahulu mengikuti ekskul hingga sore hari. Karena termasuk sekolah baru, guru yang mengajar umumnya masih muda. Mereka rata-rata tidak ada yang berumur lebih dari 30 tahun. Sedangkan aku sendiri termasuk guru senior karena yang pertama masuk sejak pertama kali sekolah ini didirikan (disamping umurku juga yang mendekati 40-an).
Jam 6 pagi aku sudah berada di ruangan guru. Disitu baru nampak beberapa pengajar yang sudah hadir bersamaan. Diantara mereka ada yang amat menarik perhatianku dari semenjak ia pertama kali bergabung bersama staf pengajar di sekolah ini. Namanya Firdhayanti biasa dipanggil oleh lingkungan sekolah Bu Firdha dan dia mengajar biologi. Selain mengajar biologi, dia juga menjadi pengurus UKS maklum sekolah kami masih baru 2 tahun berdiri jadinya minim SDM. Bagiku dia termasuk kategori perempuan yang manis, umurnya terpaut 15 tahun lebih muda dariku. Tingginya dibawah beberapa senti dariku dengan berat badan yang ideal.
Perempuan itu selalu berpenampilan rapi dengan secarik kain jilbab menghiasi kepalanya. Dia baru mulai mengajar sekitar 2 bulan yang lalu. Pagi itu Firdha datang memakai baju lengan panjang berwarna biru muda dipadu dengan rok panjang sewarna pula sedangkan jilbab yang dikenakanannya berwarna putih bermotifkan bunga, amat serasi. Sejujurnya, yang membuat aku begitu tertarik padanya diluar wajahnya yang manis menggemaskan itu tidak lain karena bentuk tubuhnya yang aduhai mengundang birahiku.
Pakaian yang dikenakannya selalu terlihat agak ketat entah disengaja atau tidak. Dan walaupun jilbab yang dikenakannya panjang selengan namun ukuran payudaranya yang montok selalu tersembul dari balik baju dan jilbabnya. Belum lagi kalau memperhatikan saat ia berjalan, pantatnya yang montok itu selalu bergoyang naik turun membuat selalu tidak konsen.
Akibat sering membayangkan Firdha jadinya aku sering berfantasi sedang menyetubuhinya dalam keadaan dia telanjang namun tetap mengenakan jilbabnya. Tentu merupakan hal yang menarik apabila wanita berjilbab namun tidak berbusana. Selama ini aku hanya bisa mengkhayal Firdha yang berjilbab telanjang di depanku. Memikirkan hal itu aku jadi sering merasa horny. Sampai-sampai aku bertekad untuk bisa melancarkan hasrat terpendam yang begitu menyiksa ini.
Pukul 1 siang dan bel pulang berbunyi dan aku masih berada di lingkungan sekolah ini sampai sore karena memang hari itu aku punya jadwal untuk mengajar les tambahan untuk anak kelas 2. mulai jam 2 siang hingga 4 sore.
Tak terasa sudah jam 4 sore. Semua murid les pulang, sedangkan aku masih ada di sekolah untuk membereskan perlengkap an mengajarku.
Aku berjalan menuju ruang guru untuk beres-beres pulang.
Sore hari itu sekolah yang tadinya ramai kini menjadi sepi.
kulihat nampak tas kepunyaan Firdha masih ada di ruangan. Nampaknya guru lainnya sudah pulang sedangkan dia masih di sekolah. Aku penasaran mencari tahu keberadaan perempuan cantik itu . Tapi sebelumnya aku ingin sekali cuci muka melepas kepenatan selama mengajar tadi. Segera aku menuju kamar mandi dekat ruang guru. Di sana hanya ada 2 kamar mandi satu untuk pria satu untuk wanita. Namun dindingnya tidak membatasi dengan sempurna, ada sekitar 30 cm celah di atas dinding yang membatasi kamar mandi itu.
Perlahan kubuka pintu kamar mandi khusus guru pria dan belum lagi kututup pintunya aku mendengar suara desahan pelan dari kamar mandi sebelah. Terkesima dengan suara yang aku dengar, segera kuberjingkat-jingkat menaiki bak mandi untuk mengintip ke kamar mandi sebelah. Saat mengintip aku terkejut bukan kepalang karena ternyata di sana kulihat Firdha, guru berjilbab yang mempunyai wajah manis nan menggemaskan itu sedang berjongkok tanpa mengenakan rok panjangnya. Terlihat roknya berada di gantungan kamar mandi. Saat itu dia memandangi gambar di ponselnya. Aku menduga dia tengah menonton blue film, karena terlihat dia tidak bisa mengendalikan diri dan menggosok-gosok vaginanya.
Tak kusangka walaupun berjilbab, Firdha terlihat sangat birahi. Kuabadikan masturbasi guru berjilbab tersebut dalam ponsel kameraku. Firdha tidak sampai mengerang, mungkin dia takut ketahuan apabila terdengar orang lain. Melihat ia sedang bermasturbasi membuat gairah birahi mulai menguasai pikiranku. Tak dinyana, kesempatan untuk melampiaskan hasratku padanya telah muncul dengan sendirinya.
Kira-kira 15 menit setelah Firdha guru biologi berjilbab yang “alim” itu baru keluar dari kamar mandi. Sekali lagi kulihat-lihat rekaman video dan foto hasil jepretanku tadi. Kulihat seeorang wanita manis berjilbab dengan tangan yang sedang asyik memainkan jemarinya di vaginanya. Kakinya terlihat putih dan mulus sekali. Ini menjadikan birahiku semakin meluap-luap. Segera aku bergegas menuju ruangan guru seraya menghampirinya yang sedang duduk. Kemudian dengan tanpa basa-basi kuelus-elus kepalanya yang berjilbab putih dengan motif bunganya. Dengan gerak refleks guru berjilbab itu terlompat dari duduknya.
“Astaga! Kurang ajar! Apaan sih maksud pak Dino!”, hardik Firdha yang terkaget-kaget dengan kelakuanku terhadapnya tadi dengan wajah memerah karena marah.
Tanpa banyak omong kutunjukkan fotonya saat bermasturbasi tadi, kulihat dia sangat shock.
“Dengar sayang, kalo kamu sampai berani menolak melayaniku, foto dan video ini akan kusebar luaskan”, ancamku seraya mendekatinya lalu mengelus-elus jilbabnya.
Dia hanya bisa terdiam tanpa kata-kata. Sekilas kemudian kujambak jilbabnya agar dia mengikutiku menuju ruang UKS. Sesampainya di sana pintu kukunci.
“Firdha meskipun kamu pakai jilbab ternyata libidonya tinggi juga yah?”, kataku sembari tersenyum penuh kemenangan.
Guru cantik berjilbab itu hanya bisa diam tertunduk sambil duduk di kursi. Air matanya hampir keluar. Kudekati ia seraya menjamah dan mengelus kepalanya yang berjilbab. “Sudahlah sayang kamu tidak usah banyak tingkah. Yang penting kamu tinggal ikut saja apa mauku semuanya pasti beres. Yakinlah kamu akan segera tahu apa bedanya main sendirian dengan main berpasangan”, ucapku lagi seraya menurunkan ritsluiting celanaku. Melihat hal itu wajah Firdha semakin tertunduk. Aku hanya bisa tertawa kecil melihat ia serasa tidak berdaya.
Setelah celanaku melorot seluruhnya kebawah segera kuperintah Firdha untuk menurunkan celana dalamku seraya memintanya untuk mulai mengoral penisku. Mulanya ia berontak namun karena ancamanku yang akan menyebarkan gambar dan video yang memalukan itu akhirnya dengan sangat terpaksa dia menurutiku karena takut gambarnya tersebar. Dari tempatnya duduk, sambil berdiri kuusap-usap kepalanya yang berjilbab itu saat mulut Firdha perlahan mulai memainkan penisku. Air matanya terlihat menetes membasahi jilbabnya.
Namun aku hanya tersenyum lebar penuh kemenangan sambil mengusap-usap jilbabnya. “Sshh…mmmhh…ennak sekallii sayaangg..”, desahku saat penisku keluar masuk mulutnya. “Mmmh…slurp…cupp..”, desah suara dan bunyi yang dari mulut guru berjilbab itu menahan birahi yang nampaknya mulai merasuki dirinya. Ya, sepertinya ia mulai terangsang karena saat ia sedang mengoralku tanganku yang satu lagi asik meremas-remas payudara montok miliknya dari luar busananya.
Sekitar 10 menit kemudian kurasakan gejolak yang tidak tertahankan di ujung penisku. Nampaknya aku tak mampu lagi menahan lebih lama dan, “Croot…croott”, spermaku keluar dengan deras. Karena kaget Firdha melepas hisapannya sehingga spermaku tidak hanya menodai wajah manisnya namun juga jilbabnya. Kulihat jilbabnya yang bermotif bunga kini bertambah dengan bercak-bercak spermaku. Namun aku belum puas. Kuperintahkan dia melepas semua bajunya namun tetap mamakai jilbabnya. Dan aku juga segera melepas bajuku.
Fantasiku melihat Firdha yang berjilbab namun tidak berbusana akhirnya terpenuhi” kataku dalam hati.
Kulihat dugaanku tidak salah, Firdha terlihat menantang walau telanjang tanpa melepas jilbabnya. Dadanya montok seolah minta untuk diemut. Segera kuraih dada kanannya dan kukulum dengan rakus.
“Ohh…ah..ah…ah..”, walau kupaksa ternyata Firdha terdengar amat menikmatinya. Kulihat wajahnya di balik jilbab ketika sedang horny, hal itu segera membuat penisku kembali tegang. Lalu kubaringkan Firdha di ranjang yang berada dalam ruangan UKS dan kuserbu mulut guru berjilbab itu dengan nafsunya. Sembari menciuminya tangan kananku meremas buah dada montok miliknya itu sedangkan tanganku yang kiri mulai mengelus dan memainkan vaginanya. Sekitar 10 menit kulakukan hal itu. Kemudian kupandangi wajahnya yang cantik masih terbalut jilbab nampak sedang terangsang karena ulahku.
Terasa jemariku yang bermain di vaginanya mulai kebasahan akibat cairan kewanitaan yang keluar dari dalam. “Hmm…nampaknya dia benar-benar sudah terangsang” ujarku dalam hati. Sejurus kemudian kubalik tubuhnya seraya menunggingkan bokongnya yang sekal itu. Lalu kulebarkan kedua paha putih mulus guru berjilbab itu. Sembari mencengkeram pantatnya dengan tangan kananku, tangan kiriku membimbing penisku menyodok perlahan ke dalam belahan vagina Firdha.
“Ouhh…”, desahnya dengan tubuh bergetar kala kupenetrasi liang surgawi miliknya. Perlahan tapi pasti penisku masuk sesenti demi sesenti dan rasanya sempit sekali. Dan akhirnya setelah berjuang beberapa menit penisku bisa menembus dalam-dalam sampai menyentuh dinding rahim miliknya.
“UUhhhh..”, hela nafasku sembari melirik kebawah. Kulihat batang penisku tidak seluruhnya masuk tersisa sesenti. Dan yang tidak kusangka-sangka ternyata dari situ tidak terlihat adanya darah tanda keperawanan. “Hmm…Sepertinya Firdha sudah tidak lagi perawan”, ujar batinku namun tidak kupedulikan karena yang penting sekarang menuntaskan birahi yang selama ini kupendam padanya habis-habisan. Perlahan kugenjot tubuh sintal guru berjilbab ini seraya kedua tanganku mencengkram bongkahan pantatnya yang montok. Seperti joki yang memacu kuda. “Ohhh…nikmat sekali milikmu sayang…”, racauku seraya menggenjot penisku keluar masuk.
“Ouuhhh…uuuhh…ahhhh…ppakkk…dinnoo…”, balasnya mendesah penuh nikmat. Dari belakang dapat kulihat jelas kedua tangannya meremas-remas kasur menahan nikmat. Sedangkan kepalanya yang terbungkus jilbab menggeleng ke kanan dan ke kiri dengan wajahnya yang cantik nampak seperti terbuai oleh nikmatnya sodokanku dari belakang. “Plak…plakk…”, bunyi selangkanganku beradu dengan pantatnya yang sekal ini.
Sekitar 15 menit dapat kurasakan penisku sudah tidak dapat lagi menahan gejolak sperma yang akan keluar.
“Sayyanggh…akkkuuu…keluarr…nnih…!”, seruku yang akan klimaks. “Akkhh…ppakk…Dinn…”, sahut Firdha dengan wajah mendongak keatas yang ternyata juga akan mencapai puncak orgasmenya. “Ooohhh…”, desahku panjang saat kubenamkan penisku dalam-dalam bersamaan dengan keluarnya spermaku kedalam vaginanya. Setelah keluar semua. kuambil rok panjang biru milik guru jilbab ini untuk membersihkan penisku dan vaginanya dari cairan yang keluar baik dari milik kami berdua.
Setelah aku merasa kembali mendapatkan tenaga menggenjot Firdha, kuminta dia untuk berbaring telentang. Tanpa membuang waktu segera kuaduk-aduk vaginanya. Dia terlihat sangat menikmati permainanku ini. Puas dengan posisi itu, gantian aku yang telentang, kemudian kuminta dia menggenjot penisku dari atas. Jepitan vaginanya terasa nikmat sekali. Genjotannya yang liar membuatku tidak bisa bertahan lama. Tujuh menit kemudian aku memuncratkan spermaku di lubang kenikmatan Firdha. Terlihat wajahnya yang manis menunjukkan ekspresi kepuasan.
Sehabis itu kami ngobrol sebentar sambil memakai pakaian kami kembali. Dan dari situ muncul pengakuan kalau dulu Firdha pernah nge-seks dengan pacarnya sebelum pakai jilbab. Sebelum berpisah aku mendapatkan kesepakatan dengan guru berjilbab ini apabila aku berjanji tidak akan pernah menyebarkan foto dan video yang kuambil di kamar mandi tadi, dia bersedia berhubungan seks denganku lagi. Tentunya lain kali dengan menggunakan pengaman! Setelah memeluk dan melumat bibirnya yang manis itu kami segera keluar sekolah karena takut ketahuan orang lain.
Tak terasa hari hampir gelap kulihat Firdha segera menuju tempat parkir dan menutupi jilbabnya yang penuh sperma dengan helm sepeda motor, mungkin dia malu bila ketahuan ada sperma di jilbabnya. Akupun segera pulang dengan senyum kepuasan di wajah karena kutahu, mulai besok aku akan menjalani hari dengan penuh gairah birahi!
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
Perawanku – Ini dia Cerita Ngentot yang bercerita tentang Gadis SMA bernama Amalia yang kocokan bikin aku merem melek. waktu itu adalah hari ulang tahun sekolah tempat gue belajar 2,5 tahun belakangan ini. hari jadi sekolah merupakan hari yang sangat bahagia bagi kami siswa siswi yang sekolah disana kerana kami semua ga dapet belajar tentunya dan udah dari 3 hari sebelumnya melakukan berbagai persiapan untuk acara hari itu!
Pada hari jadinya sekolah kami mengadakan berbagai acara yang sangat heboh dan ga kalah seru pastinya sob! mulai dari pentas musik aneka band, aneka lomba2 seperti lomba antar kelas sampai lomba modern dance. Namun lomba modern dance ini tidak diadakan antarkelas, tetapi antarangkatan yang membuat acara ini seru adalah suporter dari masing2 kelas dan angkatan yang saling adu mulut sampai adu jotos untuk team yang mereka jagokan!biasalah anak muda seperti kami egonya lagi tinggi-tingginya
Ok kembali ke acara ulang tahun sekolah gue ini dimulai dari pukul 9 pagi. Namun gue datang pukul 11 siang!hehe.. maklum lah anak bandel yang suka nyari sensasi dan sengaja gue datangnya telat hanya untuk nonton band2 ibu kota dan menyaksikan lomba modern dance saja. Dan akhirnya saat yang dinanti datang juga.
Modern dance angkatan kelas 3 yaitu angkatan gue sendiri yang beranggotakan 5 orang. Namun yang gue kenal dekat hanya melia yang memiliki nama lengkap Putri Amelia Candra. ohhh ya gw kok sudah mengenalin orang lain padahal gue aja belom kenalan!he..nama gw ryo sob nama panjangnya ga usah deh ya jelek soalnya.
Acara pun dimulai dari penampilan kelas 1 lalu iikuti kelas 2 dan yang menjadi penutup adalah kelas 3. Mereka mulai masuk ke tengah lapangan. Pakaian yang mereka kenakan cukup seksi. Walaupun di bagian perutnya tidak terbuka. Pakaian yang mereka kenakan cukup ketat pastinya, menonjolkan payudara payudara mereka yang baru ‘tumbuh’.
Cukup membuat mata murid murid lelaki melotot. Dengan diiringi lagu-lagu techno mereka semua yang muda belia seumuran gue meliak-liukan badannya dengan seksi. Seiring lompatan atau gerakan seksi mereka payudara mereka bergoyang-goyang indah dan bergetar-getar!indahnya serasa dunia saat itu
Mata saya hanya tertuju pada melia. Selain karena wajahnya yang cantik, ia juga memiliki payudara yang cukup seksi tentunya. Rambutnya yang tergerai panjang menambah seksi tubuh indahnya. Walaupun ada pula teman 1 tim dancernya yang saya pikir cukup bohai juga.
Mulai dari payudara yang lebih besar dari melia, ia juga memiliki paha yang gempal. Namun perhatian gue tetap tertuju pada melia. Wajar aja gue merhatiin terus, menurut gue dia cewek paling seksi secara fisik maupun non.Setelah mereka bermodern dance ria & membangkitkan gairah pada laki-laki, dengan keringat bercucuran di kening, leher & bagian-bagian lainnya, mereka segera berganti baju.
melia segera menuju kelas untuk kembali mengenakn seragamnya. Seiring langkahnya berjalan, payudaranya yang baru tumbuh bergoyang-goyang. Kemudian setelah ia mengambil pakaian ganti dari tasnya, ia pun menuju ke wc untuk berganti baju.
Lalu gue ikutin dia dr belakang. Terlihat, tali branya nyeplak karena keringat yg basah ke tubuhnya. wowww sedapnyo. Setelah masuk itu, ia masuk ke kamar mandi. Tanpa ia sadari bra dan celana dalemnya yg berwarna hitam jatuh di depan pintu kamar mandi.
Gue pun langsung saja mengambil bra an cdnya yang jatuh tersebut dan langsung gue pegang. Gue pun masuk ke kamar mandi cowo dengan tujuan mau kencing tanpa maksud untuk menyembunyikan ke dua barang tersebut. Di dalam pikiran gue, gue akan berikan setelah gue kencing.
Setelah gue kencing, gue liat amelia mondar-mandir di sekitar kamar mandi. Langsung aja gue tegor,
“Nyari apa melia?”
“Eh lo ryo, ini nih gue nyari bh sm cd gue, lo lyat gak?”
“Ohhh, ini mksd lo?” Langsung gue tunjukin bra dan cdnya.
“Iya, ni dia yg gue cari. Ni lo nemu dimana?”
“Ni tdi jatoh. Lo ga tau…”
“Oh yawdh, thanks ya ryo.
“Iya sm2 melia.”
“Ywdh deh, gue mo ganti baju dulu yah. Gerah banget nih.”
“Ngapain melia?”
“Ganti baaajuuu… knp?? Mo ikuuut??” Tanya amelia nakal.
“Hhhee. Emg boleh melia??”
“Hmmm…” dia ngeliat ke sekitar. Setelah itu dia langsung nyruh masuk gue untuk 1 kamar mandi dengannya.
“Ywdh yuk masuk.”
“melia, gue mo kencing dulu yah. Lo jangan ngintip.” Langsung gue buka clana gue sambil ngebelakangin amelia. Trus kencing. dan Tiba-tiba melia berkata
“Oh my god. Gede banget ryo barang (Kontol gue) lo” Gue pun kaget.
“melia, dibilang jangan ngintip. Ko ngintip sih?”
“Hhehe. Sori ryo, abis gak sengaja… hehee boong ding, gue penasaran aja pengen liat…”
“Ah, dsar lo melia. Ywdh, ganti baju tadi katanya mo ganti baju?”
“Ywdah”Gue pun memakai clana gue lagi.
Amelia pun sibuk membuka baju dancenya. Trus celananya. Trus branya. Lalu cdnya.
Gue pun merhatiin semuanya.
“Eh ryo, jgn ngeliatin ke sini dong.” Sambil ia menutupi toketnya yg sekel dengan tangan kirinya. Trus memiawnya juga ditutupin sama cdnya yang baru dibuka.
“Hehehe. gue penasaran juga melia…”
“Penasaran??”
“Iya”
“Lo juga tadi penasaran sama barang gue kan?”
“Iya sih” sambil ia senyum-senyum.
“melia, gue mo remes2 toket lo dong. Boleh ga?”
“Ha? Tai lo ryo. Emang lo siapa gue!!”
“Bentar aja melia”
“Tapi gue juga pegang2 barang lo ya ryo? Biar adil.”
“Oh yawdah”dan gw pun ngebuka resleting gue. Nyingkap CD gue. Trus ngeluarin Kontol gue.
Gue dengan semangat ngeremes2 toket amelia yg sekel. Tapi dia agak takut2 buat megang Kontol gue.
“Knp melia? Pegang dong… gue aja udah megang toket lo nih. Sekel banget sih melia toket lo?”
“Ihh, gue baru pertama nih megang barang cowo. Hahaha.”
“Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…”
dan gue mencoba membawa tangannya buat megang Kontol gue secara pelan2 dan sedikit paksaan akhirnya, Kontol gue pun tersentuh oleh tangan amelia.
“Oowwhhh… kocok2 dong melia…” Pinta gue.
Dia pun agak malu2 pas mau ngocok Kontol gue.
Akhirnya pelan2 dia kocok Kontol gue. gue pun sambil ngeremes2 toket dia.
“Owwhhh… enak melia… agak kenceng dong megangnya…”
“Iya… ohh gede bgt sih ryo?? Lo dah ngaceng ya nih??”
“Iya udah lah. Secara gue ngeremes2 toket lo udah nafsu gini. Pasti dah ngaceng.”
“melia… gue isep yah toket lo??”
“Ihh, gila lo ah.”
“Bentar…”
“Ywdah… nih…” ia pun menyodorkan toketnya ke mulut gue. Tapi ia ngelepasin kocokannya dari Kontol gue.
“melia, sambil kocokin Kontol gue juga dong. Jangan berenti…”
“Uwhh… iya iya… cerewet lo ahh…” Dia pun ngocok Kontol gue agak cepet.
“Aahhhh… ohhhh… enak meliaa…” suara gue mendesah. Trus gue kenyot2 toketny.
“Ahhh… yg cepet lagi melia… oohh… uuhhh… ssshhh…” sambil gue kulum lehernya, trus ke bibirnya.
“melia, sepongin dong sebentar…”
“Ha?”
“Sepongiiin… masukin Kontol gue ke mulut lo… trus kocokin pake mulut lo…”
“Aaahhh!! Gak ahh!! Pake tangan aja yah ryo? Nnti kpn2 deh.” Amelia nolak.
“Bentar meliaa… pengen nihh…” gue memohon.
“Ah lo ryo. Ywdah, tp bentar aja ya”
“iya, sampe keluar…”
“Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut gue!!”
“Iya, gak… nnti kalo gue dah mau muncrat gue cabut Kontol gue dari mulut lo…”
“Yaudah, maen cepet yaa. Takut dicurigain nih gue ntr sama anak2 yang laen.”
“iya” jwab gue.
Amelia pun jongkok di depan gue. Mulutnya pas banget udah berhadepan sama Kontol gue.
Gue pun menyodorkan Kontol gue ke mulutnya. Amelia pun tanpa ragu lagi membuka mulutnya lebar2. gue terus dorong semua Kontol gue masuk ke mulutnya amelia. Setelah itu dia rapetin mulutnya dan mulai menggerakan mulutnya maju mundur sambil skali2 mainin lidah dan bibirnya buat mijet2 Kontol gue.
Kontol gue kerasa agak2 anget. Trus juga ada rasa2 lembek2 enak yg berasal dari lidahnya.
Itu semua gue imbangin dengan ikut gerak2in Kontol gue maju mundur.
“Ooohh… meliaaa… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh… ooohhh… sshhhh…” sambil gue belai2 rambutny yg ga terlalu panjang.
“Mmmhhhhh… mmmmhh… mhhhh…” amelia pun mendesah smbil terus nyepongin Kontol gue.
“Ooohhhhhhhhh… teeruusss meliaaaa… ooohhh… eeennnaaakkk… terus melia…”
“Mmhh… mmhhhh…”
“Cepetin lagii meliaaa…” pint ague.
“Mmmhhh… mhhhh… mmmhhhhhhmmhhhh…” amelia pun sedkit agak kewalahan nyepongin Kontol gue.
“Aaahhhh… ooouhhhcchhh… enak meliaaa… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh”
Amelia pun semakin mempercepat kocokan mulutnya di mulut gue. Gue pun mengimbangin dengan memajumundurkan Kontol gue di mulutnya.
Saking terasa cepatnya. Akhirnya gue udah ngerasain kalo peju gue mau keluar.
“Aaohhh… meliaa… gue mau keluar nihhhh…”
Dengan cepat dia ngelepasin mulutnya dari Kontol gue. Trus dia berdiri dari yg sebelumnya pas nyepongin gue dalam posisi jongkok. Gue pun meraih tangan kanannya. Trus gue tuntun buat megang Kontol gue yang udah ngaceng banget krn mau keluar.
“Kocokin yang cepet melia…”
Amelia pun mengocok Kontol gue cepet. Pas dia lagi ngocokin Kontol gue, gue kissing bibirnya yang imut2, sambil kadang2 gue remes2 toketnya yang sekel gak terlalu gede.
Akhirnya setelah kira2 3 menit dikocokin pake tangannya.
“Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… gue mauuu keluarrrrr nihh…”
“Uwwhh, ywdah keluarin aja ryo…” dia pun ngarahin Kontol gue ke wc biar peju gue nnti langsung ke buang ke lubang wc tanpa berceceran di lantai.
“Aaarghhh… oooooooooouhhhhhhhh… sssssssshhhhhhhhhhh… aaaaah… gue keluar meliaaa…” akhirnya peju gue pun keluar. Peju gue muncrat 7x. dari mulai banyak sampe keluar setetes setetes.
“Oouhwwww… gila ryo, banyak banget peju lo… duuhh kena tangan gue lagi nih…” amelia pun ngelepasin tangannya dari Kontol gue. Trus dia ngebersihin tangannya yang kena peju gue sedikit pake aer di gayung.
“Uuffhh… iya nih melia, udah lama sih gue gak colai… tapi akhirnya sekarang gue malah dicoliin sama lo… capek nih melia… melia bersihin dong peju gue nih dikit lagi pake mulut lo…” pinta gue kea ca.
“Apa?” amelia kaget.
“Jilatin dikit nih ujung Kontol gue, kan masih ad sisa2 pejunya…”
“Ih males. Gak ah. Jijik gue.”
“Yah, tanggung nih melia… dikit lagi”
“Gak. Nnti aja yah kapan2 ryo…” amelia memberi harapan.
“Huh. Dsar lo melia. Tanggung juga nih. Ywdah deh.”
“Nih gue bersihin peju lo yang di sini aja nih.” Kata Amelia sambil nyiramin aer ke dalem wc yang sebelumnya banyak peju gue.
Setelah nyiramin peju gue yang berceceran di wc, amelia pun kembali berganti baju. Begitu juga gue. Gue pun memakai celana dalem gue lagi kemudian resleting celana panjang gue.
Gue perhatiin amelia. Ia kleiatan seksi banget. Satu persatu ia kenakan pakaiannya. Mulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang juga berwarna hitam. Namun ia agak kesulitan saat akan mengaitkan branya. Lalu ia pun meminta tolong gue.
“ryo tolong pakein dong.” Ia pun membelakangi gue meminta mengaitkan pengait branya.
“Tapi ada syaratnya yaa…” ucap gue ngeledek.
“Syarat apaan?”
“Tebak dong”
“Hmmm apa ya. Ga tau ah! Udah cepetan pakein!!” ia pun agak sedikit ngotot.
“Itu tuh.” Gue pun menunjuk ke arah memiawnya.
“Ohh ini… lo mau ngewe sama gue?” amelia pun bertanya dengan nada agak sedikit kaget.
“Iaa, gue pengen ngewe sm lo melia… blh ga?”
“Anjjrriitt lo ryo, apa masih kurang yg skrg?”
“Kurang laaaah… gue mau nyicipin tubuh lo pake Kontol gue…”
“Aaaaaaaahhh!”
“Sssstt, jgn kenceng2 melia… Ayoo dong meliaaaa… kpn2 yaaahh?? Ga sekarang kok…” ucap gue memohon lagi.
“Gue masih virgin laaahh ryoo.”
“Ahh yakinnn lo??”
“IYA!”
“Kalo dari toket lo yg gue pegang tadi sih kayanya lo udah ga virgin deh…”
“Hah? Tau dari mana lo???”
“Ya tau laaahh, kalo toket cewe yang udah ga virgin tuh udah agak kendor sedikit, ga terlalu sekel banget…”
“Hahhha gila ya lo, kayanya udah ahli banget nih soal beginian”. Sambil dia sibuk merapikan bajunya.
“Iya dong, makanya kapan2 mau nyoba ngewe sama gue ga?”
“Hmmm gimana yaaaaa, yaa liat nanti aja deehhh”. Sambil berkaca di cermin kecil sambil merapikan rambut dan poninya.
“Yawdahhh nnti kpn2 kita coba yaa??” Ucap gue memastikan.
“Iya ahh, ywdah, gue mau balik ke anak2 dulu nih. Ntr gue dicurigain lagi ganti baju doang kok lama banget.” Dia pun membuka pintu dan keluar dari kamar mandi.
“Sipp, ati2 lo. Thankss meliaa atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”“Haahh, bakalan enak nih kalo seandainya nanti gue ML sama dia” Pikir gue.
dan setelah berapa menit gue keluar dari toilet tersebut perasaan menyesal pun datang menghampiri! biasalah penyesalan selalu datangnya belakangan dan ga pernah duluan! menyesal kenapa ryo? he…menyesal kenapa ya ga gue paksa melia untuk langsung aja ngajakin ngentot!hahahaha…
sambil ngebayangin seandainya pas didalam toilet cewek tersebut gw ngentot sama melia, tapi gw punya obsesi untuk ngedapetin perawan si melia bagaimapun caranya gw harus yang pertama meniduri dia kalau masih perawan!
Perawanku – Nаmаku Rio,Kеbеtulаn mаlаm itu аku mеnginар di rumаh Mbak Nurul, kаrеnа ѕаngking ngаntuknуа аku tеrtidur di ѕоfа. Lаlu Sеkitаr jаm 4 раgiаn аku mеndаdаk tеrbаngun.
Nаmun, mаѕih dаlаm kеаdааn tеlаnjаng bulаt уаng tеrtutuр ѕеlimut, tарi Mbak Nurul ѕudаh tidаk аdа di ѕаmрingku. Ah mungkin, diа рindаh kе kаmаr tidur bаrеng dеngаn аnаknуа” рikirku.
Aku bеrdiri dаn mеnсаri сеlаnа dаlаmku, kаrеnа gеlар gulitа аku bеruѕаhа mеnghiduрkаn lаmрu. Pаѕ… lаmрu mеnуаlа аdа ѕuаrа wаnitа уg mеnjеrit, tеrnуаtа реrеmрuаn itu mаѕih rеmаjа уg umurnуа ѕеkitаr belasan tаhunаn gitu lаh, dаn diа kаgеt kаrеnа mеlihаtku tеlаnjаng bulаt.
Aku mеnutuр mulutku dеngаn jаriku, mаkѕudnуа mеnуuruhnуа diаm. KuMbakаti diа dаn kujеlаѕkаn bаhwа аku tеmаnnуа Mbak Nurul, kаrеnа ѕеdаng аku mеnginар diѕini. Diарun mеmаhаmi dаn mеmbеritаhuku bаhwа tаdi diа hаnуа ѕроntаn kаgеt ѕаjа.
Lаlu diа mеnjеlаѕkаn kаlаu diа ѕеbаgаi реmbаntunуа Mbak Nurul di rumаh ini. Kеbеtulаn kаgеtnуа bаruѕаn itu kаrеnа kаgеt mеlihаtku ѕеdаng tеlаnjаng.
Aku tаnуа diа kеnара kаgеt mеlihаtku tеlаnjаng, еmаngnуа bеlum реrnаh рunуа расаr уа…?
Diа mеngаku udаh рunуа расаr, tеtарi bеlum реrnаh mеlihаtnуа tеlаnjаng.
Kutаnуа lаgi, kаlаu расаrаn ngараin аjа ѕаmа diа…? jаwаbnуа jujur kаtаnуа сumа реrnаh сiumаn dаn dirаbа-rаbа ѕuѕunуа аjа, tарi bеlum реrnаh ѕаmраi tеlаnjаng bulаt.
bеrаrti mаѕih реrаwаn dоng…? tаnуаku ѕроntаn
Diа mеngаnggukkаn kераlа dеngаn mаlu-mаlu. Kuреrhаtikаn mаtаnуа mеlirik kе аrаh реniѕku tарi mаѕih mаlu-mаlu. Aku рurа-рurа ngаk tаu dаn сuеk ѕаjа ѕеrtа ѕеngаjа ngаk buru-buru mеmаkаi сеlаnаku lаgi. Dаlаm kеаdааn tеlаnjаng bulаt dаn mеmintаnуа untuk mеngаmbilkаn сеlаnаku, аku duduk di ruаng mаkаn уg hаnуа bеrbаtаѕ ѕеbuаh bufеt dаri ruаng tаmu.
Diа mеmbаwаkаn раkаiаnku dаn реrtаmа-tаmа аku аmbil сеlаnа dаlаmku уg ѕеngаjа mеmаkаinуа di dераn gаdiѕ реrаwаn itu. Kеtikа аku ѕudаh mеmаkаi сеlаnа dаlаm, gаdiѕ реrаwаn tеrѕеbut ntаh kеnара diа tеrѕаndung kе tubuhku.
Dеngаn ѕigар аku lаngѕung mеnаngkарnуа, Dеngаn kоndiѕi ѕереrti itu ngаk ѕеngаjа kаmi bеrреlukаn, wаjаhnуа dаn wаjаhku Mbakаt ѕеkаli. Kulераѕkаn реlаn-реlаn tubuhnуа, kеtikа аku lераѕkаn tаngаn diа mаlаh mеnуеntuh bаtаng реniѕku.
Aааwww… Mааf Mbak ngаk ѕеngаjа” uсарnуа
Aku tеrѕеnуum dаn mаlаh mеngаjаknуа untuk mеmреrmаinkаn bаtаng реniѕku”соbа dеh реgаng lаgi ini Mbak, kаlаu tеgаng раѕti kесе kеlihаtаnnуа”uсарku
Lаngѕung ѕаjа аku mеngаmbil tаngаnnуа уаng mеngаrаhkаn kе bаgiаn bаtаng реniѕku.
Iiiiihhh… tаkut Mas” uсарnуа
Udаh gрр kоk” jаwаbku mеmbuаtnуа tеnаng
kаtаnуа kаmu bеlum реrnаh lihаt ini kаn…? Sеkаrаng kаmu bоlеh реgаng ѕерuаѕnуа” uсарku, diа mаlu dаn mеnutuр mаtаnуа untuk mеmеgаng bаtаng реniѕku.
Sungguh роlоѕ ѕеkаli wаnitа ini” рikirku
Akuрun mеrаѕа nikmаt diѕеntuh оlеh tаngаnnуа, wаlаuрun ѕtаtuѕnуа реmbаntu di rumаh ini tеtар ѕаjа nаmаnуа реrаwаn hаruѕ di соbа. Dаri раdа dараt саbе-саbеаn di luаr ѕаnа, tарi rаѕаnуа udаh рlоng buаt ара…?
Sеtеlаh itu kuаrаhkаn tаngаnnуа mаju mundur mеngurut bаtаng реniѕku, kuаjаri diа саrа mеngосоk реniѕ. Kulihаt diа ѕереrtinуа mеnikmаti bаtаng реniѕku, Kubiѕikkаn kе tеlingаnуа.
Mbak kitа mаin уuuukkk…?
Gаk еnаk kаlаu diѕini, tаkut kеtаhuаn Mbak Nurul” uсарnуа
Yа udаh kitа kе kаmаr ѕеbеlаh аjа уuk…?” аwаlnуа ѕih diа mеnоlаk kаrеnа diа mаѕih lugu-lugu gitu, kаrеnа аku ѕudаh bеrреngаlаmаn mеngаtаѕi hаl ini, ѕеhinggа аku kеluаrkаn kаtа-kаtа mutiаrа”ауо lаh gаk bаkаlаn ѕаkit kоk, nаnti kаlаu ѕаkitрun аku bаkаl bеrhеnti dеh” uсар kаtа mutiаrа mаutku
Akhirnуа diа mеnuruti mаu ku, tаnра bаnуаk рrоtеѕ lаgi kаmi lаngѕung реrgi kе kаmаr ѕеbеlаh. Sаmbil bеrjаlаn аku реrhаtikаn bоkоngnуа уаng аduhаi, tеrlihаt kеntаl ѕеkаli раntаtnуа уаng mungkin jаrаng di rаbа-rаbа оlеh lеlаki lаin. Sеѕаmраi di kаmаr kukunсi рintu dаri dаlаm.
Aku mеnуаndаrkаn tubuhnуа di bаlik рintu untuk mеngurut kеmbаli bаtаng реniѕku. tidаk аdа раnduаn уаng аku bеrikаn diа untuk mеngurut, tеtарi di рikir-рikir lihаi jugа diа mеmрrаktеkkаnnуа. Mungkin diа bеrреngаlаmаn dаri ѕumbеr lаin, dаn аku tidаk mеnаnуаkаn hаl itu.
Mbak соbа dеh di еmut аnu ini” uсарku
Diа dеngаn tеgаѕ mеnggеlеngkаn kераlа.
Hауоо lаh… ngаk bаkаlаn kеnара-kеnара kоk” uсарku mеrауunуа lаgi ѕаmbil аku tаrik kераlаnуа kе bаgiаn kоntоlku.
Kеlihаtаn ѕереrti mеmаkѕа, tеtарi ini ѕеmuа аgаr diа mаu mеlаkѕаnаkаn nаfѕuku уаng ѕudаh mеmbаrа. Sеmраt mаѕuk ѕеdikit bаtаng реniѕku, tеtарi аku urungkаn niаt itu lаgi kаrеnа khаwаtir diа mеrаѕаkаn riѕih dаn tidаk mаu lаgi ngеntоt dеngаnku” рikirku jоrоk.
Udаh… Udаh… Mbak” uсарku mеngаkhiri kulumаnnуа
Sеkаrаng kitа duduk di аtаѕ kаѕur уuk… “аjаkku
Kеtikа kаmi ѕudаh bеrаѕа di аtаѕ kаѕur, Kuреluk tubuhnуа еrаt-еrаt ѕаmbil mеnсiumi bibirnуа уаng luсu itu. Sеmеntаrа tаngаnku аktif mеnggеrауаng bаgiаn раntаtnуа, ѕеhinggа аku mеnеmukаn liраtаn сеlаnа dаlаmnуа. kuѕеliрkаn tаngаnku dаn mulаi rеmаѕ-rеmаѕ bаgiаn bоkоngnуа.
Mаѕih mеmеgаng bоkоngnуа аku mulаi mеnurunkаn сеlаnа dаlаmnуа аgаr diа bugil jugа ѕереrti diriku. Kаlаu роѕiѕi ѕереrti ini, kоntоlku ѕiар untuk mеnуеrаng bаgiаn mеmеknуа уаng mаѕih реrаwаn.
Kuаngkаt tubuhnуа dеngаn роѕiѕi tеrlеntаng, ѕеhinggа kоntоlku реrѕiѕ di dераn lubаng mеmеknуа. Lаngkаhku tinggаl 1 ѕаjа, mеndоrоng рinggul kеbаgiаn lubаng mеmеknуа. Sеbеlum аku mulаi реrmаinаn ini, аwаlnуа аku gеѕеk-gеѕеkаn dаhulu bаtаng реniѕku kе mеmеknуа.
Dеngаn gеѕеkаn ѕереrti itu ѕаjа, kеlihаtаn wаjаh gаdiѕ реrаwаn itu mulаi mеmеrаh. Tаmраk kесаngguаnnуа dеngаn реrmаinаn ѕеkѕ ѕереrti ini.
Tаk mаu wаktu tеrbuаng ѕiа-ѕiа аku mеmbеrikаnnуа iѕуаrаt” Mbak udаh ѕiар…?”tаnуаku
Jаngаn kuаt-kuаt Mbak, аku ngаk mаu ѕаkit” uсарnуа
Aku lаngѕung mеmbukа раhаnуа lеbаr-lеbаr, kulihаt vаginаnуа уg bеrѕih tеrlihаt ѕереrti dаging ѕеgаr dеngаn gаriѕ luruѕ di bеlаhаnnуа. ѕеbаgаi tаndа bеnаr-bеnаr mеmеknуа mаѕih murni.
Itilnуа рun tidаk kеlihаtаn, ѕаngking rараtnуа ini mеmеk аku сukuр kеѕulitаn mеmbuаt diа nаnti tidаk mеnjеrit kеѕаkitаn” рikirku. Dеngаn di аwаli mеmаѕukаn kераlа kоntоlku ѕаjа, diа ѕudаh mеngеrаng “Hmmm… Sѕѕhhh” ѕuаrаnуа еntаh itu kеѕаkitаn аtаu kееnаkаn
Dаn ѕеkаrаng kераlа kоntоlku ѕudаh bеrhаѕil mаѕuk kеbаgiаn mеmеknуа, уаng di bаrеngi dеngаn dаrаh mеngаlir di ѕеkitаr mеmеknуа. Aku tidаk mеmbеritаhunуа аgаr diа tidаk mеngсаnсеl реrmаinаn ini.
Bеntаr уа Mbak, tаhаn dikit dulu”uсарku
Iа hаnуа mеngаnggukkаn kераlа.
Pеrlаhаn аku mаѕukkаn lаgi ѕераrо bаgiаn kоntоlku, dаn аkhirnуа bеrhаѕil mаѕuk ѕеtеngаh dеngаn di iringi kеmbаli ѕuаrа dеѕаhаnnуа
“hhhhmmmm… Sѕѕhhhhhh… Aаааhhhh” ѕuаrаnуа
Bеnаr-bеnаr nikmаt mеmеknуа ini, Vаginаnуа уаng bеgitu ѕеmрit mеmbеri kеhаngаtаn di bаtаng реniѕku. Mungkin lаmа kеlаmааn gоуаngаnku mеmbuаt diа mеrаѕаkаn ѕаkit, аku mеmbаtаlkаn untuk mеnеruѕkаnnуа.
Udаh.. Udаh… Mbak, аku саbut аjа уа bеѕоk kitа lаnjutkаn lаgi”uсарku
Iуа оkе dеh Mas, lаgiаn аku udаh kеѕаkitаn jugа” bаlаѕnуа
Kаlаu gitu, kаmu iѕар lаgi уа dek ѕаmраi kеluаr аir mаni” uсарku
Okе Mas ѕini аku iѕар lаgi” tаmbаhnуа
Sеtеlаh bеbеrара mеnit аku di ѕероng оlеhnуа, dаn аkhirnуа аku ѕаmраi di ujung оrgаѕmе.
Awаѕ Mbak,,, аwаѕ…” ѕаmbil аku саbut kоntоlku dаri mulutѕnуа
Crоооtt… Crrоооt… аir mаni itu munсrаt di bаgiаn рауudаrаnуа
Nаh itu nаmаnуа аirmаni Mbak, kаrеnа аir mаni itu biѕа mеnjаdi аnаk. tарi kаmu jаngаn khаwаtir kаrеnа аir mаninуа di luаr dаn kаmu tidаk аkаn biѕа hаmil.” uсарku.
Sudаh рuаѕ dеngаn mаlаm itu, kаmi mеngаkhiri реrmаinаn ѕеkѕ tеrѕеbut dеngаn mаlаm ѕеlаnjutnуа.
Kаlаu di сеritаkаn сukuр раnjаng, kаrеnа hаmрir 2 аtаu 3 mаlаm аku bаru bеrhаѕil mеmbuаtnуа tidаk реrаwаn lаgi оlеh ѕеnjаtа hаndаlаnku уаng раnjаng bеѕаr.
Perawanku – Cerita Sex Ngentot Jilbab Perawan, Ada satu orang yang membuatku sangat penasaran. Namanya Fatimah, umurnya sekitar 22 tahun, dia anak koas dari perguruan tinggi negeri dari kota yang sama.Kebetulan aku jadi residennya. Wajahnya cantik dan tatapannya teduh, dia juga berjilbab lebar berbeda dengan anak lainnya, walaupun affairan aku pun sebenernya ada juga yang berjilbab, tapi tidak seperti dia.
Tinggi semampai sekitar 165 cm, dengan tubuh yang padat tidak kurus dan tidak gemuk, sesuai seleraku. Jilbabnya pun tidak mampu menutupi lekukan dadanya, aku taksir kalau tidak 36B mungkin 36C. Tutur katanya yang lembut dan halus benar-benar membuatku mabuk. Apalagi dia sangat menjaga pergaulan. Sesekali aku coba berusaha bicara dengannya tapi dia selalu menundukkan wajahnya setiap bicara denganku. Dia pun tidak menyambut tangaku ketika aku ajak untuk bersalaman. Kulit putihnya sangat halus ketika aku coba perhatika di pipi dan ujung tangannya, tahi lalat di atas bibir semakin menambah kesan manis darinya. “Mah…kita makan bareng yuk, aku yang traktir.
Ujarku berusaha membujuk untuk bisa pergi bareng. Terima kasih Dok…saya dengan teman-teman saja. Ujarnya halus. Jangan panggil Dok…panggil saja kak. “baik Dok…eh…kak”. “tapi terima kasih tawarannyaaku bareng teman saja…”, “kalau begitu sekalian ajak saja teman kamu” setengah berharap dia mau menerima. “terima kasih Dok..eh kak, nanti merepotkan, teman-temanku makannya banyak lho” sahut dia sambil tetap menundukkan kepalanya. Kadang gurauan ringan itu yang tidak pernah aku dapatkan dari pacarku atau teman affair-ku. aku tersenyum kecil mendengar alasannya yang sangat lucu…humoris juga dia, “baiklah…mungkin lain kali” kataku “oh ya, jika ada apa-apa masalah administrasi di sini atau masalah kerjaan jangan sungkan bicara aja ya, nanti aku bantu” aku masih berusaha mencari celah.“Terima kasi pak ehh..kak…
Saya pamit” sambil berlaluAku perhatikan dari belakang, roknya yang juga lebar tidak bisa menutupi lekukan pantatnya yang bergoyang mengikuti langkah kakinya..perfect…aku menggeleng. Dia berbeda sekali dengan nita…anak koas 2 tahun lalu yang pernah aku perawani juga. Sama-sama berjilbab walau tak selebar dia. Nita pun awalnya agak jual mahal…walau aku tau dari cara memandangnya dia suka aku. Dengan beberapa rayuan akhirnya aku bisa memerawani dia di sebuah hotel. Tidak dengan paksaan dan sangat mudah. Affair kita berlalu dengan selesainya masa koas dia, juga karena dia tahu aku punya affair juga dengan temannya. Dia berbeda sekali, sulit sekali menaklukannya. Setiap aku melihat dia selalu aku lihat setiap geriknya, senyumnya, tawanya, selalu terbayang. Saat aku sedang melamun tiba-tiba dari arah belakangku ada yang memeluk dan terus menarikku. “Ngelamun nih…” dengan suara yang diparaukan
“Mhh…Rasya…kamu nih ganggu saja” sambil melepaskan pelukan dia. “kamu sekarang jarang ke ruangku lagi” rengeknya.Rasya ini sesama dokter di sini, umurnya sekitar 27 tahun dan sudah bersuami. Sayangnya suaminya bekerja di lepas pantai sehingga jarang bertemu dan memberikan nafkah bathin padanya.Memang aku sering ke ruangnya dulu…sekedar bercumbu dengan bumbu oral yang bisa membuat dia melayang. Tapi kami tidak pernah sampai melakukan jauh karena dia pun tidak mau, ya akupun tidak memaksa. Tidak semua affairku selalu aku tiduri…yang penting ada penawaran rindu dan bisa memuaskanku walau tidak sampai melakukan senggama.
“Aku sibuk Rasy…banyak yang melahirkan juga jadi residen” ujarku sambil memegang pinggangnya.“tidak ada waktu untuk aku?…sebentar saja…” lalu dia memagut bibirku dan selanjutnya kami pun bercumbu.Satu persatu aku buka kancing blousenya aku temukan dua gunung kembar yang jarang dijamah pemiliknya. Aku cumbu dan ciumi dengan lembut. Tapi…sepintas aku ingat Fatimah lagi dan akupun menghentikan aktifitasku. “Kok berhenti…” Rasya pasti sedang mulai terangsang. “Maaf Rasy…aku ga konsen banyak pekerjaan…”. “Ya sudah…” ujarnya tersungut sambil mengancing kembali blousnya terus berlalu. Sore itu aku sedang membantu persalinan, sengaja aku panggil
Fatimah untuk mendampingiku. Wajahnya senang sekali karena jarang mendapat kesempatan untuk mendampingi dokter saat persalinan seperti ini.Tidak mungkin kan semua masuk, ya aku beralasan yang lain tunggu giliran. DIa berusaha menjadi asistenku dengan baik, saat memberikan gunting aku sengaja pura-pura tidak tahu menyentuh tangannya…tapi langsung dia tarik. Gagal lagi upayaku…tapi aku sudah senang dengan melihat wajahnya dari dekat selama persalinan itu. Sekeluar dari ruang bersalin “Terima kasih ya kak…jarang ada kesempatan begitu…”. “Kamu mau aku bikin begitu…” sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan lewat. “yee…ga lah, makanya cepet cari istri sana…”sambil tersenyum dan berlalu. Aku kaget…kok dia tau ya…
Sore itu langit mendung dan gelap sekali. Hujan mulai turun rintik-rintik, aku memacu FORTUNER ku ke luar ruang parkir. Aku melihat Fatimah berlari keluar sambil menutupi kepalanya dengan tas agar tidak terkena hujan.“kesempatan”…tin..tin..a ku klakson dia. “Mau pulang? bareng aja yuk…kayaknya mau hujan besar nih” selalu saja aku cari kesempatan. “Terima kasih kak…aku naik angkot saja…sudah biasa kok” katanya. hujanpun makin deras.“bener lho…ga apa-apa kok aku antar kamu sampe kos”.“Terima kasih kak, ga enak kalau dilihat orang bisa jadi fitnah”mhh…gilaa…ini semakin membuatku jatuh cinta sama dia, aku janji dalam hati, kalau saja aku bisa dapatkan dia aku akan putuskan semua affairku, aku benar-benar jatuh cinta pada dia. Tidak berapa lama hujan semakin deras,
Bahkan aku sulit melihat jalan saking derasnya hujan. Sampai aku tertidur jam 10 malam ini hujan masih juga belum berhenti. Keesokan harinya, aku harus membantu persalinan lagi dan aku mencari Fatimah.“Fatimah tidak masuk hari ini dok” sahut Rinda teman sekampusnya sambil membedong bayi di ruang bayi.“Dia sakit? aku mau minta tolong bantu persalinan lagi” kataku.“Tidak tau dok…saya tidak dapat kabarnya” sahutnya sambil melihatku dengan sopan.Aku lihat Rinda manis juga, berjilbab lebar sama dengan Fatimah, walau tidak secantik Fatimah, Rinda bisa juga dikatakan high quality. Tingginya paling hanya 155 atau 160 cm, tapi tubuhnya proporsional. Dadanya tidak sampai terlihat betul lekukannya seperti Fatimah, kulitnya kuning bersih, kacamata yang dia kenakan semakin membuatntya lebih terlihat anggun. Aku pandangi seluruh tubuhnya, berbeda juga dengan Fatimah, dia tidak sungkan untuk berbicara langsung dan melihatku, walaupun dia juga sama-sama menjaga pergaulan. “Ya sudah kamu saja ya…bantu saya persalinan…”dia tersenyum senang “Terima kasih dok…”Keesokan harinya aku masih belum menemukan Fatimah. akhirnya aku di bantu Rinda lagi “Kamu tau nomor telepon atau kos Fatimah Rin..”
“Tidak dok…kita beda kos…kenapa gitu?” “mhh..atau dokter…hihihi…suka sama dia ya” sahutnya sambil tersenyum “tidak…cuma dia itu cekatan dan pintar…makanya saya suka sekali kalau diasisteni dia…lagian juga dia ngga akan mau sama aku ini”. “Iya dok…banyak yang sudah mau khitbah dia..tapi dia tidak mau…dia mau selesaikan dulu kuliahnya…dia itu baik dan cantik lagi” sambil mengikuti langkahku di ruang persalinan. “Kamu juga cantik…” aku mulai mengeluarkan racunku, kalau ga dapet yang poin 9 ya minimal 7 atau 8 juga tidak apa-apa. Yang penting aku pengen sekali bisa memerawani wanita berjilbab lebar ini. Karena setauku mereka selalu menjaga diri dan pergaulannya. Tantangan tersendiri untuk aku.Rinda tidak menjawab, hanya tersenyum sambil menunduk. Hari keempat baru kulihat Fatimah datang, namun tak seperti biasanya. Biasanya Fatimah selalu ceria, kali ini tidak. Wajahnya murung dan tatapannya kosong. Kulihat teman-temannya berusaha bertanya dan berkumpul di sekitarnya. Entah apa yang mereka bicarakan terkadang Fatimah tersenyum walau getir. Saat istirahat ku coba dekati. “Kamu sakit Mah?” “Nggak kak” lemah sekali bicaranya “Kenapa kamu murung, ada masalah?” “ah nggak kok” Fatimah mencoba tersenyum walau aku lihat tidak bisa menutupi kemurungannya. “Ngga ada masalah cuma agak kurang sehat aja, maaf saya mau makan dulu kak” sambil berlalu meninggalkanku. “Ya sudah kalau kamu ngga apa-apa, kalau kamu butuh bantuan jangan ragu minta tolong ke aku ya” “iya kak, terima kasih” Esokan hari-nya hari jum’at, aku berencana pulang agak cepat. Maksudku, aku mau tidur dulu sebelum agak malam nanti aku bangun dan pergi clubbing di club terkenal di kota ini. Ketika aku sedang membereskan buku dan berkas yang aku masukkan ke tas, tiba-tiba pintu kantorku di ketuk, “Silahkan masuk”.“Maaf, apa saya mengganggu
kakak…” aku lihat sesosok wanita dengan kemeja pink berbalut blazer putik khas dokter, jilbab pink dan rok putih. Cantik sekali dia terlihat. Wajahnya sambil agak menunduk walau dia coba beranikan diri melihat wajahku. “Ada apa Mah, tidak menggnggu kok, saya sedang membereskan berkas” ujarku santai. “Ada yang bisa saya bantu?” “Kakak besok ada acara?” Aku tersentak, tumben sekali dia bicara ini. “Tidak…tidak…ada apa? besok aku bebas kok” Aku melupakan janjiku untuk bertemu Dian, passienku yang pernah aku tolong persalinannya. Dia hamil oleh pacarnya, tapi kemudian pacarnya pergi tidak bertanggung jawab. Karena aku yang menolongnya hubungan kamipun dekat, dan tidak perlu dijelaskan detail apa yang kami lakukan, karena bukan inti dari cerita ini, yang pasti kami lakukan dengan aman. “Saya mau minta tolong, besok aku mau pindah kos, apa kakak bisa bantu bawakan barang” “Oh…tentu, jam berapa?” “AKu tunggu di kos ku ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tuliskan dulu” Fatimahpun menuliskan alamat pada secarik kertas di atas mejaku, aku terus memandanginya tanpa berkedip. perfect girl.“Terima kasih kak, maaf sekali saya sudah merepotkan” sambi memberikan kertas kepadaku, sedikit nakal aku pura-pura tidak sengaja menyentuh tangannya. lembut sekali dan…tak seperti biasanya dia menarik tangannya, kali ini dia membiarkan tanganku menyentuh tangannya. Fatimah pun berlalu sambil meninggalkan gerak pinggul yang sangat menarik, “aku harus memilikinya”. Aku segara batalkan semua agenda dan janjiku, aku segera tidur dan tidak sabar menunggu datangnya esok. Saat pertama kali berdua dengan dia. Esokan harinya aku datang tepat waktu di alamat yang sudah diberikannya. Sebuah rumah kos yang cukup besar walau agak tua, bangunan inti pemilik rumah ada di depan, sedangkan bagian depannya gedung baru berlantai 2 dengan pola bangunan khas tempat kos. Aku lihat beberapa orang berkumpul dihalaman depan juga Fatimah dengan mengenakan jilbab putih, kemeja biru dan rok panjang biru donker. “Kenapa pindah nduk…padahal ibu seneng kamu di sini, kamu suka bantuin ibu” kata seorang wanita berumur lebih dari separuh baya. “iya bu…aku mau cari suasana lain aja, supaya aku bisa tenang bikin laporan” “Kalau kak Fatimah ngga ada, kalau diantara kita ada yang sakit siapa yang bantuin” seorang wanita muda yang aku tebak masih maha siswa juga menimpali. Fatimah tersenyum sambil mengacak-acak rambut teman kosnya itu “kamu boleh kok main ke sana”. “Bu, kenalkan ini dokter Budi, yang bantuin saya pindahan” sambil mengenalkan aku tanpa sedikitpun mengenalkan aku pada seorang pria tua yang ada di sebelah ibu kosnya itu. Sama sekali wajahnya tidak bersahabat.“Oala aku kira bojo mu nduk…gantenge…” ku tersenyum dalam hati mendengarkan ucapan ibu kosnya itu.“ah ibu bisa aja…” Fatimah tersipu. Aku berharap itu menjadi nyata, dan tidak hanya menjadi pacarnya tapi aku bisa mengambil semuanya dari dia.Semua temannya berusaha membantu memasukkan kardus ke dalam fortunerku, tidak lama hanya 1 jam semua barang sudah dimasukkan. Kami pun segera pamit, pertama kali dia duduk bersebelahan denganku. AKu menancap gas stelah sebelumnya melambaikan tangan dulu pada ibu kos itu dan teman-temannya, wajah pria tua yang aku kira adalah suami dari ibu kos itu masih tetap tidak bersahabat. Mataku coba melirik nakal padanya, tatapannya kosong melihat pemandangan di sekitar jendela. Lekukan dadanya begitu nampak dan close up di hadapanku, napasnya naik turun semakin membusungkan dadanya yang tertutup jilbab putihnya. Rok biru donkernya berbahan lembut, sehingga gampang jatuh, aku lihat bagian tengah rok antara kedua pahanya jatuh ke paha sehingga menampakkan bentuk pahanya yang jenjang dan penuh. Fatimah masih menikmati pemandangan sisi jalan dan tidak sadar kalau aku memperhatikan tubuhnya. Aku memacu mobil menuju alamat yang sudah dia beritahukan sebelumnya. Di perumahan itu, rumah type 21 yang dia tempati. Luas tanahnya masih sangat luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri rumah masih kosong dan membuat jarak dengan rumah disampingnya. Aku pun segera membantu menurunkan barang dan membereskan barang di rumah tersebut, hanya berdua. aku pandangi wajahnya, perhatikan tiap lekuk tubuhnya yang membuat penisku tegang. Sore itu aku mandi di rumah kontrakannya, aku tidak pernah lupa membawa alat mandi di mobilku. begitu juga Fatimah yang mandi sebelum aku, meninggalkan bau harum menyengat di kamar mandi. “Kak, makan malam di sini saja ya, sudah aku masakkan” tawarnya “Baik lah, pasti masakannya enak sekali” timpalku, padahal aku masih ingin berlama-lama dengan dia.Selepas makan malam kami pun bercengkrama. Semua barang telah kami rapihkan bersama, hari itu aku habiskan waktu bersama. “Akhirnya selesai juga ya Mah, capek juga ya” sahutku mencoba mencairkan suasana, sambil duduk di sebelahnya yang sedang mengupaskan mangga untukku. Fatimah tersenyum manis sekali, “Iya kak, kakak capek ya, mau aku suapin mangganya?”.aku kaget dengan tawarannya aku berusaha tenang “boleh”. Dia pun memberikan mangga yang ada ditangannya, dengan nakal aku coba melahap mangga sampai ke jarinya, sehingga bibirku menyentuh jarinya. Dia tarik jarinya dari mulutku pelan sekali, sambil tersenyum. “oh god…sweet” ujarku dalam hati. “Mangganya manis…apalagi sambil lihat kamu” aku memancing. Fatimah hanya tersenyum, “mau lagi?” tawarnya, akupun mengangguk. Suapan kedua ini jarinya lebih lama berada di dalam mulutku. Sengaja tidak aku lepaskan dan si empunya jari lentik itu tidak keberatan, dia hanya diam menunggu. Tangan kiriku menyentuh tangan kanannya itu lembut, dia tidak menolak. aku tempatkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sambil menatap wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata kami saling menatap, wajah kami semakin mendekat…dekat dan dekat…sehingga aku rasakan nafasnya menentuh wajahku. Tangan kananku meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu. sedikit aku tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya bisa aku rasakan. Ini mungkin rasanya seorang wanita yang pertama kali melakukan kissing, wanita yang selama ini berusaha menjaga kehormatannya dan tidak pernah disentuh siapapun sebelumnya. Matanya terkatup, cantik sekali dia malam ini. Akupun mendekatkan bibirku dengan bibirnya, aku pagut lembut…dia tidak membalas juga tidak menolak.Kembai aku pagut bibirnya, lembut dan manis kurasakan. ku pagut bibir ats dan bawahnya bergantian. Kali ini dia mulai merespon, dia membalas pagutanku dengan memagut bibirku juga, basah dan indah.Pagutan kami semakin liar, aku pindahkan kedua tanganku disamping wajahnya dengan posisi jari jempol menempel ke pipinya yang lembut.Keempat jariku berada di bawah telinganya yang masih tertutup jilbab. aku semakin menarik wajahnya mendekatiku, kecupanku semakin liar yang aku yakin membangkitkan gairahnya.“mhh…ummm….aummmmm…” bergantian kami mengecupi bibir kami. Kini tangan kiriku melingkari leher hingga kepundak belakangnya, sedangkan tangan kananku menyusup melalui bawah jilbab putihnya yang lebar kemudian mencari gundukan lembut tepat di dadanya. Tangan kananku menyentuh sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra. “Mhh…payudara yang sangat indah”. Tangan kananku pun mulai meremas lembut payudara itu. “ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Fatimah kaget dan mendesah sambil tetap berpagutan dengan bibirku. Sekitar 2 menit meremas-remas dada kirinya, tangan kananku mencoba mencari kancing kemejanya. Dan ku buka satu demi satu hingga meninggalkan beberapa kancing bagian bawah yang tetap terpasang.Tangan kananku lebih aktif lgi masuk ke dalam kemejanya, benar saj, gundukan itu sangat lembut, ketika kulit tanganku bersentuhan dengan kulit payudaranya yang halus sekali. Tanganku menyusup diantar bra dan payudaranya, meremas lembut dan sesekali memilin putingnya yang kecil dan nampak sudah mengeras. “mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutnya terus meracau mencoba menikmati setiap remasanku, matanya masih saja terpejam seolah dia tidak mau melihat kejadian ini atau dia sedang berusaha benar-benar meresapi rangsangan yang aku buat. Aku tarik pundaknya sehingga tubuhnya terbaring ke samping kiriku, dan aku pun menarik bibirku dari bibirnya dengan sedikit suara kecupan yang menggambarkan dua bibir yang sudah lengket dan sulit dilepaskan. “mhuachh…aahhh” wajahnya memerah dan matanya masih terpejam, cantik sekali. Kini tangan kananku mengangkat jilbabnya ke atas, memberikan ruang agar kepalaku bisa masuk kedalamnya. AKu mencium bau harum dari keringatnya yang mulai mengalir. Dalam keremangan aku milihat leher jenjangnya yang putih dan halus, tanpa membiarkan waktu berlalu aku segera mengecupnya lembut dan kecupanku semakin ganas di lehernya “aahhh….eengg…ehhhh…aahhh ….aaa hhh….” mulutnya tak berhenti meracau. Tangan kananya meraih belakang kepalaku dan menekankan kepalaku agar semakin menempel di lehernya, sedangkan tangan kirinya mendekap punggungku. Untungnya jarang rumah ini dengan rumah sebelah lumayan jauh, sehingga desahan kami tidak terdengar oleh rumah sebelah. Aku tidak lupa meninggalkan cupang di lehernya, lalu ciumanku pun turun ke dadanya. Tangan kananku mencari sesuatu di balik punggungnya, ya kait bra. Setelah aku dapatkan langsung aku lepaskan. Terlepaslah bra yang selama ini menutupi keduap payudara indah itu agar tidak meloncat keluar. lalu tangan kananku menarik bra agak ke atas ke leher Fatimah, sehingga terpampang dua gunung kembar yang sangat mengagumkan. Benar saja 36C. Aku mulai mencium payudara kanan Fatimah, aku lakukan masih di dalam jilbabnya, dan akupun tidak melepas semua kancing kemejanya, sehingga tidak semua bagian tubuhnya terlihat. Namun, itu membuat sensasi percintaan semakin terasa, tangan kananku sibuk meremas payudara kananya yang saat ini sudah tidak berpenutup lagi. “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..m hhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Fatimah tidak kuat menahan rangsangan ini, kepalanya menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kanannya semakin kuat membekap wajahku ke arah dadanya. Kini tangan kananku melepas remasan di dadanya, mulai turun ke bawah, menyentuh kakinya yang masih ber kaos kaki. tangan kananku menarik roknya menyusuri betis yang tertutup kaos kaki panjang hampir selutut, setelah itu tanganku menemukan kulit halus yang putih. Tangan kananku menyusuri paha kirinya dan membuat roknya terangkat sebatas perut. tangan kananku membelai-belai paha kirinya dan ciumanku sekarang sudah mendarat di payudara kirinya. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….k k…ahh …”, nafas Fatimah semakin tersengal-sengal, aku tidak lupa meninggalkan cupang juga di payudara kirinya yang sangat lembut. Penisku semakin tegang. Lalu aku tarik wajahku dari dadanya, aku duduk di samping tubuhnya yang terbaring. Bulir keringat mulai membasahi wajahnya yang putih, nafasnya tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok bagian kiri sudah terangkat sampai ke perut, menyisakan pemandangan paha putih jenjang nan indah, namun betisnya tertutup kaos kaki yang cukup panjang. Tangan kananku masuk ke bawah kedua lututnya, tangan kiriku masuk ke dalam lehernya, aku pun memagutnya lagi dan dia faham apa yang aku maksud. Dia kalungkan kedua tangannya ke belakang kepalaku. “Jangan di sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarku sambil mengangkatnya, birbir kami tak henti berpagutan. Lalu aku rbahkan tubuhnya ke kasur busa tanpa dipan khas milik anak kos. nafasnya terus tersengal, kedua tangannya meremas kain sprei kasurnya itu. Kini aku berada di kedua kakinya, aku coba tarik roknya sampai sebatas perut dan aku kangkangkan kakinya. Ciumanku mendarat di bagian bawah perut, “eenngg…ahhh…” aku tau dia merasa geli dan terangsang hebat, sambil kedua tanganku mencoba menurunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya pun tidak menggambarkan penolakan, bahkan dia agak mengangkat pantatnya ketika tangan ku mencoba melepas celana dalamnya sehingga mudah melewati bagian pantan dan tidak berapa lama terlepas sudah celana penutup itu. Vagina muda berwarna pink yang sangat indah, ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup. Baunya pun sangat wangi. Tapi aku tidak ingin buru-buru, aku ingin Fatimah membiasakan suasananya dulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke bagian sensitif paha belakang sambil mengangkat kakinya ke atas. lalu pada sat yang tepat aku mulai turunkan ciumanku di antara selangkangannya. “kaakk…ahh…”, aku mencoba menjilati bagian luar vaginanya dari bawah ke atas, vagina itu mulai lembab dan basah. Lalu aku renggangkan lebih luas lagi kakinya, dan aku sibak labia mayoda dan labia minora vaginanya, aku temukan lubang ke wanitaan yang masih sempit namun berwarna merah seakan bekas luka atau lecet. AKu tidak mempedulukan, karena aku melihat cairan bening meleleh dari dalam lubang kewanitaan Fatimah, lalu aku jilati dan lidahku pun nakal mencoba masuk ke dalam lubang kewnitaan itu, terus mencari dan mencari…lalu kecupanku pindah ke atas menemukan benjolan kecil tepat di bawah garis vagina atas, aku gigit-gigit kecil, aku cium aku sedot, tidak ketinggalan tangan kananku mencoba sedikit demi sedikit masuk ke vaginanya. “aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh …ahhh …akakak…aahh..kakak… aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalanya bergeleng tidak teratur ke kanan dan kekiri,kedua tangannya semakin kuat menggenggam sprei yang dikenakan pada kasur busa tersebut. ciumanku semakin kuat dan ganas, cairan kewanitaan semakin deras keluar dari lubang kewanitaan Fatimah. secara bergantian lidahku merangsang lubang vagina dan clitoris, dan tangan kananku pun tidak tinggal dia. Jika lidahku sedang merangsang klitoris maka jari tangan kananku berusaha meransang pubang vagina, juga ketika lidahku bermain-main dan mencoba masuk lebih dalam ke lubang vagina, jempol tanganku merangang dengan menggesek dan menekan-nekan clitoris Fatimah. “aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhh h…eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan kananya sekarang meremas-remas rambutku dan menekan kepalaku agar lebih dalam lagi mengeksplorasi vaginanya. Sekitar 15 menit aku mengekplor vaginanya, dia menjambak rambutku dan kemudian mendorongku. Sekarang posisi kami sama-sama duduk, nafasnya tersengal-sengal tapi sekarang dia berani membuka matanya menatapku, keringat mengucur dari tubh kami. Tiba-tiba bibirnya langsung menyerbu bibirku, ciuman kali ini amat liar terkadang gigi kami beradu, lidah kami saliang bertukar ludah, lidahku coba masuk ke rongga mulutnya, menjilati dinding-dinding mulutnya. AKu sangat kaget ketika tangannya menarik kaosku ke atas, melewati mulut kami yang tengah beradu, kemudian ciumannya turun ke leherku dan ke dadaku. Tanganya tidak berhenti sampai di situ, dia mulai membuka ikat pinggang celanaku, saat bibirnya masih menciumi dadaku, tangannya menurunkan celanaku dan kemudian celana dalamku. Penisku yang diameternya 6 cm dan panjangnya hampir 20 cm mengacung tegak, kini tangan kananya menggengam penisku, aku pun berdiri dan kini wajah ayunya berada di depan penisku hanya beberapa senti saja. ku lihat dia menelan ludah, apa mungkin dia kaget dengan ukuran ini atau mungkin dia masih ragu melakukan ini. Aku pegang kepalanya yang masih menggunakan jilbab putih yang mulai kusut. kudekatkan penisku dengan bibirnya, bibirnya masih terkatup ketika ujung penisku menempel pada bibirnya, mungkin dia masih bingung apa yang dilakukannya. “Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” lalu dia buka bibirnya sedikit dan mencium ujung penisku, kaku, tapi menimbulkan sensasi yang dahsyat, selain karena bibirnya yang lembut, hangat dan basah menyentuh ujung penisku, melihat seorang wanita yang masih berpakaian lengkap dengan jilbabnya itu hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. “cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirnya berkali-kali mengulum ujung penisku, sedikit-demi sedikit kulumannya semakin masuk. AKu lihat dia masih kaku dan belum lihat melakukan itu, tapi bagiku sensasi luar biasa. “mhhh…aauuuummm…uummhh”akhirny a mulutnya berani memasukkan penisku, walau tidak sampai masuk semua, karena penisku terlalu panjang dan itu akan menyakitkannya. “shh…ahh…terus Mah…keluar masukin…” Fatimah pun mengikuti perintahku dia memaju mundurkan kepalanya. “aahh…sayang…terus”…”mhh. .uhmm hh..cuuupp..muuh” Fatimah terus melakukan aktifitasnya. hanya 5 menit lalu dia berhenti. “Kak…Fatimah ngga tahan…” diapun menarik tubuhku dan aku kini sama-sama duduk berhadapan. Aku tahu, dia dalam kondisi puncak, dia tidak dapat lagi menahan libidonya, akupun merebahkannya dan menindihnya. AKu regangkan kedua kakinya. Fatimah tampak pasrah dia memandangiku dan memperhatikan penisku yang tepat dihadapan vaginanya. Aku lupa sesuatu, segera ku raih celanaku yang tercecer di samping dan mengambil sesuatu di dompet. Ya, aku selalus edia kondom di dompet setelah ku buka dan akan kupasangkan, Fatimah menampik tanganku. “ngga usah pake itu kak…aku ingin jadi milik kakak seutuhnya” aku tersentak dengan ucapannya “Kamu yakin Mah?” Fatimah mengangguk. Kini kuarahkan ujung penisku mendekati lubang kewanitaannya “Tahan ya Mah…agak sakit…” Tangan kananku menggenggam batang penis dan digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir kemaluan Fatimah, hingga Fatimah merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Aku terus berusaha menekan senjataku ke dalam kemaluan Fatimah yang memang sudah sangat basah itu. Perlahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan Fatimah. “Tahan kaak…sakii..t” dia merintih sambi menggigit bibir bawahnya. Aku pun menghentikan kegiatanku sementara, sambil menunggu aku maju mundurkan kepala penisku ke bibir kemaluannya supaya bibir kemaluannya mulai menyesuaikan. Matanya masih terpejam dan terus menggigit bibir bawahnya, nafasnya tersengal. Sedikit demi sedikit aku masukkan kembali, pelan tapi pasti. Setiap penisku masuk Fatimah melengguh menahan sakit. Vaginanya masih sempit tapi tanpa halangan penisku mulai masuk ke dalam. Dengan kasar Aku tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Fatimah. Dengan tak kuasa menahan diri dan berteriak, mungkin sakit. Dari mulut Fatimah terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”, disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Fatimah mencengkeram dengan kuat pinggangku. Beberapa saat kemudian aku mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Fatimah berusaha memegang lenganku, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penisku pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Fatimah mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajahku, dengan takjub. Fatimah berusaha bernafas dan …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara aku tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas. Fatimah sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Aku menggerakkan tubuhku, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya. Setiap kali aku menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisku ke dalam vagina Fatimah, maka klitoris Fatimah terjepit pada batang penisku dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisku yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Fatimah menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Sementara tanganku yang lain tidak dibiarkan menganggur. Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung menahan nikmat, kemudian aku sibak jilbabnya dan terlihat dua payudara indahnya yang masih sembunyi dibalik kemeja yang sudha terbuka kancing bagian atasnya, branya pun sudha tersingkap ke atas menambah sensualitas pemandangan saat itu. Aku tarik punggungnya sehingga maskin melengkung ke atas, aku pun terus bermain-main pada bagian dada Fatimah dan Mencium dan kadang menggigit kedua payudara Fatimah secara bergantian. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuatku segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi aku terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks. Ia memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu Semakin erat mendekap kepalaku agar semakin rekat dengan payudaranya, aku tahu pelukan itu adalah penyaluran dari rasa nikmat dan klimaks yang mungkin sebentar lagi dia rasakan. Kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Fatimah terkulai lemas tak berdaya di atas kasur dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku tetap terjepit di dalam liang vaginanya. Itu lah pertama kali dia merasakan indahnya orgasme. Selama proses orgasme yang dialami Fatimah ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan olehku, dimana penisku yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Fatimah dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisku serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisku, terlebih-lebih pada bagian kepala penisku setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Fatimah, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaanku seakan-akan menggila melihat Fatimah yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisku. Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Aku membalik tubuh Fatimah yang telah lemas itu hingga sekarang Fatimah setengah berdiri tertelungkup di dipan dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arahku. Aku ingin melakukan doggy style, tanganku kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Fatimah yang kini menggantung ke bawah, tangunku menyusup lewat kemeja bagian bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan aku menggosok-gosok kepala penisku yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Fatimah dan menempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Fatimah dari belakang. Dengan sedikit dorongan, kepala penisku tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Fatimah, Fatimah melengguh agak kencang..”aahhgg….” ketika penisku mulai menyeruak ke dalam vaginanya lagi. Kedua tanganku memegang pinggul Fatimah dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Fatimah tidak terletak pada dipan lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada kasur. Kedua kaki Fatimah dikaitkan pada pahaku. Kutarik pinggul Fatimah ke arahku, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh…. !”, penisku tersebut terus menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan Aku terus menekan pantatnya sehingga perutnyaku menempel ketat pada pantat Fatimah yang setengah terangkat. Aku memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutku mendesis-desis keenakan merasakan penisku terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Fatimah yang ketat itu. “Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duu u..hh …mhh…teruss…” mulutnya terus mengaduh, tanda nikmat tiada tara yang dia rasakan. Tubuhny amaju mundur terdorong desakan penisku. Karena bagian pantat lebih tinggi dari kepala sehingga kemejanya turn ke bawah memperlihatkan pungguh mulus dan putih yang sebelumnya tidak pernah dilihat siapapun. Tangannya sambil terus meremas seprei dan merebahkan kepanaya di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..adu uhh…k ak….” semakin kencang teriakannya semakin menunjukkan kalau dia akan merasakan klimaks untuk kedua kalinya. AKupun mempercepat doronganku. “terus..kak…ahh…jangan berhenti…ahh…kak,…” Fatimahmeracau semakin tidak karuan. Dan….diapun mendongakkan kepalanya ke atas disertai lengguhan panjang “aaaaaaa……….hhhhhh….” dia klimaks untuk kedua kalinya. AKu cabut penisku dari lubang vaginanya, aku lihat cairan bening semakin banyak meleleh dari vaginanya. Tubuhnya melemas dan lunglai ketika aku lepaskan. Navasnya tersengal, pakaian dan jilbabnya kusut tak karuan. Keringat membuat pakaian dia yang tidak dilepas sama-sakeli menjadi basah. Namun dia memang wanita yang pandai merawat tubuhnya, bahkan keringatnya pun harum sekali baunya. Setelah aku biarkan dia istirahat beberapa menit sambil meresapi orgasme untuk keduakalinya. Kemudian Aku merubah posisi permainan, dengan duduk di sisi tempat tidur dan Fatimah kutarik duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuanku. Aku menempatkan penisku pada bibir kemaluan Fatimah yang tampak pasrah dengan perlakuanku, Lalu aku mendorong sehingga kepala penisku masuk terjepit dalam liang kewanitaan Fatimah, sedangkan tangan kiriku memeluk pinggul Fatimah dan menariknya merapat pada badanku, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penisku menerobos masuk ke dalam kemaluan Fatimah. Tangan kananku memeluk punggung Fatimah dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Fatimah melekat pada badanku. Kepala Fatimah tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulutku bisa melumat bibir Fatimah yang agak basah terbuka itu.Dengan sisa tenaganya Fatimah mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar,
Sehingga penisku seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya. Karena stamina yang sudha terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan Fatimahs emakin melemah. Aku pindahkan kedua tanganku ke arah pinggannya dan tanganku mulai membantu mengangkat dan mendorong pinggul Fatimah agar terus bergoyang. Aku ihat penisku timbul tenggelam dibekap lubang vaginanya yang hangat. Rintihan tak pernah berhenti keluar dari mulutnya. “shh…ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya teratur, setelah sekian lama dengan posisi itu, Fatimah mulai bangkit lagi libidonya, dengan tenaga sisa dia mulai membantu tangaku dengan menggerakkan pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua tangannya kini merangkul kepalaku dan membenamkannya ke kedua gunug kembarnya yang besar dan halus. Aku tahu dia akan mengalami klimaksnya yang ketiga. Aku kulum dan lumat payudaranya, kepala Fatimah menengadah merasakan nikmat yang tiada tara atas rangsangan pada dua titik tersensitifnya. Tak berselang kemudian, Fatimah merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Fatimah tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Fatimah tak peduli lagi, “Aaduuuh…,
eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”, Fatimah memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku. Kemudian kembaliku gendong dan meletakkan Fatimah di atas meja dengan pantat Fatimah terletak pada tepi dipan dan kasur, kedua kakinya terjulur ke lantai. Aku mengambil posisi diantara kedua paha Fatimah yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku menuntun penisku ke dalam lubang vagina Fatimah yang telah siap di depannya. Aku mendorong penisku masuk ke dalam dan menekan badannya. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Fatimah yang terkapar lemas dan pasrah terhadap apa yang akan aku lakukan. Badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisku. Fatimah benar-benar telah KO dan dibuat benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram Sprei. Dan aku sekarang merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisku. Aku mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…, terus”, dan pinggulku menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu,sehingga buah pelirku menempel ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di dalam liang vagina Fatimah. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”,
sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, aku merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh *an air maninya ke dalam vagina Fatimah. Ada kurang lebih lima detik aku tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Fatimah yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu *an hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya. Aku melihatnya lemas dengan jilbab dan pakaian yang sudah nggak keruan bentuknya lagi. aku melihatnya menunduk sedih sambil menangis. Aku faham, gadis seperti dia tidak mungkin mudah untuk melakukan hal ini, tapi kali ini aku benar-benar membuatnya tak berdaya dan mengikuti nafsu duniawi. “Kak…” dia membuka perakapan ditengah hening kami menikmati pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku peluk dia. “Kakak mau tanggung jawab kan?”
“Kakak mau menikahi Fatimah kan?” parau suaranya terdengar.Aku tersentak aku tak menyangka kalau dia langsungmengatakan itu. Tapi aku benar-benar tidak tega melihat kondisinya yang sudah menyerahkan semuanya kepadaku. Aku pun ingin memilikinya dan mengakhiri semua kebiasan burukku. AKu berjanji meninggalkan pacarku kalau dia mau menikah denganku, kenyataannya sekarang itu sudah di depan mata.“i..iya..Mah…kakak akan tanggung jawab…kakak akan menikahi kamu” sahutku. Dalam wajah sedihnya kuliah bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur dengan saling memeluk seakan berharap agar pagi tak segera hadir. Semenjak kejadian pertama ini, Fatimah jadi agresif dalam hal bercinta.Terkadang dia sendiri yang meminta dientot tanpa aku minta.Berbagai gaya sudah kami coba.Selang berapa tahun kemudian kami menikah dan mempunyai anak satu perempuan yang kita namai Yunita.
Perawanku – Penikmat dan penggemar cerita sex dan juga kumpulan cerita seks mau membaca yang baru ga niy karena ada cerita yang seru buat kamu baca malam ini kalau udah siap langsung di baca aja di bawah ini ya…
Pada suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku Gramedia di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih dan celana katun abu-abu.Sebenarnya potongan badanku sih biasa saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak. Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada yang istimewa denganku.Saat itu keadaan di toko buku tersebut tidak terlalu ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada sekitar 7-8 orang.
Aku segera mendatangi rak bagian majalah. Nah, ketika aku hendak mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak mengambil majalah tersebut. Kami sempat saling merebut sesaat (sepersekian detik) dan kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah tersebut hingga majalah tersebut jatuh ke lantai.“Maaf..” kataku sambil memungut majalah tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan dadanya cukup membusung. “Busyet! molek juga nih ibu-ibu”, pikirku.“Nggak pa-pa kok, nyari majalah X juga yah..
saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet”, katanya sambil tersenyum manis.“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”“Kamu suka juga fotografi yah?”“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanaya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.“Ada yang kelupaan Mbak?”“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?“Les piano di daerah Tebet”“Nggak dianter?“Oh, supir yang nganter.”Kemudian kami terlibat pembicaraan tentang fotografi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan mulut pun jadi haus. Akhirnya Mbak yang bernama Maya tersebut mengajakku makan fast food di lantai bawah.
Aku duduk di dekat jendela dan Mbak Maya duduk di sampingku. Harum parfum dan tubuhnnya membuatku konak. Dan aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat.Busyet dah, lengan kananku selalu bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus mungkin. Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya. Wah dia udah kena nih, pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran tersebut.
“Ke mana?” tanyaku.“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.Kami menggunakan taksi, dan di dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Hawa tubuh kami meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi.Kami tiba di sebuah motel di kawasan kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di belakang Mbak Maya yang berdiri sejajar dengan sang room boy.
Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Mbak Maya, Mbak Maya pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah dengan gesekanku.Ketika room boy meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Mbak Maya dari belakang, kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya. “Mmhh.. kamu nakal sekali deh dari tadi.. hhm, aku sudah tidak tahan nih”, sambil dengan cepat dia membuka bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas batanganku.Dia segera membalikkan tubuhnya, payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung. “Buka dong bajumu”, pintanya dengan penuh kemesraan. Dengan cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat batang kemaluanku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2 cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya.Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu mencari kaitannya). Dan bleggh.., payudaranya sangat besar dan bulat, dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan.Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan kiriku sibuk menurunkan CD-nya. Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya yang cukup jenjang. Nafas Mbak Maya semakin mendengus-dengus dan kedua tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang memencetnya.
Akhirnya mulutku sampai juga ke buah semangkanya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa BH-nya diimpor secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk. Segera kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian antara kiri dan kanan.Setelah cukup puas, aku segera menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian iga, Mbak Maya menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah keras. Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa kali.Kulihat Mbak Maya segera menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus kujilat dengan keras dan cepat. Mbak Maya bergoyang (maju mundur) dengan cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Mbak Maya ingin menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan.Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya. Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Mbak Maya yang tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar.
Dan kuhisap-hisap klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke atas. Mbak Maya menjerit-jerit keras dan tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan pinggulnya yang bergerak melenting ke atas.Terasa liang kewanitaannya sangat basah oleh cairan kenikmatannya. Dan dengan segera kupersiapkan batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, “Slebb..” tidak masuk, hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Mbak Maya merintih kesakitan.“Pelan-pelan Ndi”, pintanya lemah.“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga.
Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku.“Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.“Kenapa Mbak, mau udahan dulu?” bisikku padda Mbak Maya setelah melihatnya kesakitan.“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.Kemudian kumainkan maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kemaluannya ikut masuk ke dalam.
Wah sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk, bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar, terus menempel di batanganku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Mbak Maya yang ketat sekali.Dengan usaha tiga hitungan tersebut, akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Mbak Maya. Terus terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat dari keringatku yang mengalir sangat deras.Setelah Mbak Maya tenang, segera senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Mbak Maya mulai menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku. Akhirnya liang kewanitaan Mbak Maya mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat nikmat.
Baru sekitar 12 menitan menggenjot, tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, “Auuwww..”, jeritannya sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan terbaring lemas.“Istirahat dulu Mbak”, tanyaku.“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.
Tak terasa karena lelah, kami berdua tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya kami tertidur selama tiga jam. Kami pun melanjutkan permainan yang tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta dengan bermacam-macam posisi.
Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti, karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang senggama Mbak Maya tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini lancarlah senjataku memasuki liang sorganya. Tapi permainan ini tidak berlangsung lama karena Mbak Maya harus cepat-cepat pulang menemui anaknya yang sudah pulang dari les piano.Tapi sebelum berpisah kami saling memberikan alamat dan nomer telepon sehingga kami bisa bercinta lagi di lain saat dengan tenang dan damai.
Cerita Sex,Cerita Dewasa,Cerita Mesum,Cerita Panas,Cerita Hot,Cerita Bokep,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Selingkuh,Cerita Sex Perawan.
Perawanku – Cerita Sex Sepongan Mantap Naik Turun Yang Hot, Hari sudah sore ketika aku tiba di terminal Lebak Bulus. Hari itu hari terakhirku menjadi bujangan. 4 hari lagi, aku akan menikahi Mei, kekasihku selama 6 tahun. Hari ini aku pulang ke Jogja, ke tempat kelahiranku untuk bertemu dengan keluarga Hidupku sungguh sempurna.
Tepat setelah aku lulus dari kuliah, aku mendapatkan kerja yang cukup nyaman di sebuah perusahaan telekomunikasi cukup besar daerah Jakarta Selatan. Tinggal jalan kaki ke Pondok Indah Mall. Mei, calon istriku, kemudian menyusul ke Jakarta dan bekerja di sebuah bank di Bintaro. Perjalanan cinta kami bisa dibilang cukup mulus. Benar-benar sebuah hidup yang sempurna. Aku pun bukan orang yang aneh-aneh. Aku dibesarkan dalam keluarga yang cukup religius dan sangat teratur. Sepanjang sejarah kehidupanku, bisa dihitung berapa kali aku melanggar aturan atau norma. Kenakalanku paling besar hanyalah minum tomi (topi miring in case you’re wondering) dan sedikit magadon, waktu acara naik gunung di SMA. Tapi itu dulu.
Hampa kadang terasa. Hidup serasa jalan tol, tanpa rintangan, mulus tanpa gejolak, penuh aturan. Kadang aku ingin, sekali-kali memberontak, melanggar aturan. Sekali dalam seumur hidup.
Aku beranjak di tengah kerumunan calo-calo untuk mencari busku. Sumber Alam. Langgananku selama 2 tahun terakhir.
“Mbak, Sumber Alam yang Bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Manis juga. Item manis sih tepatnya.
“Dereng mas, jogja ya? Mangke setengah jam malih …,” Lho, kok bahasa jawa?
“Nuwun nggih mbak.”
Aku duduk menunggu. Asap bus benar-benar menyesakkan. Aku merasakan diriku sesak napas. dari dulu memang aku tidak pernah suka keramaian dan kesesakan Jakarta. Tapi kepepet sih, harus cari upa (“cari nasi”) di Jakarta.
Tak lama kemudian bis itu datang juga. AB 7766 BK. Aku bergegas naik. 14A. dua tempat duduk. Aku sengaja mencari tempat duduk persis di bawah AC. Biar bisa tidur lelap. Aku segera menutup mata. Mengurangi kebisingan akibat lalu lalang orang mencari tempat duduk.
“Mas, mas, maaf …,” ada suara merdu rupanya. Aku membuka mataku.
“Maaf, apa boleh tukeran sama suami saya? Suami saya dapat tiket tempat duduk di seberang. Soalnya beli tiketnya baru aja tadi.”
Aku melihat ibu yang menyapa tadi. Kemudian melihat suaminya yang tersenyum mengangguk kepadaku di seberang kursi kami, menggendong anak yang kira-kira berusia 5 tahun.
“Aduh, bu, maaf, bukannya saya tidak mau, cuman memang saya sengaja memilih tempat di bawah AC ini bu. Maaf ya,” jawabku agak keberatan. Bukannya apa-apa, tapi aku paling tidak suka diganggu dengan masalah orang yang telat membeli tiket seperti pasangan ini.
Ibu itu cemberut. “Ya sudahlah pa, kita ngalah aja. Aku duduk di sampingnya mas ini aja.”
Whatever. aku kembali menutup mataku.
Perjalanan ini sesungguhnya bakal menyenangkan, kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam itu. Belum lagi suara ibu-ibu di sebelahku ini, yang ya ampun, cerewetnya. Aku jengkel banget.
Hujan mulai turun. Airnya menetes membentuk alur di kaca jendelaku. Masih terjebak di Cawang. Sial.
Untung Cikampek tidak macet. Kendaraan mulai menderu, bertambah cepat. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu deras di sebelah kiri jalan tol. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap. Orang-orang sudah mulai menampakkan kantuk, dan sepertinya suasana menjadi begitu sepi. Uh, begitu romantis. Kalau saja Mei di sampingku, pasti kepalanya sudah bersandar di bahuku, dan tangannya memeluk lenganku. Kalau saja ….
Aku memandang ke samping. Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Si bapak sedang sibuk dengan PDAnya. Tipikal keluarga Jakarta, berumur di akhir 30an dan baru saja mempunyai anak. Tampaknya keluarga berada. Tapi ngapain naik bis ya? Ah, peduli amat.
Aku kembali menutup mataku. Hari berangsur gelap.
“Pengumuman, bapak ibu. Mohon maaf bahwa ada kerusakan teknis yang menyebabkan lampu tidur tidak dapat menyala,” kata kenek bus itu mengagetkan aku.
“huuuuu,” para penumpang menyahut serentak. Sip. aku paling tidak suka lampu tidur yang remang remang. Aku paling suka gelap. Tidurku pasti nyenyak malam ini. Perjalanan yang panjang menuju Yogyakarta.
Aku melirik jamku. Jam 9 malam. Semua orang tampaknya sudah terlelap. Tidak terkecuali ibu dan anak di sampingku. Bus tadi baru saja berhenti di tempat makan. Orang-orang makan malam dan ke belakang. Pasti mereka kekenyangan, dan acara yang paling menyenangkan setelah makan adalah tidur. Hujan masih turun, rintik-rintik. Aku melanjutkan tidurku.
Tidak berapa lama aku terlelap, aku merasakan kaki anak di sebelahku menyentuh kakiku. Sialan. Itu berarti sepatu anak itu kena celanaku. Aku menggeser-geserkan kakiku agar kaki anak itu tidak menekan celanaku. Tentu saja dengan mata terpejam. Tidak disangka, kaki itu balas menggesek. Eee, kurang ajar. Aku segera membuka mataku untuk menegur orang tuanya. Aku terkejut.
Ternyata itu bukan kaki anak kecil. Itu kaki orang dewasa. Kaki ibu itu. Si anak ternyata sudah tidak ada di pangkuan dia. Kemungkinan ada di pangkuan si bapak. Aku segera menutup mataku, pura-pura tidur. Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang lain yang akan terjadi. Aku kembali menggesekkan kakiku, menunggu responsnya. Dan ibu itu balas menggesek. Aku sedikit membuka mataku. Kilatan cahaya dari luar bus memberikan sedikit penglihatan mengenai ibu di sampingku. Matanya juga terpejam ternyata.
Tiba-tiba ibu itu menggeser sedikit tubuhnya. Ya, kearahku. Kami berdua menjadi duduk berdempetan. Sisi samping kananku menempel pada bagian kiri tubuhnya. Harum rambut dan parfumnya mulai merasuki hidungku. Aku mulai terangsang.
Aku mencoba untuk lebih berani. Tubuhku aku condongkan sedikit ke depan, dan kemudian aku bergeser ke arahnya. Sehingga posisi saat itu, lenganku tepat di depan dadanya. Tubuh itu diam saja. Lenganku kemudian ku tekan sedikit ke belakang, sehingga aku bisa merasakan sesuatu yang begitu empuk. Ya, payudaranya. Payudaranya besar. Aku bisa merasakan volumenya ketika lenganku menggeseknya. Dan sangat empuk. Sikuku kemudian membuat gerakan melingkar di dadanya. Pelan sekali, sikuku bergerak. Aku tidak mau membuat ia berpikir macam-macam dan kemudian menamparku.
Tubuh itu diam saja. Kulirik matanya. masih terpejam. Tapi aku mendengar dia menghela napas. Jadi ia terangsang. Aku? sangat terangsang. Aku merasakan dadaku berdentum-dentum. Kepalaku berputar-putar karena aliran darah yang sangat cepat ke otakku. Aku bisa mendengar degup jantungku di telingaku sendiri. Aku akan melakukan dosa. 4 hari sebelum pernikahanku. Sepanjang sejarah hidupku. Tapi perasaan itu, nafsu itu, benar-benar membuat aku tidak tahan …..
lenganku terdiam sebentar dari kegiatan menggesek dadanya. Yang lebih mengejutkan lagi, tangan ibu itu mulai mengelus pahaku. ya, pahaku yang dibalut celana panjang kain warna coklat. Tangannya sangat perlahan mengelus kakiku dari mulai pangkal paha sampai atas lutut. Aku gemetar. Sangat gemetar. Aku tidak tahan ……
Sekarang posisiku berubah. Aku membuka tas dan mengambil sweater. Aku sudah memakai jaket tentu saja, karena aku tidur di bawah AC. tapi sweater tadi untuk maksud lain. Sweater tadi kemudian aku tutupkan di atas dadaku, dan kemudian tanganku kulipat. Apabila dililhat dari jauh, seperti orang yang tangannya kedinginan karena AC. Tapi bukan itu alasannya. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Kami berpandangan sebentar. Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam. Tanganku mulai beraksi. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya. Sangat pelan. Tangan itu mulai menyusuri bukit indah yang tertutup kain, mulai dari tepi. Aku sangat menghayati momen itu. Pelan-pelan kuelus bukit indah itu, dari tepi ke kanan. Sedikit ku remas, tapi tidak banyak. Aku tidak mau menyakiti bukit indah itu. Sungguh, ibu itu mempunyai dada yang sempurna. Besar, dan sangat kenyal. Aku merasakan bahwa dia memakai BH yang berenda. Aku membayangkan bentuknya. Mungkin warnanya hitam. Atau merah. Dan rendanya sedikit tembus pandang. Mungkin cupnya cuma setengah. Mungkin cupnya tidak bisa menahan volume payudara sebesar itu. Oooh, aku semakin terangsang.
Ibu itu mengenakan baju jeans terusan dengan bawahan rok dengan kancing dari dada sampai di lutut. Kain jeansnya untungnya kain yang lemas, sehingga aku bisa merasakan tekstur renda BHnya. Sangat merangsang. Aku melirik sedikit ke arah dia. Dia masih terus mengelus pahaku. Aku tidak sabar. Tangan kananku yang nganggur kemudian memimpin tangannya ke penisku yang sudah tegang. Aha, dia mengerti. Kemudian dia berlanjut mengelus kontur penisku dengan jari telunjuk dan jempolnya yang tercetak jelas di dalam celanaku. OOoh, mantab.
“Besar …..,” desisnya. Matanya tetap terpejam. Mataku juga.
Aku melanjutkan kenakalanku. Kali ini, dua kancing tepat di depan dada besar itu aku buka. Dengan susah payah. Pernah membayangkan membuka kancing-kancing besar pada kain jeans? Yup, susah sekali. Akhirnya dia turun tangan. Tangannya kanannya membantuku membukanya.
Tanganku kemudian masuk pelahan ke dalam bajunya, untuk merasakan keindahan payudara di baliknya. Bayanganku memang menjadi kenyataan. BH setengah cukup yang terlalu kecil, dengan renda yang sangat merangsang. Aku suka sekali renda, terutama apabila renda itu ada di tempat yang tepat. BH dan celana dalam. Aku kembali mengelus dadanya. SEkarang aku sedikit meremasnya. Sensasinya benar-benar luar biasa. Dia mendesis. Kepalaku berdentum-dentum. Jantungku berdebar sangat keras.
“Buka,” bisikku lirih. Mungkin tidak terdengar. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terdengar. Apalagi oleh suaminya yang hanya duduk 50 cm di seberangnya. Ternyata dia mendengar. Dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Agak lama dia membukanya. Selagi dia membuka BHnya, pelahan aku menarik ritsleting celanaku ke bawah. Pelaaan sekali. Setelah itu, aku memelorotkan celana dalamku. Tidak melorot sih sebenarnya. Cuman mengaitkan kolornya ke bagian bawah penisku. Tidak nyaman memang. Tapi sekarang penisku bisa bebas mengacung menunjuk langit. Menanti elusannya.
Sepertinya kait BHnya sudah lepas. Tangan dia sepertinya cerdas, kembali mencari sasarannya yang tadi lepas. Dan dia tidak kaget, kali ini penisku sudah tegak menjulang, keluar dari celana. Kemudian dia seperti terkejut dan kemudian menarik tangannya dan kemudian melipatnya di depan dada. Pura-pura tidur, sambil menutupi dua kancing dadanya yang sudah terbuka lebar.
Sial. ada orang mau ke toilet. dia berjalan melangkah dari depan. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal. Aah, seorang wanita. Bakalan lama nih. Jantungku berdegup keras.
Lama sekali orang itu di toilet. Aku mulai tidak sabar. Penisku sudah mulai menyusut. ya iyalah, baru juga pemanasan. Kepotong deh. ….
Akhirnya wanita itu lewat juga di di samping kami. Uuuh, lega. Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi. hmmm. Tangannya sungguh mulus, dan sentuhannya, benar-benar nikmat. Dia tahu betul cara merangsang penis dengan sentuhan. Sentuhan itu ringan, seperti melayang. Dia tidak meremas, atau menggosok terlalu keras. semuanya serba ringan dan melayang. Dan itu membuatku melayang.
Tanganku juga tidak mau kalah, seperti mempunyai mata sendiri yang bergerak mencari sasarannya. Si bukit kembar yang kenyal. Dan tangan itu menemukan sasarannya. Dada itu benar-benar lembut. Mulus tak bercela. Aku meresapi setiap jengkal usapan tanganku di dadanya. Meremas pangkal dadanya. Memilin putingnya. Putingnya. Putingnya runcing, ukurannya luar biasa, sepanjang buku jari telunjukku. Dan keras. Sangat keras. Sperti penis kecil. Aku memilinnya. lagi. Dan dia mendesis.
“jangan keras-keras,” bisiknya sangat lirih. AKu mengerti. Aku meremas, memilin, mengelus tanpa henti. Benar-benar nikmat.
Tapi tetap ada yang kurang. Kami berdua tidak terpuaskan. Penisku tetap tegang luar biasa. Dan rasanya mulai sakit sekarang. berdenyut-denyut ga karuan. Tangannya masih tetap mengelus penisku, tapi sungguh, tangan itu tidak mampu membuat aku nikmat terus-menerus. Dia mengerti hal itu.
“Ke bawah ….,” bisiknya sambil mengarahkan tanganku yang tadi ada di dadanya ke arah bawah. Aku langsung tanggap. Tanganku berubah posisi, mengelus pahanya yang tertutup kain jeans. Tidak berasa memang. Tapi dari gerakan tubuhnya aku tahu, dia sangat terangsang. Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya. Pelan-pelan aku naik sedikit ke atas, tepat di gundukan di bawah pusar itu. Dia menahan tanganku.
“Jangan … “
Aku nekat.
“Jangan …” Ok. Aku turuti. Aku kembali mengelus pahanya. Kali ini tanganku lebih berani. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas. Dia tidak menolak. Aku kembali mengelus pahanya. Hhhm, sungguh mulus. Benar-benar mulus. Aku merasakan bulu-bulu halus di telapak tanganku. Dia terengah-engah. Tangannya sejak dari tadi berhenti mengelus penisku. Tak apa. lebih baik begitu daripada menyiksa “adikku” yang sudah tegang luar biasa.
Aku tiba-tiba menghentikan elusanku dan menarik tanganku. Kemudian memandang ke arah dia. Matanya bertanya. Menanyakan mengapa aku menghentikan itu.
“Aku mau itu,” bisikku mendekat di telinganya, sambil menunjuk ke arah gundukan tempat vaginanya berada.
Dia menggeleng. Aku kemudian berpura-pura tidur. Memejamkan mata.
Lama sekali. Mungkin 5 menit, mungkin kurang dari itu. Tangannya menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Hehehehe, aku menang. Dia tidak tahan. Tanganku sudah berada tepat di atas gundukan itu. Dia membuka kancing bajunya tepat di area itu. Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. Dapat.
Jelas, ini sutra. Atau Satin? aku tidak peduli. bahan kain celana dalamnya halus sekali. aku merabanya. memastikan. Terus ke bawah, dan kutemukan apa yang kucari. Sesuatu itu sudah basah. Pasti basah, karena aku merasakannya dengan tanganku. Tanganku berhenti di situ. Merasakan bentuknya. Sedikit bergelombang. Aku merasakan lipatan vertikal. Bulu-bulu halus di sekitarnya. Cukup tebal. dan sangat basah. Aku tersenyum kembali. Penuh kemenangan. Jari tengahku kemudian mengelus lipatan basah itu. Pelan, tapi sedikit menekan. Dia mendesis. Oh tidak. Dia melenguh. Tetap memejamkan matanya.
Aku makin berani. Celana itu aku pegang elastisnya. dan aku turunkan ke bawah. Dia memegang tanganku. Aku tetap berkeras. Dia menyerah.
Kembali jari tengahku mencari tempat tadi. Jari itu mencari sumber kenikmatan seorang wanita. Sebuah penis kecil yang sudah amat basah. Aku menggoyangnya pelan dengan jariku. Kemudian mengelusnya. Kemudian menekannya. Tubuhnya menegang.
Aku kembali mengelusnya. Pelan dan sedikit menekan. Pelan dan sedikit menekan. Tempat itu terasa lebih basah daripada sebelumnya. Jariku masuk lebih ke dalam. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah. Benar-benar basah. Rongga itu seperti tidak berujung. Kemudian jariku kugerakkan. ke dalam dan ke luar. Berulangkali.
Aha, aku merasakan jariku seperti tersedot ke dalam. Ada sesuatu yang mencengkeram. Dan rasa itu kembali membuatku terangsang. Aku terus menggerakkan jariku. Semakin cepat. Tiba-tiba jariku seperti ditumpahi cairan hangat. kental. Dia terengah-engah. Tubuhnya menegang. Kali ini cukup lama. Aku terus menggerakkan jariku. Dia kemudian menahan tanganku. Aku menurut. Aku memandangnya.
Matanya terpejam. Seperti menghayati sesuatu. Mungkin orgasme. Dadanya naik turun, terengah-engah seperti habis lari kencang. Kancing masih terbuka.
“Apa kau ..?”
“Ya … . Luar biasa …,” bisiknya, memandang kepadaku. Oooh, senyumnya manis sekali. Matanya yang bulat besar memantulkan kilatan cahaya neon di luar bus.
Dia memandang ke bawah tubuhku.
“Kasihan ya,…” senyumnya menunjuk ke “adikku”. Ya iyalah. “adikku” tidur nyenyak sementara dia sendiri terpuaskan. Paling tidak dengan jariku.
“ga papa …”
Kami berdua terdiam. Menghayati momen-momen gila tadi. Kedua mata terpejam. Hawa dingin AC menyergap. Aku melirik jamku. 2 dinihari. Dan kemudian bus berhenti. cukup lama. Orang-orang sepertinya tidak peduli. tetap mereka tertidur nyenyak, padahal AC mati.
Aku memandang “partner”ku. Matanya terpejam. Bajunya sudah dikancingkan. Lengkap. Aku pun bergerak membetulkan celanaku.
“Jangan ….,” katanya sambil menahan tanganku yang hendak menarik ritsleting. Oh, dia ternyata melirikku. Ok. Aku menurut. Aku ingin tahu apa yang ingin dia lakukan. Aku hanya menutupnya kembali dengan sweater. Temperatur udara dalam bis mulai panas. Keringatku mulai menetes dari kening.
Akhirnya bus berjalan. AC mulai berhembus lagi. Sejuk. Aku memejamkan mata lagi.
“Buka matamu, awasin ….”
Aku tidak mengerti. aku membuka mataku. Tiba-tiba dia membungkuk.
Gilaaaa. Aku merasakan bibir mungilnya menyentuh kepala “adikku”. Ringan sekali. Aku mengerti maksudnya. Mengawasi sekeliling supaya tidak ada seseorang pun memergoki aksi gila ini. Penisku mulai hidup lagi. Gila mungkin, tapi aduuuh, memang nikmat. Kurasakan bibirnya mulai menciumi kepala penisku. Ohh, bibirnya mulai membuka dan memasukkan kepala penisku ke mulutnya. Penisku mulai masuk ke dalam mulutnya. Dan pelan-pelan mulut itu mulai menghisap. Adduh, sakit.
“Jangan keras-keras …,” aku berbisik sambil membelai rambutnya. Membelai rambutnya? iya, seperti layaknya pacar saja. Dia kembali melanjutkan kulumannya. Kali ini pelan-pelan. Naik turun. Naik turun. Nikmat tak terkira.
Tampaknya dia sudah sering melakukan ini. Mulutnya bagaikan sebuah mesin handal perangsang penis. Setelah selesai menghisap, dia berhenti sebentar, dan kemudian menjilat bagian bawah kepala penisku. Tidak cuma menjilat, lidahnya juga bergetar ketika bergerak menyusuri daging itu.
“Ooohhh ..,” kali ini aku terpaksa harus melenguh. Ini nikmat sekali. Dia tahu sekali kelemahan “adikku”. Bagian itu kemudian digigitnya dengan bibirnya. Siall, makin nikmat. Lagi-lagi digigitnya dengan bibirnya. Kalau begini terus, aku pasti tak tahan. Gelliiii.
Kemudian mulutnya kembali mengulum. Naik turun. Yang aku heran, penisku bisa masuk semua ke mulutnya. Wooa, sensasinya benar-benar luar biasa. Telaten sekali dia. Mulutnya kemudian berpindah ke …. bolaku. Menciumnya sebentar, kiri dan kanan, dan kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Ohhhh….. . Ketika mengulum bolaku, kurasakan lidahnya menari-nari di dalam mulutnya.
Aku yang ga telaten. Kurasakan nikmatku semakin memuncak. Tidak tahan lagiiiiiiiii …..
“Aku mau ….”
Mulutnya berpindah ke kepala penisku. Mengulumnya lagi. naik turun. Tangannya mengocok pangkal penisku. Pelan tapi erat.
“Aaaahhhhh …”
Ujung penisku berkedut. Sekali. Kurasakan aliran sperma ke mulutnya. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Selama itu pula mulutnya tetap mencengkeram kepala penisku. Aku ejakulasi. Di dalam mulut seorang ibu. Orang asing. Aku bahkan tidak tahu namanya.
Dia memandangku. Tatapan itu ….
“Makasih ….,” hanya itu yang terlontar dari mulutku. Dia bangkit, kemudian tersenyum kepadaku. Sekilas kulihat bekas sperma di pinggir bibirnya. Aku mengangkat tanganku, membersihkannya.
Kami berdua terpejam.
Pagi menjelang. Orang-orang sudah sibuk ngobrol. Isi bus kembali ramai. Aku? masih terlelap. Atau pura-pura? Setelah kejadian malam tadi, aku sama sekali tidak berani untuk menatap ibu di sampingku. Bahkan mengajak bicara pun tidak berani. Kurasa dia juga begitu. Kudengar dia sibuk dengan anaknya, sambil bicara dengan suaminya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dan dia. Sepanjang jalan ku membuang muka, menatap pemandangan di luar jendela bus.
Pesta bujanganku kurasa.
Pukul 6.30. Orang-orang sudah mulai turun bus. Sudah sampai Sedayu. Berarti sebentar lagi masuk kota. Keluarga di sampingku bangkit. Oh, mereka mau turun.
“Mas, duluan, mas …,” kata suaminya ramah, ditimpali ibu itu. Aku terpaksa menoleh ke arah mereka. Baru kusadari sekarang. Ibu itu sangat manis. Aku merasa berterimakasih padanya.
“Oiya, monggo monggo,” sahutku.
Mereka turun dari bus. Bus semakin sepi mendekati terminal Giwangan. Ada secarik kertas kecil di bekas tempat duduk ibu tadi. Aku memungutnya. Penasaran.
Perawanku – Jam duduk di atas TV menunjukkan pukul 22:30 ketika pesawat telpon berdering. Aku bangun dari tidur-tiduran di depan TV. Gagang telpon pun kuangkat dari pesawatnya yang tergeletak di samping TV.
“Hai, Bobby desu keredomo…,” ucapku sambil menempelkan ujung gagang telpon ke telinga.
“A… Kawamura Yumiko desu ga…,” suara merdu perempuan menyahut di telpon.
Deg! Jantungku berdegup keras. Telpon tersebut ternyata dari Yumiko. Dia sudah tersadar dari tidurnya. Ada apa menelponku malam-malam begini? Tahukah dia dengan apa yang kuperbuat kepadanya dua jam yang lalu?
“A-ada apa?” tanyaku dengan suara agak bergetar.
“Gomenasai… tadi saya terlalu banyak minum. Jadi saya jatuh tertidur sebelum membuat kuitansi pembayaran apartemen. Uang sewa yang Bobby-san letakkan di atas meja sudah saya ambil, dan sekarang sudah saya buatkan kuitansinya. Harap datang ke sini sekarang untuk mengambilnya.”
Aku bernafas lega. Ternyata hanya urusan kuitansi. Suara Yumiko tetap lembut. Tidak bernada tinggi. Berarti dia tidak sedang marah. Berarti dia tidak tahu kalau tubuhnya kuesek-esek dua jam yang lalu.
Aku lalu menuruni tangga apartemen dan berjalan menuju pintu rumah Yumiko. Sebelum aku menekan bel pintu, dia sudah membuka pintu. Dia berdiri dengan menariknya, bagai bidadari yang turun dari kayangan. Rambutnya sudah tersisir rapih, dengan bagian belakang dijepitkan ke atas. Dengan gaya sisiran semacam itu, leher jenjangnya yang putih mulus seolah dipamerkan dengan jelasnya. Kimono yang dikenakan masih kimono yang tadi. Kimono yang terbuat dari bahan putih, lembut, dan mengkilat. Dadanya membusung dengan gagahnya, dan putingnya tergambar jelas di kain kimono yang menutup dadanya. Wow… ada perubahan. Bau parfum! Kini bau parfum yang harum dan segar terpancar dari tubuhnya. Bau harum yang berbeda dengan wangi sabun mandi yang tadi terpancar dari tubuhnya.
“Ayo, masuk. Saya ambilkan kuitansinya.” Bibir sensual Yumiko menyunggingkan senyum. Senyum manis yang amat menggoda nafsuku. Dan berbeda dengan tadi, bibir sensualnya itu sekarang sudah berlapis lipstik tipis berwarna pink. Sexy, ranum, dan segar sekali bibir tersebut. Seolah menantang bibirku untuk melumat bibir tersebut habis-habisan.
Aku melangkah masuk. “Sumimasen…,” kataku sambil menganggukkan kepala.
Pintu tertutup secara perlahan karena adanya pegas yang terpasang di dekat engselnya.
Aku kemudian berjalan di belakangnya menuju ruang tamu. Kuperhatikan goyang pantatnya yang sungguh aduhai. Gumpalan daging pantat itu tergambar jelas menggunduk di kimono tidurnya. Gundukan tersebut menggial ke kiri-kanan di saat melangkah, seolah menantang batang kejantananku untuk memijit-mijit kekenyalannya.
Yumiko mengambil buku kuitansi dari rak buku, kemudian menyobeknya selembar.
“Ini Bobby-san, kuitansinya,” kata Yumiko sambil memberikan lembaran itu padaku. Bibirnya menyunggingkan senyum. Matanya menatap diriku tajam. Namun menurut penilaianku, sunggingan bibir dan tatapan mata itu menantang diriku.
Aku mengulurkan tangan kanan untuk menerima kuitansi itu. Belum lagi kuitansi kupegang, Yumiko sudah melepaskan kertas kuitansi tersebut. Akibatnya kertas kuitansi melayang jatuh. Secara refleks tanganku bergerak ke bawah berusaha menyelamatkan kuitansi sebelum menyentuh lantai. Agaknya Yumiko pun melakukan gerak refleks yang sama denganku, bahkan dia bergerak sedikit lebih cepat. Tangan Yumiko berhasil menangkap kuitansi, sementara tanganku dengan tidak sengaja menangkap jari-jari tangan Yumiko.
Aku terpana dengan ketidaksengajaanku. Kehalusan jari-jari tangan Yumiko terasa benar di dalam genggaman tanganku. Sementara posisi tubuh Yumiko yang agak membungkuk membuat mataku dapat melihat belahan payudara montok yang amat mulus itu dengan jelas dari belahan baju kimononya. Edan… kontholku berdiri lagi.
Yumiko menatap tanganku yang tanpa sengaja menggenggam jari tangannya. Kemudian tatapan matanya beralih ke wajahku. Sinar matanya itu… sinar mata meminta. Sinar mata orang yang sedang kehausan. Sinar mata orang yang sedang penuh hasrat.
Tiba-tiba Yumiko merangkul pundakku. Buah dadanya menekan dadaku dengan hangatnya.
“Bobby-san. Buat apa kau berpura-pura,” kata Yumiko, “Aku tahu kau melakukan masturbasi di sini saat aku tertidur pulas tadi. Saat aku terbangun, rambutku ada yang basah oleh air mani. Dan itu pasti air manimu…”
Yumiko mempererat rangkulannya pada bahuku. Dia berdiri sedikit berjinjit. Bibir sensualnya yang berwarna pink merekah itu dengan ganasnya mendarat di bibirku dan melumat-lumat bibirku. Nafasku jadi terengah-engah tidak beraturan.
“Kawamura-san…,” kataku tersenggal di saat bibirku sedikit terbebas dari bibirnya.
“Bobby-san… jangan gunakan nama keluarga saat ini. Panggil saja namaku… Yumiko…,” pinta Yumiko. “Bobby-san… cumbulah diriku… Sudah lama saya merindukan cumbuan hangat yang menggelora… Cumbuan laki-laki jantan yang penuh tenaga… Dan sejak pertamakali melihatmu, saya mendambakan cumbuan geloramu. Saya suka bermasturbasi dengan membayangkan tubuhmu yang tegap berisi… Bila suamiku sedang menggelutiku, kubayangkan bahwa yang menggelutiku itu adalah dirimu…”
Nafsuku terbakar. Ternyata hasratku untuk merasakan keaduhaian tubuhnya yang sudah cukup lama timbul dalam diriku tidak bertepuk sebelah tangan. Ternyata dia juga menyimpan hasrat untuk bercinta denganku.
“Yumiko…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Tidak kusisakan satu milimeter pun bibir itu dari seranganku. Sementara Yumiko pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku.
Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuh sexy dan kenyal itu sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Yumiko pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, walau lembaran kain baju masih memerantarai kami. Payudaranya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Yumiko mulai meremas-remas kulit punggungku dari sela-sela lobang leher T-shirt yang kupakai.
“Bobby-san… kita langsung lepas pakaian dulu saja…,” kata Yumiko sambil berusaha melepas T-shirtku. Aku mengangkat kedua tangan ke atas untuk memberi kesempatan dia mencopot T-shirt. Tercopot sudah kaos yang kupakai itu. Kini kedua tangan Yumiko dengan sigap melepaskan ikatan tali celana pendekku. Dan mencopotnya, sehingga aku kini tinggal memakai celana dalam saja.
Yumiko pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Yumiko sambil melumat kembali bibirnya. Sambil tangan kiri terus mendekap tubuh, tangan kananku bergerak ke samping pinggang Yumiko dan melepaskan ikatan baju kimono tidurnya. Begitu terbuka kusingkapkan bukaan kimono tadi. Kemudian kedua tanganku menyusup ke dalam kimono dan langsung mendekap erat punggungnya yang berkulit halus. Yumiko kemudian melepaskan rangkulannya ke tubuhku dan mengayunkan kedua tangannya satu per satu ke belakang agar kimononya terlepas dari tubuhnya. Dan terjatuhlah kimononya ke lantai. Kini dia seperti diriku, hanya mengenakan celana dalam saja.
Dalam keadaan hanya memakai celana dalam saja, kami kembali berpelukan erat dan saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan payudaranya yang montok menekan nakal ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, putingnya seolah-olah menggelitiki dadaku. Kontholku terasa hangat dan mengeras di dalam celana dalam. Kontholku serasa protes, ingin ikut-ikutan menyerang tubuh mulus Yumiko.
Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Yumiko, kemudian menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. Kini masih di dalam celana dalam, kontholku tergencet perut bawahku dan perut bawah Yumiko dengan enaknya. Sementara bibirku melepaskan diri dari bibir Yumiko, dan bergerak ke arah lehernya. Leher jenjang yang putih mulus dan berbau harum segar itu pun kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku.
“Ah… geli… geli…,” desah Yumiko sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya.
Yumiko pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas payudara tersebut dengan perasaan gemas.
Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi payudara. Wajahku kemudian menggeluti belahan payudara Yumiko, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Segala kemulusan dan kehalusan belahan dada itu kukecupi dengan bibirku. Segala keharuman yang terpancar dari belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku, seolah tidak rela apabila ada keharuman yang tersisa sedikitpun. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Dan kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot puting payudara kiri Yumiko. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.
“Ah… ah… Bobby-san… geli… geli…,” mulut indah Yumiko mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan, bagaikan desisan ular yang kelaparan mencari mangsa.
Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat payudara montok yang kenyal Yumiko sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada puting di atas puncak bukit payudara kanan itu.
“Bobby-san… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu… ngilu…”
Aku semakin gemas. Payudara aduhai Yumiko itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit payudara kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.
“Ah… Bobby-san… terus Bobby-san… terus… hzzz… ngilu… ngilu…” Yumiko mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.
Sampai akhirnya Yumiko tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Dia dengan gerakan cepat memelorotkan celana dalamku hingga turun ke paha. Aku memaklumi maksudnya, segera kurapatkan lututku sehingga celana dalam melorot jatuh ke karpet ruang tamu. Jari-jari tangan kanan Yumiko yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontholku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut.
“Sugoi… Bobby-san, sugoi… Batang kontholmu besar sekali… Konthol pacar-pacarku dulu dan juga konthol suamiku tidak ada yang sebesar ini. Sugoi… sugoi…,” ucapnya terkagum-kagum. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kontholku secara berirama, seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di liatnya menara kejantananku. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.
“Bobby-san, kita main di dalam kamar saja…,” ajak Yumiko dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu birahi. Tangan kirinya mendorong perlahan diriku untuk membebaskan payudaranya dari gelutan wajah dan tanganku. Dia lalu mengunci pintu dari dalam dan membiarkan kunci tetap tertanam di lobangnya agar orang dari luar tidak dapat membukanya. Setelah itu dia menarik tanganku.
Aku dan Yumiko pun berjalan menuju menuju kamar yang ada di sebelah ruang tamu. Kamar itu berukuran dua belas tatami. Sebagaimana kamar-kamar tidur tradisional Jepang, kamar itu kelihatan kosong, tanpa perabotan rak atau lemari. Namun di salah satu dindingnya, terdapat dua buah pintu geser dimana di dalamnya terdapat suatu ruang bersusun untuk menaruh futon. Futon adalah kasur tidur yang gampang digulung. Kebiasaan orang Jepang, bila mereka mau tidur mereka membuka futon, sedang bila selesai tidur maka futon tersebut mereka gulung kembali dan mereka simpan di ruang bersusun yang menyatu dengan dinding tersebut. Dengan cara inilah orang Jepang menghemat tempat karena di saat tidak tidur maka kamar tersebut dapat dipakai untuk acara lainnya.
Yumiko yang tinggal tertutup celana dalam itu berjalan di depanku. Dari belakang, bentuk tubuhnya sungguh terlihat aduhai. Rambut belakang yang diikatnya ke atas itu menyebabkan lehernya yang jenjang terlihat jelas bagian belakangnya. Beberapa helai rambut bagian bawahnya yang pendek terlepas dari ikatan tersebut dan terjatuh menghiasi lehernya yang jenjang. Kulit punggungnya kelihatan licin. Tubuh tersebut meramping di bagian pinggangnya. Di bawah pinggang, tampak pinggulnya yang melebar dengan indahnya. Celana dalam pink minimnya tidak mampu menyembunyikan keindahan gundukan daging pantatnya yang putih dan amat mulus. Gundukan daging pantat itu menggial ke kiri-kanan dengan amat merangsangnya bergerak mengimbangi setiap langkah kakinya. Kemudian bentuk paha dan betisnya amatlah bagus, berkulit putih mulus tanpa terlihat goresan sedikitpun.
Perempuan Jepang bertubuh aduhai itu membuka pintu geser dan mengambil satu futon lebar dari dalamnya. Lebar futon itu kira-kira satu tiga per empat lebar futon yang kupunyai. Agaknya futon tersebut adalah futon untuk tidur dua orang. Yumiko lalu membuka futon tersebut di atas lantai kamar yang berkarpet tebal berwarna biru tua. Dalam mengatur letaknya, dia merunduk menghadap ke arahku. Buah dadanya yang besar dan montok itupun tampak menggantung kenyal dengan indahnya di dadanya. Di bawah lampu neon, gundukan payudara itu tampak amat mulus dan putih mengkilat. Sementara ujungnya berwarna coklat tua, dengan putingnya yang menyembul gagah di tengah-tengahnya berwarna pink kecoklat-coklatan. Yumiko kemudian mengambil sprei dari ruang susun atas, lalu menutup kembali pintu geser tersebut. Ketika mengambil sprei, tubuh tampak kanannya kelihatan jelas dari tempatku berdiri. Dari samping kanannya, payudaranya kelihatan begitu membusung dengan bagusnya, di mana ujung serta putingnya kelihatan meruncing tajam dengan aduhainya. Sungguh payudara dan puting yang sangat enak dilahap dan disedot-sedot.
Selesai melapisi futon dengan sprei, Yumiko mematikan lampu neon dan berjalan membelakangiku dalam rangka menghidupkan lampu bercahaya kuning yang agak remang-remang. Masih pada posisi membelakangiku, dia lalu mencopot celana dalamnya. Wow… luar biasa! Kini tubuh yang membelakangiku itu telanjang bulat, tanpa suatu penutup kain selembarpun. Gumpalan daging di pantatnya yang tadi masih ditutupi celana dalam itu kini terlihat menggunduk dengan amat bagusnya. Di bawah sorot lampu kekuningan, kulit pantat yang putih itu menjadi terlihat kuning licin. Sungguh mulus sekali.
Aku tidak dapat berlama-lama memandang tubuh Yumiko yang sungguh aduhai itu. Segera kurengkuh tubuhnya dari belakang dengan gemasnya. Kukecup daerah antara telinga dan lehernya. Bau harum dan segar yang terpancar dari kulitnya kuhisap dalam-dalam. Kadang daun telinga sebelah bawahnya yang kebetulan sedang tidak memakai anting-anting kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sementara di bagian bawah, kontholku kutekankan ke gundukan pantatnya yang amat mulus. Kontholku merasa hangat dan nikmat berada di himpitan pantat kenyal Yumiko dan kulit perut bawahku sendiri. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan puting payudara kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit payudara kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kontholku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke pantatnya. Yumiko pun menggelinjang ke kiri-kanan bagaikan ikan yang hampir kehabisan air.
“Ah… Bobby-san… ngilu… ngilu… terus Bobby-san… terus… ah… geli… geli…
terus… hhh… enak… enaknya… enak…,” Yumiko merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di buah dadanya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kontholku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan pada kenyalnya bukit pantatnya merasa semakin keenakan. Batang kontholku serasa diremas-remas dan dipelintir-pelintir oleh pantat mulus Yumiko.
“Yumiko… enak sekali Yumiko… enak sekali pantatmu… sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan.
“Hi-hik… Bobby-san… kamu keenakan ya? Batang kontholmu terasa besar dan keras sekali memijat-mijat pantatku. Wow… kontholmu terasa hangat di kulit pantatku… Ah…
sssh… Bobby-san… tanganmu nakal sekali di dadaku… ngilu, Bob… ngilu…,” rintih Yumiko.
“Benar, Yumiko… tanganku memang nakal… Tetapi penyebabnya karena payudaramu besar dan kenyal sekali. Payudaramu mulus sekali… Payudaramu licin sekali… Sssh… luar biasa indahnya…”
“Bobby-san… ngilu… suka sekali kau memainkan buah dadaku… Ah… geli ah, geli… Jangan mainkan hanya putingnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Yumiko semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku.
“Yumiko… sugoi… indah sekali payudaramu… Kenapa kau tidak jadi bintang film saja… Payudaramu lebih indah dari payudara Natsumi Kawahama… Payudaramu lebih bagus dari payudara Ai Iijima… Seharusnya kau jadi bintang film saja…”
“Auw! Bobby-san… remasanmu kuat sekali… Tanganmu nakal sekali… Sssh… sssh… ngilu… ngilu… Ak… kontholmu di pantatku juga nakal sekali… besar sekali… kuat sekali…”
“Habis… pinggulmu bagus sekali… pantatmu kenyal dan mulus sekali… licin sekali… Wow… pantatmu bergoyang ke kanan-kiri… Edan… edan… enak sekali…”
Aku semakin bersemangat menekan-tekankan kontholku di pantat Yumiko yang licin dan mulus sekali itu. Tekanannya menjadi berputar-putar akibat goyangan ke kiri-kanan pinggul Yumiko. Rasa hangat dan enak sekali mengalir semakin hebat di seluruh sel-sel kontholku. Seiring dengan rasa enak itu aku semakin meningkatkan permainan tanganku di payudara montok itu dan kecupan-kecupan bibirku di leher dan daun telinganya.
“Sssh… Bobby-san. Ngilu… ngilu… geli… geli… Nakal sekali tangan, mulut, dan konthol kamu. Auw…! Ngilu… ngilu…,” suara rintihan Yumiko mulai terdengar melayang. Seolah dia sudah berada di antara alam sadar dan alam tak sadar. “Sudah Bobby-san… aku sudah tidak tahan lagi… Aku inginkan permainan yang sebenarnya… ”
Tanpa menunggu aba-aba kedua kalinya, tubuh telanjang Yumiko yang mulus itu langsung kubopong ke atas futon. Di dalam boponganku, Yumiko merangkulkan tangannya ke leherku sambil bibirnya mengecupi lengan tanganku. Untuk ukuran perempuan Jepang, tubuh Yumiko sebenarnya termasuk istimewa. Kebanyakan perempuan Jepang, tinggi badan mereka hanya sekitar 160 cm, sedang buah dada mereka relatif kecil. Kalau masalah pinggul, mereka memang rata-rata mempunyai bentuk yang melebar dengan bagusnya, yang cukup kontras dengan pinggang mereka yang ramping-ramping. Berbeda dengan Yumiko, dia mempunyai badan yang tergolong tinggi, yakni 167 cm. Payudaranya besar, padat, dan montok. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya luar biasa. Kecuali melebar dengan bagusnya, gumpalan pantatnya pun membusung ke luar dengan amat indahnya. Walaupun kulitnya putih dan mulus, namun tubuhnya tidak lunak dan empuk. Seluruh bagian tubuh yang sudah kugeluti terasa padat dan kenyal. Makanya kalau dipandang dari kejauhan kulit tubuhnya mengesankan licin dan mulus sekali. Namun untuk membopong tubuh aduhai Yumiko yang berukuran serba istimewa itu bagiku tidak ada masalah. Enteng-enteng saja. Tinggi badanku sendiri 174 cm. Badanku padat dan tegap. Dadaku bidang. Orang-orang Jepang temanku dalam latihan aikido bilang tubuhku sangat atletis ditambah dengan otot-otot badan yang berisi.
Tubuh Yumiko kubaringkan di atas futon. Yumiko tidak mau melepaskan tangannya dari leherku. Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh futon, tangannya menarik wajahku mendekat ke wajahnya. Tak ayal lagi, bibirnya yang pink merekah itu melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya.
Kemudian aku menindihi tubuh Yumiko. Kontholku terjepit di antara kemulusan pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kontholku yang tegang dan keras. Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Yumiko. Kecupan bibirku pun turun. Kukecup dagu Yumiko yang bagus. Kukecup leher jenjang Yumiko yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai. Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku, sementara pantatku mulai bergerak aktif sehingga kontholku menekan dan menggesek-gesek paha Yumiko. Gesekan maju-mundur di kulit paha yang licin itu membuat batang kontholku bagai diperas dengan gerakan maju-mundur. Kepala kontholku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Yumiko.
Puas menggeluti leher indah itu, wajahku pun turun ke buah dada montok Yumiko. Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya, sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku. Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku. Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya, wajahku kini menggesek-gesek memutar sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian. Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu. Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Yumiko. Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku. Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya, tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian. Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.
“Bobby-san… geli… geli…,” kata Yumiko kegelian.
Aku tidak perduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Yumiko. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras. Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya. Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya dengan tanganku. Hal tersebut kulakukan secara bergantian antara payudara kiri dan payudara kanan Yumiko. Sementara kontholku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya. Yumiko semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.
“Bobby-san… Bobby… ngilu… ngilu… hihhh… nakal sekali tangan dan mulutmu… Auw! Sssh… ngilu… ngilu…,” rintih Yumiko. Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar. Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya. Sementara kontholku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Yumiko.
Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Yumiko dari gelutan mulut dan tanganku. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontholku untuk mencari liang memeknya. Kuputar-putarkan dulu kepala kontholku di kelebatan jembut disekitar bibir memek Yumiko. Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontholku. Kepala kontholku pun kegelian. Geli tetapi enak.
“Bobby-san… kamu sudah ingin masuk? Hi-hi-hik… dasar masih perjaka. Baru pertama kali menggeluti perempuan, jadi tidak sabar untuk merasakan memek perempuan. Hi-hi-hik… kau akan cepat terlempar ke langit ketujuh, Bob. Kau akan segera ejakulasi… Namun bukan masalah, nanti kita dapat melakukan babak kedua…”
Jari-jari tangan Yumiko yang lentik meraih batang kontholku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.
“Sugoi… sugoi… kontholmu besar dan keras sekali, Bob…,” katanya sambil mengarahkan kepala kontholku ke lobang memeknya.
Sesaat kemudian kepala kontholku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, konthol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontholku pun terbenam di dalam memek. Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontholku dengan enaknya.
Aku menghentikan gerak masuk kontholku.
“Bobby-san… teruskan masuk, Bob… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Yumiko protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontholku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontholku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Yumiko menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.
“Sssh… sssh… enak… enak… geli… geli, Bob. Geli… Terus masuk, Bob…”
Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! Kontholku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Yumiko dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontholku bagaikan diplirid oleh bibir dan daging lobang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!
“Auwww!” pekik Yumiko.
Aku diam sesaat, membiarkan kontholku tertanam seluruhnya di dalam memek Yumiko tanpa bergerak sedikit pun.
“Sakit Bobby-san… Nakal sekali kamu… nakal sekali kamu…,” kata Yumiko sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.
Aku pun mulai menggerakkan kontholku keluar-masuk memek Yumiko. Aku tidak tahu, apakah kontholku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Yumiko yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kontholku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya. Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.
“Bagaimana Yumiko, sakit?” tanyaku
“Sssh… enak sekali… enak sekali… Barangmu besar dan panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memekku…,” jawab Yumiko.
Mantapnya Jepitan Buah Dada Ibu Pemilik Apartemen Di Jepang Yumiko Kawamura Part 2
Aku terus memompa memek Yumiko dengan kontholku perlahan-lahan. Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang. Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku. Kontholku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontholku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Yumiko. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala konthol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.
Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang putih mulus dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontholku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Yumiko kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontholku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan rasa nikmat di kontholku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di memek Yumiko.
Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya. Masih dengan kocokan konthol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas payudara montok Yumiko. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Yumiko pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.
“Ah… Bobby-san, geli… geli… Tobat… tobat… Ngilu Bob, ngilu… Sssh… sssh… terus Bob, terus…. Edan… edan… kontholmu membuat memekku merasa enak sekali… Nanti jangan disemprotkan di luar memek, Bob. Nyemprot di dalam saja… aku sedang tidak subur…”
Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontholku di memek Yumiko.
“Ah-ah-ah… bener, Bob. Bener… yang cepat… Terus Bob, terus… ”
Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Yumiko. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontholku di memek Yumiko. Terus dan terus. Seluruh bagian kontholku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Yumiko. Mata Yumiko menjadi merem-melek dengan cepat dan dan indahnya. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.
“Sssh… sssh… Yumiko… enak sekali… enak sekali memekmu… enak sekali memekmu…”
“Ya Bob, aku juga merasa enak sekali… terusss… terus Bob, terusss…”
Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kantholku pada memeknya. Kontholku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.
“Bob… Bob… sugoi Bob, sugoi… sssh… sssh… Terus… terus… Saya hampir keluar nih Bob…
sedikit lagi… kita keluar sama-sama ya Booob…,” Yumiko jadi mengoceh tanpa kendali.
Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan. Biar perempuan Jepang yang molek satu ini tahu bahwa lelaki Indonesia itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Indonesia yang bernama Bobby ini. Sementara kontholku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Yumiko bagaikan berdenyut dengan hebatnya.
“Bobby-san… Bobby… Bobby…,” rintih Yumiko. Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.
Ibarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung. Di dalam “mengayuh sepeda” aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontholku. Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.
“Bob… ah-ah-ah-ah-ah… Kimochi Bob, kimochi… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar Bob… mau keluar… ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…”
Tiba-tiba kurasakan kontholku dijepit oleh dinding memek Yumiko dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontholku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Yumiko dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Yumiko meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Mulut sensual Yumiko pun berteriak tanpa kendali:
“…keluarrr…!”
Mata Yumiko membeliak-beliak. Sekejap tubuh Yumiko kurasakan mengejang.
Aku pun menghentikan genjotanku. Kontholku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Yumiko. Kontholku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Yumiko. Kulihat mata Yumiko kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.
Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontholku berangsur-angsur melemah, walaupun kontholku masih tegang dan keras. Kedua kaki Yumiko lalu kuletakkan kembali di atas futon dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Yumiko dengan mempertahankan agar kontholku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.
“Bobby-san… kamu luar biasa… kamu membawaku ke langit ke tujuh,” kata Yumiko dengan mimik wajah penuh kepuasan, “Sudah dua tahun terakhir ini suamiku tidak pernah membawa aku orgasme. Baru setengah jalan dia selalu sudah keluar. Dalam dua tahun belakangan ini aku mencapai kepuasan seks lewat onani sambil menonton blue film. Aku selalu membayangkan bahwa perempuan yang digenjot dalam film itu adalah diriku. Dan sejak kamu tinggal di sini, aku selalu membayangkan bahwa laki-laki yang menggenjot lawan mainnya di film tersebut adalah kamu.”
Aku senang mendengar pengakuan Yumiko itu. Berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Yumiko dalam masturbasiku, sementara dia juga membayangkan kugeluti dalam onaninya.
“Bobby-san… kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan… kamu perkasa… dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya…”
Aku bangga mendengar ucapan Yumiko. Dadaku serasa mengembang. Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya. Perempuan Jepang harus kewalahan menghadapi laki-laki Indonesia. Perempuan Jepang harus mengakui kejantanan dan keperkasaan pria Indonesia. Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Yumiko sudah mencapai orgasmenya. Kontholku masih tegang di dalam memeknya. Kontholku masih besar dan keras, yang harus menyemprotkan pelurunya agar kepalaku tidak pusing.
Aku kembali mendekap tubuh mulus Yumiko, yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubunya tampak kuning dan licin. Kontholku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Yumiko, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek Yumiko secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontholku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontholku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Yumiko beberapa saat yang lalu.
“Ahhh… Bobby-san… kau langsung memulainya lagi… Sekarang giliranmu… semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku… Sssh…,” Yumiko mulai mendesis-desis lagi.
Bibirku mulai memagut bibir merekah Yumiko yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Yumiko serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontholku di memeknya.
“Sssh… sssh… sssh… enak Bob, enak… Terus… teruss… terusss…,” desis bibir Yumiko di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.
Sambil kembali melumat bibir Yumiko dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontholku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Yumiko, keluar-masuknya konthol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret…” Mulut Yumiko di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,
“Bob… ah… Bob… ah… Bob… hhh… Bob… ahh…”
Kontholku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Yumiko menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Yumiko pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Yumiko sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, konthol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Yumiko sedalam-dalamnya. Dalam perjalanannya, batang kontholku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Yumiko. Sampai di langkah terdalam, mata Yumiko membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, konthol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di lobang memek. Remasan dinding memek pada batang kontholku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontholku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontholku. Pada gerak keluar ini Bibir Yumiko mendesah, “Hhh…”
Aku terus menggenjot memek Yumiko dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali bekerja di kontholku. Tangan Yumiko meremas punggungku kuat-kuat di saat kontholku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontholku dan memek Yumiko menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Yumiko:
“Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”
Kontholku terasa empot-empotan luar biasa. Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:
“Yumiko… Yumiko… sugoi… sugoi… Enak sekali Yumiko… Memekmu enak sekali… Memekmu hangat sekali… sugoi… jepitan memekmu enak sekali…”
“Bob… Bob… terus Bob…,” rintih Yumiko, “enak Bob… enaaak… Ak! Ak! Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak! Hhh…”
Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontholku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontholku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontholku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di konthol pun semakin menghebat.
“Yumiko… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.
“Bob… Bob… Bob! Ak-ak-ak… Aku mau keluar lagi… Ak-ak-ak… aku ke-ke-ke…”
Tiba-tiba kontholku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Yumiko mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.
Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontholku terasa disemprot cairan memek Yumiko, bersamaan dengan pekikan Yumiko, “…keluarrrr…!” Tubuh Yumiko mengejang dengan mata membeliak-beliak.
“Yumiko…!” aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Yumiko sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha meremukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan spermaku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Spermaku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Yumiko yang terdalam. Kontholku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Yumiko terasa berdenyut-denyut.
Beberapa saat lamanya aku dan Yumiko terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, sampai-sampai dari alat kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontholku. Cret! Cret! Cret! Kontholku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Yumiko. Kali ini semprotannya lebih lemah.
Perlahan-lahan baik tubuh Yumiko maupun tubuhku tidak mengejang lagi. Aku kemudian menciumi leher mulus Yumiko dengan lembutnya, sementara tangan Yumiko mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bermain sex dengan Yumiko. Pertama kali aku bermain seks, bidadari lawan mainku adalah perempuan jepang yang bertubuh tinggi dan kenyal, berkulit putih mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Yumiko.
“Bobby-san… Terima kasih Bob. Puas sekali saya. Indah sekali… sungguh… kimochi yokatta,” kata Yumiko lirih. “Malam ini tidur di sini saja ya, Bob?”
Aku tidak memberi kata jawaban. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Yumiko kemudian mengambil dua buah bantal tipis serta sebuah selimut besar dari dalam rak futon. Aku dan dia tidur bersama tanpa mengenakan selembar pakaian pun di bawah satu selimut. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Bau harum bir yang dia minum masih terpancar dari udara pernafasannya.
Perawanku – Cerita Sex Rani Perawani Adik Ipar, Rani adalah wanita yang sudah aku nikahi hampir satu setengah tahun ini, hingga sekarang dia hamil 7 bulan. Waktu Rani hamil 7 bulan aku mengharuskannya untuk istirahat total, jadi sekarang semua pekerjaan rumah semua aku yang pegang. Namun lama-lama aku merasakan kecapekan karena aku sudah sibuk dengan urusan kantorku sendiri. Tapi aku sudah terlanjur bilang kepada istriku kalau semua urusan aku yang akan pegang.
Semakin lama pekerjaan kantorku semakin keteteran, bahkan aku sering mendapatkan teguran dari atasanku yang semakin lama semakin gak karuan. Akhirnya waktu malam menjelang tidur, aku meminta kepada istriku kalau adik perempuannya aku suruh datang kerumah untuk sekdar membantu. Awalnya istriku tidak menyetujuinya, namun setelah aku menceritakan kronologi kerjaanku dikantor akhirnya istriku menyetujuinya. Dan istriku berjanji besok Pagi akan menyuruh adiknya untuk tinggal dirumah.
Keesokan harinya setelah aku pulang kerja, aku sudah melihat sosok Nila sudah berada dirumahku. Dan “Eehh Nila, datang kapan ??” tanyaku. “Tadi siang mas” jawabnya singkat sambil tersenyum. “Mbakmu dimana Nil??” tanyaku menyaka istriku. “Kayaknya Dikamar mas” jawab Nila. “Yaudah mas tinggal dulu ya” kataku. “Iyha mas” jawab Nila singkat. Kemudian aku pergi meninggalkan Nila dan aku menuju kamar, namun baru beberapa langkah aku kembali melihat kebelakang melihat Nila. Dia terlihat sangat cantik dan juga imut, meski badannya gak terlalu seksi namun wajahnya sangat menggairahkan.
Suatu hari sifat keisengankupun kumat lagi.saat Nila mandi aku mengintipnya.saat itu Rani sedang tak ada dirumah lantaran harus ke dokter kandungan.dengan sedikit tehnik yang kupelajari di kala SMA dulu.aku berhasil menggintip Nila. ternyata tubuh Nila memang sangat sensual kedua payudaranya bukan Cuma besar ,tapi sangat indah dan kenyal.ingin saat itu aku meremasnya dan mengulum kedua putingng nya yang hitam kecoklatan itu.namun aku nggak ingin terburu-buru melihat tubuh adik ipar kan nggak setiap hari jadi harus kunikmati waktu emas ini sebaik-baiknya.
Matakupun mulai menyisir tubuh Nila secara perlahan-lahan leher jejangnya,dadanya,serta memek perawannya yang diselimuti bulu-bulu halus, saat ia menyabuni tubuhnya ,juga saat ia keramas semua terlihat dengan sangat detail.benar-benar pemandangan yang eksotis.tak akan tertukar dengan pemandangan gunung willis sekalipun pokoke oke.dan tanpa sadar “adik kecil”kupun terbangun, dilansir dari Kumpulan Dewasa Terkini.
Namun aku harus menelan ludah. jam menunjukan pukul delapan aku harus bersiap-siap ke kantor.dan dikantorpun aku tak berkonsentrasi bayang-bayang tubuh Nila mengisi terus seluruh otakku.ingin rasanya aku pulang dan mengentot sorang wanita Dan begitu aku pulang. Aku jadi pusing tujuh keliling batang kemaluanku sudah “READY FOR ACTION” namun aku tak bisa meminta “jatah” ke Rani lantaran ia hamil tua maka akupun memutuskan untuk menggumbar hawa nafsuku dengan melihat VCD porno alias BF aku harus melihat vcd ginian waktu tengah malam. lantaran pada tengah malam begini biasanya Rani dan Nila pasti sudah tidur terlelap.Rani paling nggak suka kalau aku liat vcd beginian.dan kalau ketahuan Nila yang masih ABG itu bisa hilang wajahku.
Saat aku tengah asyik-asyiknya melihat tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku
“Nil…..Nila ka……mu be…belum tidur”ujarku gelagapan saat mengetahui bahwa yang menepuk pundakku adalah Nila.
sembari menyetop jalannya BF dengan remote televisi yang terletak dismping sofa tempatku duduk.
”belum,mas malam ini panas banget,ya jadi gerah nih”
“oh…”jawabku datar.
“mas,mas suka ngeliat yang beginian ya?”
“ah,nggak juga Cuma iseng doang kok,eh Nila jangan bilangin hal ini ke mbak Rani ya soalnya dia nggak suka kalo mas ginian”
“boleh aja mas pake rahasia-rahasiaan tapi……”
“tapi apa?”
“mas harus kasih liat tuh vcd ke Nila” gila kali nih anak, baru lulus SMA sudah berani liat beginian .
tapi ya sudah lah toh aku sudah ketangkep basah jadi mau nggak mau kustel lagi deh BF tersebut.dan kami pun melihat BF itu berduaan di sofa kayak Romi dan yuli.
Akhirnya tibalah adegan dimana pemain pria dikulum batang kemaluaannya oleh si pemain wanita.
“mas kenapa sih kok tuh cowok seneng banget waktu “anunya” dikulum sama sicewek itu”Tanya Nila kujawab saja dengan jujur
“ehh….tuh cowok kerangsang kali. aku bilangin ya Nil cowok itu kalo dikulum anunya bakal kerangsang.”
“emang kalo “anunya” mas digituin mas ya kerangsang?”
“jelas dong”kataku saat itu, dirangkum dari forum Cerita Dewasa Terkini.
gila nih anak pertanyaannya kok menjurus amat ke hal-hal khusus dewasa.
“mas,mas mau nggak kalo digituin sama Nila.”
“gendheng kamu Nil,aku ini kan kakak iparmu bagaimana kalau mbak Rani tau”
“lho,mbak Rani kan sudah tidur mas,nggak bakalan tahu deh” belum sempat aku berkata apa-apa Nila sudah membuka celana ku dan langsung mungulum kemaluanku.aku gelagapan.
Suara mulut Nila yang tertahan DI penisku itu akhirnya membuat aku kerangsang juga.akhirnyapelan-pelan aku mulai mengikuti permainnan lidah Nila kugoyangkan pantatku searah dan perlahan.kubelai-belai rambut Nila yang terurai panjang.sementara itu Nila mengulum kemaluanku bagai seorang bayi mengulum lollipop mulutnya mengulum mengitari kemaluanku ia menngigit lembut kepala kemaluanku dan saat itulah aku memmekik ringan.hingga akhirnya: air surgawiku tertumpah semua ke mulut Nila .Nila berusaha menelan semuanya dan setelah itu dengan jilatan-jilatan kecilnya ia menbersihkan kemaluanku hinngga bersih dan klinclong.
“hah….hah mas aku kan sudah ngulumin punyanya mas,sekarang giliran emas dong yang ngulumin punya Nila”
“oke deh Nil buka dong dasternya biar mas kulumin memek kamu ” dengan cepatnya Nila membuka baju dasternya bahkan juga bra dan cdnya .
dan setelah itu kulihat lagi tubuh Nila polos tanpa sehelai benangpun sama persis dengan yang kulihat dikamar mandi tempo hari(saat aku mengintipnya remember).maka dengan segera tanganku mengengam kedua buah gumpalan dagingnya dan mulai meremasnya dengan kasar sembari kadang-kadang memainkan putingnya yang sudah mengeras akibat rangsangan ransangan yang didapatnya ketika menggulumku tadi
“akh……oooooooh……mas jangan mas kulumin memekku dulu dong pleeeeaaze”
‘ini dulu baru itu Nil”kataku menirukan bunyi iklan di tv sembari menciumi kedua daging kembar itu bergantian.
Setelaah puas menciumi kedua susu Nila barulah aku mulai menciumi memeknya pertama kujilati bulu-bulu halusnya rintihan Nila terdengar. tampaknya titik lemah Nila ada di memeknya.itu dapat dibuktikan .begitu ia mengerakan pantatnya dengan antusias membiarkan lidahku menari bergerak bebas didalam memeknya yang semNil dan begitu kutemukan chrytorysnya(yg sebesar kacang kedelai) lansung saja kukulum tanpa ammpun,
“akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh………………… akh………oooooooooo…………….akkkhh…………………maaaaas maaaasukin aja burung mas ke dalam memek aku akh…………….”
“tapi ,Nila kamu kan masih perawan”
“askh….nggak peduli pokoke puasin aku mas”kata Nila sembari menancapkan penisku ke vaginanya.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaa…………..oooooooooo………….” masuklah semua penisku seiring dengan erangan Nila menahan sakitnya hujaman penisku.
setelah itu mulailah kugenjot tubuh Nila semakin lama semakin cepat.Nila terus memekik keras namun aku sudah gelap mata.maka semakin keras erangan Nila semakin keras pula goyanganku.
Aku terus mengoyang Nila hingga akhirnya Nila mencapai klimaks. Cairan orgasmenya keluar bersama darah keperawanannya.tubuh kami berdua bagai bermandi keringat.kubiarkan Nila istirahat sekitar 15 menit.saat itu kulihat Nila menyeka air matanya mungkin ia menangis karena menahan sakitnya hujaman “penisku”.kejadian ini mengingatkanku saat kuperawani Rani.
kala itu Rani juga mengeluarkan air mata..dasar adik kakak sama saja. Lalu kubiarkan sekali lagi Nila mengulum anuku hingga keluar cairan surgawi untuk kedua kalinya kali ini fekwendsinya lebih banyak karena kulihat Nila tak mampu menelannya..air surgawiku tampak belepotan diwajahnya.kubantu Nila untuk membersihkan spermaku di wajahnya dengan kertas tissue.setelah itu kami akhiri perbuatan nista kami ini dengan cumbuan mesra.
“Nila,kita baru saja melakukan sebuah perbuatan yang dilarang oleh agama,sadarkah kamu,Nila”
“ah,nggak papa mas.apa urusannya agama sama kita.toh kita Cuma melakukan hubungan sex tidak lebih”masyaallah …! Dia
Cuma berkata seperti itu setelah berselingkuh dengan aku,kakak iparnya sendiri ck…ck…..ck…
“tapi aku kan sudah memerawanimu itu sama artinya dengan merusak masa depanmu dan aku juga telah menghianati cinta mbakyumu Rani”
“ah mas ini gimana toh asal kita nggak buka mulut siapa sih yang tahu kalau aku sudah nggak segelan lagi”
“tapi…” “dan lagipula mas kan nggak maksa aku nglakuin ginian,orang aku yang mau kok,mas asal mas tau aja ya aku tuh sudah lama menunggu saat dimana
“segelku” dibuka sama mas,makanya tadi waktu mas ngintip aku biarin aja.”
“jadi kamu tau kalo tadi pagi aku……”
“ya,jelas tau dong mas ,mas dimataku mas itu seorang yang gagah dan baik jadi aku nggak akan nyesel ngasih keperawananku ke mas”
“tapi gimana kalau sampai mbak Rani tahu he…”
“kita rahasiain hal ini dari semua orang mas gimana mas setuju nggak?”
“baiklah aku rasa inijalan yang baik untuk kita berdua Nila aku mohon anggap saja malam ini tak pernah terjadi” dan mulai saat itu kami merahasiakan hal ini pada siapapun.
Nila tinggal dikost-kostsan dengan alasan agar lebih dekat ke fakultas dimana ia menimba ilmu.(padahal ia tinggal di kost-kostsan untuk menghindari kecurigaan Rani}ia hidup tanpa beban seolah-olah apayang telah kulakukan tak pernah terjadi namun kin giliran aku yang repot karena aku tak bisa melupakan nikmatnya oral sex Nila.
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Mencium Vaginanya Miruko ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Perawanku – Dulu aku sering mengerim cerita disini karena kali ini aku mendapat pengalaman baruku, maka aku akan share disini lagi kisah ini berbeda dari yang sebelumnya tentang perkenalanku dengan cewek lewat aplikasi MIRC, kisah ku ini terjadi Beijing dimana saat aku kesana musimnya dingin jadi aku kalau kemana mana pakai pakaian tebal supaya tidak kedinginanan.
Saat itu adalah hari ke 2 saya berada di Beijing dan saya sudah mengetahui tempat makan, tempat jalan dan saya sudah mencoba naik bis di kota Beijing.
Saya sempat tergiur melihat cewek-cewek Beijing yang berlalu lalang di dalam sekolah tempat saya belajar bahasa Mandarin. Seandainya bahasa Mandarin saya sudah bagus, tentunya saya bisa berkenalan dengan mereka.
Saat itu saya belum mengenal siapa-siapa selain agen perjalanan yang mengatur di mana saya tinggal dan di mana saya akan mendapatkan pendidikan bahasa Mandarin. Karena tidak ada kerjaan, saya berjalan-jalan di aula sekolah tersebut dan saya melihat sepucuk kertas kecil berisikan nama dan nomor telepon yang menempel di sebuah papan pengumuman.
Kertas itu bertuliskan dalam bahasa Inggris sehingga saya dapat membacanya dengan jelas. Pemilik kertas itu bernama Zhang Jing Jing atau Miruko (ini adalah nama asli dia, tetapi tidak usah diedit supaya lebih asyik dan menarik).
Setelah hari berganti senja, saya memberanikan mencoba menelpon Zhang Jing Jing atau Miruko. Dengan bermodalkan bahasa mandarin saya yang pas-pasan dan bahasa Inggris, saya mengutarakan maksud saya untuk belajar bahasa Mandarin dan saya akan membayar dia untuk menjadi guru private saya.
Dia menawarkan diri untuk mengajar saya bahasa mandarin dengan biaya 10 RMB (Rp 8,000) per 1 jam. Setelah saya setuju dengan harga, dia menawarkan supaya saya datang ke rumah dia keesokan harinya karena kebetulan dia tidak ada kelas dan saya juga belum mulai sekolahnya.
Tibalah saat waktu les dengan Miruko, saya mandi, makan dan merapikan diri. Setelah semuanya selesai, saya membawa buku tulis dan buku cetak beserta alat tulis ke tempat Miruko. Untuk menemukan tempat Miruko karena saya masih baru sekali di Beijing, saya bertanya letak tempat dia kepada orang-orang sekitar dengan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Mandarin jika mereka tidak mengerti bahasa Inggris.
Akhirnya setelah berapa lama, saya dapat menemukannya. Setibanya di depan pintu kamar Zhang Jing Jing, saya mengetuk pintu kamar dia dan tak lama, seorang gadis bermata sipit yang memiliki tubuh yang bahenol dan berambut panjang membukakan pintu.
Wajahnya cantik sekali karena terlihat tidak ada noda atau jerawat di wajahnya. Dengan gugup, saya memperkenalkan diri dengan bahasa Mandarin yang belepotan karena bahasa Inggris dia juga tidak terlalu bagus walaupun saya mengerti maksud dia kalau dia bicara bahasa Inggris.
Akhirnya masuklah saya ke dalam kamarnya yang sangat kecil itu. Saya sempat terperanjat ketika saya masuk dan melihat dia sedang asyik menonton sebuah VCD Cina porno.
Terlihat di layar televisinya sepasang laki-laki dan cewek chinese yang sedang asyik berpelukan tanpa busana. Sempat terlintas di pikiran saya bahwa guru privat les saya ini sedang “horny”.
Setelah Miruko melihat saya memperhatikan layar televisi, dia buru-buru mematikan pesawat televisi dan mengajak saya duduk di ranjang sambil menanyakan apa yang saya ingin pelajari.Setelah itu, saya mencoba bicara kepada dia.
“Wo Yao Wen Ni (aku mau tanya nih)”, tetapi karena saya melafalkan dengan nada yang salah, dia tersenyum kepada saya sambil mengecup bibir saya dengan bibirnya. Saya kaget bercampur senang dan menanyakan kenapa.
Dia menjelaskan bahwa saya barusan ngomong kalau saya mau cium dia, makanya dia suka saja karena dia bilang saya tampan seperti bekas pacarnya yang sudah meninggal karena kecelakaan di pesawat terbang.Melihat gelagatnya yang menguntungkan buat saya, saya membalas ciuman bibirnya sambil tangan saya mengelus-elus payudara dia yang ternyata sudah mengeras dan mungkin saja akibat pengaruh VCD yang dia tonton di TV.
Sambil terus memainkan tangan saya di dada Miruko, saya mengulum bibirnya dan saya sempat surprise karena dia mahir sekali memainkan lidahnya.Beberapa menit kemudian, dia melepaskan ciumannya dan dia memberitahu arti kata “ciuman” di dalam bahasa Mandarin.
Dia juga mengenalkan bagian tubuhnya dan tubuh saya dalam bahasa Mandarin. Saya hanya mengangguk sambil berusaha bertanya pada Miruko dengan menggunakan bahasa Mandarin. Setelah itu, saya menyuruhnya untuk berbaring dan saya mendekatkan mulut ke dalam vaginanya dan sebelum saya mencium vaginanya, saya menyuruh dia untuk ngomong kotor dalam bahasa Mandarin seandainya dia merasa nikmat walaupun saya cuma tahu sedikit kata kata kotor dalam bahasa Mandarin.
Kemudian, saya mencium klitorisnya dan memainkan lidah saya di klitoris cewek Beijing ini. Miruko merintih-rintih dengan penuh kenikmatan dan dia mulai mendesah-desah dan mengeluarkan bahasa “dewa”nya dan saya tahu bahwa dia sedang berbicara kotor karena merasakan kenikmatan yang maha dahsyat ini.
“Slurpp”, lidah saya terus merajalela menjelajahi lubang kenikmatan Miruko dan 15 menit kemudian, kepala saya dijepit dengan kuat oleh Miruko sehingga saya menjadi susah bernafas dan pada saat yang bersamaan, dia berteriak dan mengeluarkan bahasa Mandarin yang artinya,
“Gue klimakss.., sayy..” dan tubuh dia bergetar secara hebat.Saya tidak puas dengan permainan ini walaupun saya tahu dia sudah puas, saya mulai mengeluarkan “burung” saya dari dalam CD dan saya mulai memasukkan penis saya di dalam vaginanya tanpa memberitahukan dia yang masih menikmati momen-momen kenikmatan itu.
Saat saat memasukkan penis ke dalam vaginanya, dia kaget dan berteriak lirih dalam bahasa Mandarin yang artinya, “Joee.., sakitt..”, tapi aku diam saja dan terus memasukkan penis saya sampai kira-kira menyentuh rahimnya.
Setelah sampai di ujung liang kenikmatannya, saya mencium bibirnya dan dia membalas ciuman saya dengan panas dan agresif dan tangan saya bermain-main dengan liarnya di payudaranya.
“Hmm.., Ahh.., inii pertama kali saya main dengan orang Indonesia”, katanya dalam bahasa Mandarin yang kadang-kadang bercampur dengan bahasa Inggris. Saya memainkan penis saya di dalam liang surgawinya, cukup lama sekitar 1 jam, tapi saya tahu bahwa dia sudah mencapai puncak surgawi sekitar 4 kali.
Tetapi saya belum merasa puas (terus terang saya termasuk Hiperseks apalagi ini adalah kesempatan pertama kali bisa merasakan liang surgawi seorang gadis cina asli), saya meminta dia untuk membelakangi saya dan saya mulai memasukkan penis saya ke anusnya.
Tiba-tiba dia berteriak dengan penuh sensasi dan berkata, “Joe.., kamu adalah pria terhebat.., bahkan eks saya tidak bisa memuaskan saya begini banyak.., arghh.., ohh..”, sambil menggoyang-goyangkan pantatnya yang membuat saya menjadi semakin nikmat.
Setelah beberapa lama, saya merasa tidak kuat lagi menahan kenikmatan ini dan saya mengeluarkan “senjata” saya dari anusnya dan menyuruh dia untuk menghisap penis saya. Saya sungguh kaget karena dia menyambut tawaran saya dengan senang hati dan saya tiduran sementara penis saya dihisap oleh Miruko dengan nafsunya.
Dia menghisap hisap penis saya seperti anak kecil yang sedang mengemut permen loli atau ice cream. Makin lama dia menghisap, makin cepat hisapan dia yang membuat saya merasakan sensasi yang luar biasa dan di suatu waktu, saya mempercepat gerakan saya sehingga Miruko juga mempercepat hisapannya dan,
“Arghh.., guee keluarr.., Mirukol”, teriak saya dalam bahasa Mandarin dan di saat saya sedang bergetar hebat, saya bisa melihat sperma saya sedang memenuhi mulut Miruko dan setelah dia melepaskan penis saya dari mulutnya, saya melihat dia menelan sperma saya semuanya dan perasaan saya sungguh puas sekali dengan perlakuannya.
Akhirnya saya tidak jadi les privat karena sudah terlalu lama bercinta dengannya. Saya kecapaian dan tertidur sambil memeluk dia di atas dada saya. Sekali-kali saya mencium kening dan mulutnya dan dia membalasnya dengan mesra dan dia hanya berkata “Xie Xie.., Ni Hen Li Hai (Terima kasih, kamu hebat sekali)”.
Sesudah kejadian ini, saya dan Miruko menjadi sangat akrab seperti orang pacaran walaupun kami tidak pacaran dan hubungan ini terputus karena dia akan pindah sekolah ke Guang Zhou untuk menemani nenek dan adiknya.
Sewaktu dia akan pergi meninggalkan Beijing, saya menemani dia ke Airport dan kami berciuman dengan mesranya sebelum dia masuk ke pesawat untuk terbang ke Guang Zhow. Wo Zhen De Hen Xiang Ta (Aku benar benar merindukan dia.., terutama liang surganya yang asyik)
Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri.
Perawanku – Cerita Sex Merengut Perawan Pacarku Disaat Rumah Sepi, Lia adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Lia, aku ingin menikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit.
Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu. Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar.
Tidak terasa, selesailah film panas yang sedang kami tonton. Suara Lia akhirnya memecahkan keheningan.
Oom, tuh tititnya berdiri lagi. kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.
Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya? jawabku santai.Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih.
Lia sepertinya ingin menanyakan sesuatu.Pertanyaannya apa? tanyaku.Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke apa tuh, Lia ngga ngerti? tanya Lia.
Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan? jawabku menerangkan.Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama.
Lia membenarkan jawabanku.Itulah seninya olahraga beginian Lia, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa.
Kataku memberi penjelasan ke Lia.Lia sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu? tanya Lia lagi.
Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa. jelasku.Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.
Lia harus tahu, jika Lia melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak. tambahku. Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.
Lia yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.Emang gitu kok. Ee, mumpung masih siang nich, mama Lia juga masih lama pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana? aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Lia, pastilah luar biasa.
Ayolah! Lia mengiyakan.Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Lia.
Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Lia merasakan apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas.
Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun.
Lia hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.
Kusuruh Lia untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Lia telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satu persatu.
Aku melihat Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.
Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Lia yang baru tumbuh.
Baru saja aku berpikiran seperti itu, Lia sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Lia yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku.
Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.
Payudara Lia memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati.
Warna puting susu Lia coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Lia menyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana dalamnya. Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai.
Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.
Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Lia berbicara.Oke, sekarang dimulai yaaa?Kuberi tanda ke Lia supaya tiduran di sofa.
Pertama sekali aku meminta ijin ke Lia untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Lia memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yang penting bagiku, aku merasakan liang perawannya dan menyetubuhinya siang ini.
Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Lia hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.
Setelah puas aku menciuminya, Lia, boleh ngga Oom netek ke Lia? tanyaku meminta.Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar seperti punya mama. kata Lia sedikit protes.
Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan lebih enak. kilahku meyakinkan Lia.Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja. jawab Lia akhirnya memperbolehkan.Dijamin deh ngga sakit, malahan Lia akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara. jawabku lagi.
Segera saja kuciumi puting susu Lia yang kiri, Lia merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Lia mulai mengalami penegangan total.
Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian. Lia melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir.Oom, kok enak banget nihhh oohhh enakkk desah Lia keenakan.Lia terus merancau
keenakan, aku sangat senang sekali. Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Lia sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku.
Lia, kocok dong tititnya Oom Agus. aku meminta Lia untuk mengocok batang kemaluanku.Lia mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan.
Aku memakluminya, karena Lia masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Lia tersebut, maka kuminta Lia untuk menghentikannya.
Selanjutnya, kuminta Lia untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Lia langsung saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Lia yang merekah.
Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Lia yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Lia yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubangnya.
Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Lia dengan lembut, Lia kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis.
Meram melek kulihat mata Lia menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot klitorisnya. Lia menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.Oom, enak banget sih, Lia senang sekali, terussinnn pinta Lia.
Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Lia, dan Lia semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Lia hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.Oommm ssshhh Lia mau pipis nich..
Lia merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.Tahan dikit Lia tahan yaaa sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.
Udah ngga tahan nich Oommm aahhhTubuh Lia mengejang, tangan Lia berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya.
Lia ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak.
Itulah cairan mani nikmatnya Lia.Oohhh Oom Agus Lia merasa lemes dan enak sekali apa sih yang barusan Lia alami, Oom? tanya Lia antara sadar dan tidak.
Itulah puncaknya Lia.., Lia telah mencapainya, pingin lagi ngga? tanyaku.Iya.. iya.. pingin Oom jawabnya langsung.Aku merasakan kalau Lia ingin merasakannya lagi.
Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Lia istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Lia untuk meminumnya.
Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin Lia dalam keadaan segar bugar.
Tidak berapa lama, Lia kulihat telah kembali fit.Lia tadi Lia sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Lia ingin mencapainya lagi kan..? bujukku.
Iya Oom, mau dong Lia mengiyakan sambil manggut-manggut.Ini nanti bukan puncak Lia saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Lia kataku lagi menjelaskan.Final? Lia mengernyitkan dahinya karena tidak paham maksudku.
Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Lia, Oom jamin Lia akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi. akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.
Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Lia kan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu Lia sambil menunjuk lubang nikmatnya.Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..? pintaku lagi.Iya deh Oom Lia secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.
Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Lia yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku, memang sangat sulit untuk memasukkannya.
Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Lia merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit karena merasa perih.
Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.BlusssLia menjerit cukup keras, Ooommm tititnya sudaaahhh masuk kkaahhh?Udah sayang tahan ya kataku sambil mengelus-ngelus rambut Lia.
Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Lia ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti.
Beberapa waktu, Lia pun sepertinya sudah merasakan enak. Setelah cairan mani Lia yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah.
Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata. Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.
Sambil kuterus berpacu, puting susu Lia kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Lia aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya.
Aku merasakan Lia sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Lia. Aku ganti posisi.
Jika tadi aku yang di atas dan Lia yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di bawah dan Lia yang di atas. Lia seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang surga Lia.
Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Lia di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku.
Aku menegang hebat.Crruttt crrutttCairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Lia, sedangkan Lia sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia.
Lia kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Lia langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya.
Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.
Keesokan harinya, Lia mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.